Tiga Puluh Sembilan

24.8K 1.6K 115
                                    


Jangan lupa VOTE, KOMEN dan SHARE 😉
.
.
.
💜HAPPY READING💜

"Mama bakal jodohin kalian berdua" kata Risha.

Arka diam, dia masih mencerna apa yang barusan Mama nya katakan. Apa tadi "Dijodohkan?" oh ayolah ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya, Arka sudah beranjak dewasa, dia masih bisa memilih pasangan hidup yang menurutnya lebih pantas dan lebih baik.

"Mama apaan si, pake acara jodoh-jodohan segala" kata Maura.

Bahkan disini yang kesal itu Maura, bagaimana mungkin Maura merelakan abang kesayangan kepada orang yang tidak pernah dia suka.

Sedangkan Arka masih diam, mungkin dia masih syok.

"Mama kasian sama Ersya dek" kata Risha.

"Emang dari dulu ya, selalu Ersya yang diitamain" gumam Maura yang masih bisa didengar oleh semuanya.

"Bukan gitu dek" sela Risha.

"Udah jangan ribut dulu" lerai Delvin.

Flashback On

Hari ini, Risha Delvin sudah berada dirumah sakit tempat Ersya dirawat. Dan kini mereka berdua tengah mengobrol di dalam ruangan Ersya. Ersya sedang tertidur. Sedangkan Delvin dan Risha tengah mengobrol bersama Dave dan Fella.

"Jadi apa penyebab Ersya nyakitin diri nya sendiri?" tanya Risha.

Fella pun menceritakan semuanya kepada Risha dan Delvin.

"Jadi karena Arka?" tanya Delvin.

"Bukan sepenuhnya karena Arka, Vin. Mungkin emang Ersya nya aja berlebihan" jawab Fella.

Hingga, suara seseorang mengalihkan perhatian mereka semua.

"Mama" panggil orang itu yang ternyata Ersya sudah terbangun.

Dengan segera Fella dan Risha menghampiri Ersya.

"Kamu udah bangun, mau apa?" tanya Fella.

"Minum" pinta Ersya.

Fella dengan segera menyodorkan minum kepada Ersya.

"Sya, maafin Arka ya" kata Risha tiba-tiba.

"Maksud tante?" tanya Ersya.

"Kamu kaya gini karena Arka" jawab Risha.

"Ngga kok tan, lagian aku juga sekarang udah ikhlas. Gak seharusnya juga aku kaya gini" jelas Ersya.

"Tetep aja tante gak enak, jadi tante putusin supaya kamu dan Arka tante jodohkan" kata Risha.

Semua orang yang ada diruangan ini tentu terkejut dengan keputusan Risha yang terkesan spontan dan hanya sebelah pihak.

"Gak usah tan, Ersya gak mau Arka benci sama Ersya" tolak Ersya.

"Iya lah Sha gak usah, kasian Arka. Apalagi dia udah punya pacar" kata Fella.

"Iya bener, jangan ambil keputusan sepihak, jangan egois" kata Delvin.

"Keputusanku sudah bulat, jadi hanya tinggal dibicarakan dengan Arka" tegas Risha.

Flashback End..

"Ma" akhirnya, Arka mengeluarkan suaranya setelah sekian lama terdiam.

"Kenapa bang? Kamu setuju kan?" tanya Risha.

"Apa ini kemauan nya Ersya?" tanya Arka.

"Bukan, ini mau Mama" jawab Risha.

"Mama jangan bohong" kata Arka.

"Mama gak bohong. Ersya emang akhirnya ikhlas kamu sama Nara. Tapi Mama kasian sama dia, dia pasti tertekan bang, mama gak tega" jelas Risha.

"Mama bilang, mama kasian sama Ersya? Dan mama bilang mama gak tega liat dia tertekan? Terus apa kabar sama abang? Mama gak mikirin perasaan abang?" tanya Arka berusaha tidak emosi.

"Justru karena mama sayang kamu, mama mau yang terbaik buat kamu, kamu tahu tidak akan ada orang tua yang menjerumuskan anaknya ke hal-hal gak baik" jawab Risha.

Delvin dan Maura hanya diam, Maura yang tidak tahu harus merespon apa dan Delvin yang hanya pasrah dengan keputisan istrinya. Padahal sejak pulang dari rumah sakit, Delvin sudah membujuk Risha agar tidak mengambil keputusan sepihak, tapi Risha ya Risha yang memang sedari dulu sudah keras kepala.

"Kalo mama mau yang terbaik buat Arka, biarin Arka sama pilihan Arka. Nara, tetep akan Nara yang Arka pilih" kata Arka.

"Gak ada penolakan bang, kasian Ersya pasti dia sakit hati banget" tegas Risha.

"Gak, Arka tetep gak mau" tolak Arka.

"Mama mohon sama kamu bang" pinta Risha.

"Biar adil, Arka gak akan pilih siapapun. Kalo Arka pilih Nara, jelas Ersya sakit hati dan Mama bakal makin kasian sama dia tanpa peduli gimana perasaan Arka. Kalo Arka pilih Ersya sama aja, Nara yang bakal sakit hati. Emang paling bener Arka gak akan pilih siapa pun, biarin Arka juga sakit karena udah lepasin seorang yang Arka sayang. Begitu juga dengan Nara yang bakal sama sakit hatinya kaya Arka setelah tahu alasan Arka putusin dia. Jadi disini kita bertiga sama-sama sakit hati. Impaskan?" jelas Arka panjang lebar kemudian pergi begitu aaja menuju kamarnya.

Risha, Delvin dan Maura hanya diam melihat kepergian Arka. Setelah Arka pergi kemudian di susul oleh Maura dan Delvin. Jadi kini hanya ada Risha yang diruang keluarga.

Setelah pergi begitu saja meninggalkan ruang keluarga, Arka langsung pergi ke kamarnya dan menguncinya rapat-rapat.

"Abang" panggil Maura dari luar.

"Abang buka pintunya, aku mau ngomong" kata Maura lagi.

"Abang, please" bujuk Maura yang sudah jelas tidak ada balasan.

"Bang" panggil Maura lagi.

"Pergi dek, abang gak mau diganggu" kata Arka dari dalam.

"Tapi bang, aku ma-" ucapan Maura terpotong karena suara Arka.

"Pergi dek, sebelum abang marah sama kamu" kata Arka, suara nya bahkan terkesan seperti membentak.

Maura menghela napasnya, kemudian pergi menuju kamarnya. Karena Maura mengerti bagaimana perasaan abangnya saat ini.

.
.
.
.
.
TBC

8 Mei 2020
Revisi : 6 Juni 2020

Rani Shintia


ARKANARA (Selesai)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu