Dua Puluh Tiga

30.3K 2.1K 181
                                    


Happy Reading:)


Seminggu setelah acara ulang tahun Maura, kini kelas dua belas sedang melaksanakan ujian nasional dan kelas sepuluh juga sebelas diberi kesempatan untuk belajar dirumah selama empat hari, dan ini adalah hari ketiga.

Bukannya belajar, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan waktu tersebut untuk pergi bermain dan berjalan-jalan.

Padahal, setelah kelas dua belas selesai melaksanakan ujian nasional, kelas sepuluh dan sebelas langsung melaksanakan ujian kenaikan kelas.

Berbeda dengan yang lain, Nara memilih untuk berdiam diri dirumah dengan ditemani cemilan dan laptop yang dia gunakan untuk menonton film.

Nara hanya akan keluar rumah jika diajak oleh Via atau Arka.

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu kamarnya diketuk membuat Nara bangkit dan berjalan kearah pintu rumah.

"Kenapa bi?" tanya Nara kepada bibi, asisten rumah tangga di rumahnya.

"Ini non ada paket" kata bibi sambil menyerahkan sebuah paket.

"Dari siapa?" tanya Nara.

"Gatau non" jawab Bibi.

"Oh ya udah makasih bi" kata Nara.

Bibi pun mengangguk kemudian pamit undur diri, Nara pun juga sama dia kembali masuk kedalam kamar nya.

Nara berjalan menuju tempat tidurnya, kemudian Nara duduk di sana.

"Dari siapa ya" gumam Nara.

Karena merasa penasaran, akhirnya Nara pun membuka paket tersebut. Paket tersebut tidak besar dan itulah yang mambuat Nara penasaran akan isinya.

"Coklat?" tanya nya pada diri sendiri ketika paket tersebut berhasil dibuka dan isinya coklat.

"Gak ada surat atau apa-apa nya" kata nya lagi.

Nara pun membuka coklat tersebut. Saat bungkus coklat tersebut telah tebuka, sebuah surat jatuh ke pangkuan nya.

Nara pun membuka surat tersebut dan membacanya secara perlahan.

Mulai dari sekarang, saat lo buka coklat itu dan baca surat ini. Detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, bulan ini, dan tahun ini. Lo Naraya Sahfa Aerlangga jadi PACAR gue!

Arka><

Nara melongo sesaat setelah membaca surat tersebut, dan detik berikutnya dirinya tertawa terbahak-bahak.

"Hahahah, ini maksudnya dia nembak aku" kata Nara.

"Cara nya unik" kata nya lagi.

Kemudian Nara kembali tertawa saat melihat membaca nama pengirim, apalagi saat melihat emoticon nya membuat Nara geli sendiri.

Nara pun dengan segera meraih ponselnya dan menghubungi Arka.

**

Dilain tempat kini Arka sedang berkumpul di base camp nya bersama anak-anak fire.

Mereka semua ada yang bermain ps, game online dan beberapa kesibukan lain, dan yang Arka lakukan adalah bermain ps.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Arka memberikan stik ps nya kepada Eza yang kebetulan hanya menonton dan tidak melakukan apa-apa.

"Gue angkat telpon dulu" kata Arka.

Kemudian dia sedikit menjauh dari para sahabatnya karena keadaanya sangat bising. Saat sudah sedikit menjauh, Arka melihat ponselnya dan ternyata yang menelponnya adalah Nara. Dengan segera Arka pun mengangkatnya.

"Hallo" sapa Nara disebrang sana.

"Waalaikumsalam" sindir Arka.

"Heheh, lupa, Assalamualaikum"

"Kenapa?" tanya Arka.

"Makasih buat paket nya"

"Lo udah baca suratnya?"

"Udah, jadi sekarang kita pacaran?"

"Kata siapa?" pancing Arka.

"Kan Kakak yang bilang disurat itu"

"Ya terserah lo".

"Ih kok terserah aku si".

Suara Nara terdengar kesal.

"Ya iya lah terserah lo, kalo lo terima ya pacaran tapi kalo nolak ya tetep gak bisa, soalnya gue maksa".

"Aku terima, pokonya aku terima"

Arka tertawa mendengar nya.

"Ya udah, gue tutup" kata nya.

"Oke pacar, bye bye"

"Alay" kata Arka setelahnya dia mendengar tawa Nara yang sangat renyah.

Arka pun mematikan telponnya dan kembali bergabung bersama yang lainnya.

***

Seorang gadis tengah duduk di salah satu tempat duduk yang ada di sebuah cafe. Dia sedang menunggu seseorang untuk membicarakan sesuatu.

Seseorang yang sedari tadi dia tunggu pun datang dan langsung duduk di hadapannya.

"Lama lo" ketus gadis itu.

"Macet" jawab laki-laki itu.

"Ada yang mau gue omongin sama lo"

"Ngomong aja" kata lelaki itu.

"Lo mau kerja sama sama gue?" tanya gadis itu.

"Urusan apa?"

"Kita buat Arka dan Nara jauh"

"Gue gak mau" tolak lelaki itu.

"Kenapa?"

"Ya karna gue gak mau"

"Keuntungannya banyak, saat mereka pisah. Lo bisa dapetin Nara dan gue Arka. Karna gue tau lo suka sama Nara".

"Gue tetep gak minat"

"Bukannya lo udah pernah di tolak? Apa lo ngga sakit hati?"

"Ngga, karna gue tau cinta gak bisa di paksa. Gue juga udah punya pacar".

"Munafik! Mustahil lo bisa secepat itu lupain Nara"

"Itu kenyataan nya, gue udah relain dia".

"Gak guna, sana lo pergi" usir gadis itu.

"Dengan senang hati" kata lelaki itu dan langsung pergi meninggalkan gadis itu.

"Sialan, apapun caranya gue harus dapetin Arka" katanya.

.
.
.
.
.

TBC

14 April 2020
Revisi : 5 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن