Hilang.

1.3K 169 34
                                    

So ... Here we go :D

🎈

"Apa yang sedang kau pikirkan, Jin?"

Nyonya Song merasa mulutnya gatal bila tak berkata demikian.

Seokjin yang sedari tadi menunduk-tak terlihat mencurigakan karena lengannya sibuk merapikan satu persatu tangkai bunga, nampak kaget mendengar kata-kata dari Nyonya Song. Alhasil terbongkar sudah semua; tentang pikiran yang sedari Seokjin pendam.

"Tidak ada, Nyonya. Aku ha—"

Belum sempat menuntaskan kata, Nyonya Song memotong cepat, "Kau bohong, Jin. Sudah kukatakan bukan? Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dariku. Katakan, ada apa?"

Menghela napas perlahan lengkap dengan pandangan tak diam, Seokjin tak yakin akan hal yang akan dibicarakan.

Sedang Nyonya Song menatap intens, bergeming cukup lama, hingga pada akhirnya Seokjin terpaksa membuka mulut, "I-ini tentang mereka, Nyonya." Samar-samar suara terdengar, Seokjin sedikit malu akan hal itu.

"Ya ampun, sampai kapan kau memikirkan mereka terus?"

Seokjin mengangkat pandangan, melayangkan tatapan 'iya' kemudian irisnya bergerak gelisah.

"Ini semua tentang Yoongi? Juga Hyeji?" Ia meletakkan gunting di meja, kemudian melangkahkan tungkai perlahan; menghampiri Seokjin dengan senyum tipisnya.

Seokjin menatap Nyonya Song ala kadar, "Iya."

"Sudahlah, jangan terlalu sering memikirkan mereka ... Toh mereka juga tidak peduli lagi padamu bukan?"

"Kau harus memikirkan dirimu sendiri, Jin-ah ... Pikirkan masa depanmu, kau bisa membuat mimpimu utuh kembali...." Seraya menepuk pundak perlahan, Nyonya Song berdiri dekat di sampingnya.

Seokjin menoleh, menatap ragu kedua manik itu dengan perasaan tak keruan. Sebelum pada akhirnya Seokjin menerima kenyataan bahwa semua yang Nyonya Song katakan benar adanya.

Logika Seokjin tak bisa mengelak, meski hati telah berkata lain—berkata jikalau Seokjin seharusnya tak bersikap sebegitu tak acuhnya pada Yoongi.

"Aku hanya merasa ... Semakin sibuk dan menghabiskan waktu lebih banyak di rumahmu—"

"Bu." Ah, hampir saja Seokjin mengatakan kata itu.

"Lalu? Kau ingin bagaimana?"

"Apakah Nyonya tidak keberatan," sempat tertunduk ragu, akhirnya Seokjin memberanikan diri,

"jika aku tinggal di sini?"

Ucap Seokjin tanpa ragu.

🎈

Hampir satu minggu Min Yoongi merasa sendirian di rumah.

Jadi, menghela napas dalam seraya memejamkan mata dilakukan guna mengusir setan yang bisa saja bercokol di dalam hatinya akan mengambil alih akal sehat Yoongi sewaktu-waktu—seperti Seokjin misalnya.

Hari itu pukul tiga pagi, rumah kediaman keluarga Min sangat hening. Seolah-olah meskipun kau menjatuhkan jarum, suaranya akan terdengar.

BERILIUMWhere stories live. Discover now