Empat

43.4K 3.1K 41
                                    

Happy Reading:)
.
.
.
.
.

Jam istirahat Nara gunakan untuk pergi ke perpustakaan, Via sudah memaksanya untuk ikut pergi ke kantin tapi Nara menolak karena dia ingin mencari ketenangan dan tujuannya adalah perpustakaan, membaca novel dan tertidur adalah pilihan terbaik bagi Nara.

Nara mulai menyusuri setiap rak yang ada diperpustakaan, cukup sepi keadaanya bahkan hanya ada beberapa siswa saja. Karena memang kebanyakan mereka sedang mengisi perut.

Nara sampai dirak berisi berbagai novel, matanya menangkap sebuah novel yang menurutnya akan seru jika dibaca, tapi sayang letak novel itu berada dijejeran cukup tinggi hingga membuat Nara cukup kesusahan untuk menjangkau nya.

"Aihh, susah banget" keluh Nara dan berusaha mengambil novel tersebut dengan cara melompat-lompat.

"Ihhh, kesel deh. Kenapa ditaronya tinggi-tinggi sih" kesal Nara.

Tanpa sadar, tubuh Nara hilang keseimbangan karena kakinya terkilir dan membuat nya terjatuh, tapi untungnya ada seseorang yang dengan sigap menahan tubuhnya.

Ternyata orang itu adalah Arka, yang kini menjunjukan wajah dingin dan datarnya.

Nara langsung melepakan diri dari pelukan Arka, tapi lagi-lagi kakinya tidak bisa dikompromi, hingga terpaksa Nara harus duduk dilantai perpustakaan.

"Hiks, sakit banget" keluh Nara sambil menangis.

Arka ikut berjongkok dihadapan Nara, dia mulai menyentuh kaki Nara yang terkilir membuat Nara sedikit berteriak.

"Awww, sakit ish" kesal Nara sambil memukul lengan Arka yang tadi menyentuh kakinya.

Arka mendengus, "Diem" ketusnya.

"Sakit ih jangan digituin" kata Nara.

"Daripada tambah parah, lo mau gak bisa jalan?" tanya Arka.

"Ya ngga lah" jawab Nara cepat.

"Yaudah diem" kata Arka.

Arka mulai memijat kaki Nara, sesekali juga Nara meringis karena sakit. Jangan tanya kenapa Arka ada disini, karena memang niatnya tadi akan meminjam buku untuk bahan dia membuat tugas, dan tak sengaja matanya menangkap sosok Nara yang sedang melompat agar bisa menggapai sebuah buku.

"Lagian lo kenapa si?" tanya Arka.

"Aku mau ambil buku, tapi susah bukunya tinggi" keluh Nara.

"Mangkanya, jangan pendek" ledek Arka.

"Ih Aku gak pendek ya, cuma belum tinggi aja" sangkal Nara.

"Sama aja" cuek Arka.

Arka bangkit dari jongkoknya, setelah itu tangannya terulur untuk membantu Nara berdiri.

"Ayo bangun, lo gak denger bel udah bunyi" kata Arka.

Nara menerima uluran tangan Arka, dan langsung mengucapkan terima kasih.

"Makasih kak" kata Nara tulus.

Arka hanya menganguk.

"Kak tolong ambilin dong" pinta Nara sambil menunjuk novel yang tadi ia inginkan.

"Pendek dasar" cibir Arka sambil mengambilkan novel yang Nara inginkan.

"Ngeledek terus" keluh Nara.

"Yaudah, gue duluan" pamitnya.

Nara berjalan tertatih, karena kakinya masih sedikit nyeri.

Arka yang melihat itu pun gemas sendiri, dengan gerakan kilat Arka menggendong Nara ala bridal style.

"Huaaa" teriak Nara karena kaget.

"Ihh Kak, apaan si? Malu tauu" kesal Nara.

"Lo gak bisa jalan" cuek Arka.

"Dasar manusia Es, aku bisa jalan sendiri! turunin kakkk" rengek Nara.

"Kaki lo kan sakit" jawab Arka.

"Cuma sakit, dan gak lumpuh" kesal Nara.

"Udah diem" ketus Arka.

**

Kini, Arka dan Nara sudah sampai diparkiran mobil. Ntahlah kenapa juga Arka membawa dirinya ke parkiran, padahal Nara sedari tadi meronta meminta diturunkan.

"Kenapa ke parkiran? Aku mau ke kelas Kak" rajuk Nara.

"Pulang lah" jawab Arka cuek.

"Enak aja, gak mau! Cepet turunin Aku mau ke kelas" pinta Nara.

Tanpa mendengar ocehan Nara, Arka langsung memasukan Nara kedalam mobilnya, setelah itu dia pun memutari mobilnya menuju kursi pengemudi.

"Dasar manusia es, seenaknya aja" gumam Nara dengan kesal.

"Kak Arka yang ganteng, turunin dong aku mau belajar, nanti diriku dimarahi Mama Papa kalo gak sekolah, apalagi bolos kaya gini" pinta Nara panjang lebar.

"Diem bisa gak sih" ketus Arka yang mulai kesal dengan ocehan Nara yang tiada henti.

Nara memberenggut kesal, dan memilih untuk diam dan mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Beberapa menit kemudian ternyata mobil yang dikendarai oleh Arka sudah sampai disebuah restoran, dan lebih tepatnya restoran milik Papa nya.

"Loh kenapa kesini? Katanya mau pulang" protes Nara.

"Lo gak ngasih tau alamat lo" cuek Arka membuat Nara melongo.

"Kakak gak nanyaaaa" kesal Nara.

Arka hanya mengedikan bahunya acuh, setelah itu dia keluar dari mobil sedangkan Nara masih bergeming didalam.

Arka pun membuka pintu samping, mencondongkan tubuhnya hingga jarak wajah nya dan Nara beberapa senti saja, dan itu membuat Nara kaget bukan main.

"Kak mau apa?" tanya Nara.

Arkan menatap datar kearah Nara, "Ayo turun, lo gak mau makan?" tanya Arka.

Sedangkan Nara mendengus, "Gak bawa duit, duit jajan masih didalam tas dan tasnya disekolah" jawab Nara.

"Gratis" singkat Arka.

"Ngga lah, nanti suruh cuci piring lagi" tolak Nara.

"Gak akan, udah ayo" paksa Arka.

Dengan berat hati, Nara keluar dari mobil dan berjalan dengan sangat pelan karena kakinya yang masih sakit.

Arka dengan kesal kembali menggendong Nara, membuat Nara memekik karena kaget.


.
.
TBC

1 Januari 2020
Revisi : 4 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Where stories live. Discover now