Krusial.

1K 152 12
                                    

🎈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎈

"Pasien hipovolemik dok!"

Suster melapor, ia berkata demikian pada dokter yang baru saja datang menghampiri seraya mendorong brankar dari ambulans.

Keadaan cukup ramai terlihat. Seluruh instansi rumah sakit sibuk kedatangan pasien korban tabrak lari yang kini tengah mengalami perdarahan hebat—terlebih dua remaja mengekor di belakang, kondisi semakin tak keruan.

Seokjin hanya bisa mengikuti kemana arah brankar membawa Yoongi pergi dengan jantung yang memompa darah sangat cepat—serasa menekan tulang rusuk secara brutal.

Hingga pada akhirnya, Yoongi menghilang.

Seokjin tak dapat melihat Yoongi lagi tatkala suster bersikeras untuk menutup pintu dengan lampu merah menyala di atasnya—menyatakan bahwa Yoongi memasuki ruangan gawat darurat.

Sempat kukuh, tak ingin membiarkan sang adik berjuang sendirian di sana, ia memaksa masuk. Namun kini Seokjin hanya terlihat mematung, peluh membanjiri dengan napas tersengal hebat.

Ia tak dapat memaafkan dirinya sendiri.

"Jin ...."

Jimin hendak menghampiri, mencoba membujuk Seokjin agar pergi dari sana—untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

"Tenanglah, Yoongi pasti akan baik-baik saja ...." Ucapnya.

"Kau harus dirawat Seokjin ... Lihat, lenganmu patah!"

Sedang Seokjin masih terdiam hanya menatap nanar meski kedua manik itu basah, tak dapat berkata; dadanya terasa tertindih batu besar.

'Bagaimana Yoongi?'

'Tuhan, tolong selamatkan dia.'

'Kumohon, Tuhan.'

'Tolong selamatkan adikku.'

Pada detik setelahnya, rasa perih menggerogoti tubuh Seokjin tanpa henti, kini menjalar hingga kepala berputar hebat, mengambil alih pandangan menjadi gelap seiring dengan rasa sesak yang seolah-olah membuat napas Seokjin terhenti.

Tubuh itu seketika ambruk—tak dapat menahan lagi, membentur keras pada lantai begitu saja.

"JIN!"

Satu kata terdengar sebelum rasa sakit itu merenggut kesadaran Seokjin secara mutlak.

🎈

'Rasanya hangat.'

Yoongi tak ingin pergi.

Ia tengah terlentang bebas disebuah padang rumput yang luas.

Menatap langit yang terik, namun tidak menyilaukan mata.

Semilir angin kerap menerpa wajah si pemuda, membuat surai hitam legam itu menari-nari kecil—lengkap dengan kemeja putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

BERILIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang