Enam Puluh Tiga

27.7K 1.5K 8
                                    

Jangan lupa VOTE, KOMEN, dan SHARE:)
.
.
.
HAPPY READING

Arka sudah kembali ke rumah sakit. Dia sedang berada diruangan Maura karena Maura sudah siuman.

"Gimana keadaan kamu dek?" tanya Arka.

"Gak papa" jawab Maura.

Dia memang tidak mengalami luka serius, hanya saja pipinya masih terasa sakit bahkan membiru. Begitu juga dengan sudut bibirnya yang membengkak.

"Kamu ngga trauma kan?" tanya Arka lagi.

"Trauma si ngga, mungkin ya agak sedikit takut aja" jawab Maura.

Arka menghela napasnya, bersyukur.

"Mending Kakak ke ruangan kak Nara, cek kondisinya" suruh Maura.

"Nara belum bangun" Arka berkata dengan lesu.

Baru saja mengucapkan itu, pintu ruangan Maura terbuka menampilkan sosok mama Nara dengan wajah paniknya.

"Arka" panggil mama Nara.

"Eh, iya tan. Kenapa?" tanya Arka bingung.

"Sebelumnya maaf mengganggu" Mama Nara berbicara dengan nada tidak enak.

Risha dan Delvin yang tengah duduk disofa mengangguk memaklumi, begitu juga dengan Maura. Sedangkan Arka sudah berdiri dihadapan Mama Nara.

"Ada apa tan?" tanya Arka lagi.

"Nara udah siuman, dia nanyain kamu" jawab Mama Nara.

"Oh, iya Arka kesana sekarang" Arka pergi begitu saja.

Risha dan Delvin hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat tingkah anak sulung mereka.

"Ya udah, saya kembali ke ruangan Nara. Sekali lagi maaf mengganggu" pamit mama Nara.

"Tidak apa-apa, nanti kita juga kesana" jawab Delvin diangguki Risha.

Dan diruangan Nara, kini Nara tengah menangis sambil berteriak ketakutan. Papa dan Mama Nara tidak berani mendekat karena Nara selalu berteriak meminta siapa pun yang mendekat untuk pergi. Dan hanya satu orang yang seperti nya dia percaya yaitu Arka.

Arka masuk kedalam ruangan Nara tanpa permisi. Lalu mulai mendekat kerahan Nara yang masih menangis sambil menunduk.

"Nara" panggil Arka pelan.

ARKANARA (Selesai)Where stories live. Discover now