Empat Puluh Tiga

25.8K 1.6K 16
                                    


Jangan Lupa VOTE, KOMEN dan SHARE 😉
.
.
.
💜 HAPPY READING 💜

Malam hari nya, selesai makan malam Nara langsung kembali ke kamarnya. Kembali, Nara duduk melamun di atas tempat tidurnya.

Raganya memang mungkin ada disana, tapi pikirannya melayang ntah kemana. Memikirkan berbagai hal yang membuatnya pusing sendiri.
Di pikirannya tidak jauh-jauh dari Arka, Arka dan Arka. Satu-satunya orang yang membuat pikirannya tidak bisa berpikir yang lain.

Nara harus bisa melupakan, dia tidak boleh egois dengan memaksa Arka terus bersama nya karena jika begitu itu sama sama saja membuat Arka tertekan dan tambah mempersulit keadaan.

Karena bagi Nara level tertinggi dari mencintai adalah ketika mengikhlaskan dirinya yang kita cintai bahagia dengan pilihannya. Dalam Artian Nara akan berusaha ikhlas, agar Arka juga bahagia dan tidak merasa terbebani dengan perasaannya.

Tiba-tiba ponsel yang sedari tadi dia simpan diatas nakas berbunyi, Nara pun meraihkan kemudian menjawab panggilan tersebut tanpa membaca siapa sang penelpon.

"Hallo" sapa Nara.

"Hallo Ra" panggil orang itu.

"Siapa?" tanya Nara.

"Ini gue, Reval" jawab orang tersebut yang ternyata Reval.

"Oh, maaf gue gak baca namanya dulu soalnya" kata Nara.

"Iya gak papa"

"Ngomong-ngomong tumben lo telpon?"

"Gue mau ajak lo jalan, mau gak?"

"Gimana ya?" Nara nampak berpikir.

Sepertinya tidak ada salahnya kan dirinya pergi bersama Reval. Lagian mereka hanya sebatas teman. Itung-itung juga dirinya menghibur diri.

"Gimana? Kalo mau ntar gue jemput" tanya Reval.

"Boleh deh" jawab Nara.

"Oke, 25 menit lagi gue sampe" kata Reval.

"Iya" kata Nara.

Setelah itu sambungan telpon pun terputus. Dengan segera Nara bersiap-siap untuk pergi bersama Reval.

Sekitar 15 menit Nara selesai bersiap, kemudian setelah semuanya selesai Nara turun ke bawah. Dia berniat menunggu Reval diteras depan saja.

Sampai dibawah tepatnya saat dia melewati ruang keluarga, disitu ada kedua orang tuanya yang tengah menonton televisi.

"Mau kemana?" tanya Papa.

"Nara keluar ya, sama temen" Nara meminta Izin.

"Sama pacar kali" goda sang mama.

"Bukan" jawab Nara cepat.

"Ya udah jangan pulang malem-malem" kata sang Papa.

"Oke, Nara keluar ya. Assalamualaikum" pamit Nara.

"Waalaikumsalam" jawab mama dan pala Nara bersamaan.

Nara duduk di kursi yang ada diteras rumahnya. Menunggu kedatangan seorang Reval.

Sambil menunggu dan mengusir bosan, Nara memainkan ponselnya. Hingga hampir sepuluh menit, Reval pun datang dengan menggunakan mobilnya.

Nara pun langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Reval yang ada di depan gerbang rumahnya.

"Udah siap?" tanya Reval yang sudah berdiri disamping mobilnya.

"Udah, ayo berangkat" ajak Nara.

Reval mengangguk, kemudian mereka masuk kedalam mobil dan Reval pun langsung melajukan mobilnya.

"Kita mau kemana?" tanya Nara.

"Pasar malam?" tanya Reval.

"Emang ada?" tanya Nara.

"Gak tau" jawab Reval.

"Ih Reval, kirain beneran ada" kesal Nara sambil mencubit lengan Reval dan itu membuat Reval mengaduh kesakitan.

"Sakit Ra, aduh" keluh Reval.

"Mangkanya serius" kesal Nara.

"Lo mau gue seriusin? Ayo lah langsung ke KUA" kata Reval.

"Ih bukan itu" Nara semakin kesal.

"Serius Ra, kalo mau gue seriusin ya ayo. Gue tikung lo dari Arka nih" kata Reval lagi.

"Revalllll" teriak Nara.

Reval tertawa melihat tingkah Nara.

Mereka pun sudah sampai di tempat tujuan, dan tempatnya itu mall. Sudah jelas jika ke mall tujuan utama Nara adalah timezone.

"Ayo turun" ajak Reval.

"Ayo" kata Nara semangat.

Mereka berdua turun dan mulai memasuki mall tersebut. Nara dengan semangatnya menarik tangan Reval. Reval hanya menurut, mengikuti kemanapun Nara membawanya.

Sampai di timezone, Nara langsung bermain sesukanya. Semua dia coba, tak lupa dia juga mengajak Reval untuk ikut bermain.

Setelah puas ditimezone, Nara dan Reval kembali berkeliling, mulai dari kedai ice cream, toko aksesoris toko baju dan apapun mereka kunjungi.

Hingga kini, mereka berdua merasa lelah dan terdampar lah mereka berdua didalam sebuah restoran.

Mereka sedang menikmati makanan mereka. Jam pun sudah menunjukan pukul 9 malam.

"Makasih buat hari ini" kata Nara.

Reval mengangguk lalu tersenyum, "Iya, apapun asal lo seneng" kata Reval.

"Dih apaan sih" kata Nara.

Setidaknya untuk sesaat Nara bisa melupakan Arka. Meski hanya sebentar. Ntah jika sampai dirumah dan berdiam diri dikamar, apakah Nara akan kembali ingat dengan Arka? Ntahlah lah, lihat saja nanti.

"Mau pulang?" tanya Reval.

"Iya nih, udah malam" jawab Nara.

Reval mengangguk kemudian membayar makanan mereka. Setelah itu mereka pun berjalan keluar restoran.

"Besok, lo sekolah dijemput Arka gak?" nah kan. Belum juga sampai dirumah dan didalam kamar. Nara sudah kembali diingatkan dengan sosok Arka.

Reval yang belum mengetahui Arka dan Nara sudah tidak ada hubungan pun jelas bertanya terlebih dahulu. Takut saja seperti waktu itu, Arka juga menjemput Nara dan yang Nara pilih jelas Arka.

"Ngga tuh, kenapa emang?" tanya Nara.

"Gue mau jemput, boleh?" tanya Reval.

"Boleh" jawab Nara.

"Oke deh, besok gue jemput" kata Reval dan Nara mengangguk.

.
.
.
.
.
.

TBC

14 Mei 2020
Revisi : 6 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Where stories live. Discover now