'Dia' yang Akan Tergantikan.

868 118 8
                                    

Hi! (~‾▿‾)~
Untuk part ini agak panjang ....
Moga suka ya! ( ꈍᴗꈍ)





🎈

Seokjin sebenarnya sangat mengerti.

Bahkan terlampau mengerti.

Terlebih ketika Nyonya Song datang pada dua hari sebelumnya, berkata jikalau sang ibu akan tiba ketika Yoongi telah membaik—karena mereka bilang Min Hyeji dalam kondisi tidak stabil dan akan memperburuk keadaan bila Seokjin menemuinya.

Maka, Nyonya Song menyatakan bahwa Seokjin tidak boleh menemui wanita itu untuk saat ini. Bahkan ia menyarankan pada Seokjin untuk tinggal di rumahnya sementara waktu setelah Min Hyeji kembali ke rumah sakit.

"Tapi, kenapa?" Pikirnya.

"Kenapa aku harus ikut denganmu, Nyonya? Aku ingin bersama keluargaku." Ia merasa tidak setuju dengan usulan wanita itu.

Helaan napas terdengar, Nyonya Song menyentuh pundak perlahan, menatap lekuk mata Seokjin kemudian berkata, "Jin, ini semua demi dirimu ... Aku hanya ingin kau mengerti, Hyeji saat ini pikirannya kacau dan aku tak ingin dia menyakitimu ...."

"Ta-tapi—"

"Kau tak mengerti?" Potongnya.

Kemudian alis Nyonya Song tertekuk, tatapan itu kini terlihat tegas, menandakan bahwa Seokjin harus mendengar apa saja yang akan keluar dari mulutnya.

"Ibumu, Min Hyeji."





"Ia benci padamu."

Seokjin tak mampu membalas juga menyangkal, ia hanya bisa terdiam karena merasa tertampar dengan apa yang baru saja Nyonya Song katakan padanya. "Kau pun menyadarinya bukan? Kau tidak diharapkan lagi di sana ... Untuk apa kau bertahan?"

Pemuda itu tak mampu mengangkat pandangan, pupilnya mengarah ke bawah lengkap dengan alis tertekuk—berusaha merangkai kata agar ia bisa membuktikan bahwa dugaan Nyonya Song pada ibu dan Yoongi salah. Beberapa detik kemudian ia menjawab, "Aku telah berjanji, Nyonya."

Wanita di hadapan hanya mampu tertawa, ia rasa alasan Seokjin sama sekali tidak masuk akal. "Janji apa? Pada Jaehwan? Jin, kau sudah berusaha semampumu ... Lihatlah kenyataannya sekarang, apakah kau berhasil membuat mereka bahagia? Apakah kau berhasil melihat senyum dari Hyeji karena usahamu sendiri? Apa kau bisa melindungi mereka? Terutama Yoongi?" Kemudian membuang napas kasar, Nyonya Song nampak ingin segera menyelesaikan percakapan ini dan bisa membujuk Seokjin untuk tinggal bersama.

"Dengar, nak—" Ia menggenggam tangan Seokjin, meremas erat serta berusaha untuk meyakinkan.

"Ibu adalah satu-satunya orang menyayangimu ... Sepenuh hatiku. Aku mengerti akan rasa sakitmu, Jin. Aku sangat mengerti ... Ibu tidak ingin kau terluka lebih dari ini, sayang. Kau berhak bahagia, kau berhak untuk tersenyum ...." Ia menangkup pipi Seokjin dengan lembut, netra mereka saling bertemu. Seokjin bisa merasakan kesedihan yang tersirat dibalik mata hazel milik Nyonya Song, ia tampak sangat menyayanginya.

Dirasa tak ingin menangis meski kini air matanya telah menggenang, Seokjin bersicepat mengusap mata secara kasar dengan tangannya. "Ya? Jin, ikutlah denganku."

BERILIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang