"Hallo"

"Ar, dimana?"

"Basecamp"

"Aku kesana sama Reval dan Via. Kita bakal bantu cari"

"Iya terserah" jawab Arka.

Panggilan langsung Arka putuskan. Ponselnya kembali berbunyi. Kali ini mama nama 'papa yang tertera disana.

"Hallo Pa"

"Kamu dimana?"

"Basecamp"

"Kamu ini, adik kamu sedang hilang dan kamu malah asik nongkrong bareng temen-temen kamu. Otak kamu dimana hah!"

Mendengar itu Arka emosi, dia disini juga tidak tinggal diam. Dia sedang mencari cara agar bisa menemukan dimana Adik juga tunangannya. Ayahnya pikir dia tidak peduli? Bahkan disini bisa dibilang dia lah yang paling pusing juga khawatir. Dua orang tersayangnya dalam bahaya, mungkin.

"Papa kesini aja deh, jangan asal ngomong gak bener" setelah itu sambungan pun terputus.

"Sabar Ar" kata Reno menenangkan.

"Ck, si Gara sama Ronal lama banget lagi" keluh Roni.

Baru saja dibicarakan Gara dan Ronal datang. Dan jangan lupakan Ariel yang ikut bersama mereka berdua.

"Lo bawa siapa?" tanya Eza.

"Kalian lupa? Dia Ariel adik Ferry" jawab Ronal.

Gara, Ronal dan Ariel ikut duduk bergabung bersama Arka, Roni, Reno dan Eza.

"Gimana?" tanya Arka.

"Udah dapet tenang aja" jawab Ronal sambil mengacungkan ponselnya.

"Ariel lo coba deh hubungin abang lo" suruh Arka.

"Emang kenapa ya kak?" tanya Ariel.

"Kita cuma mau tau, bener ngga kakak lo yang nyulik adik dan tunangan gue" jawab Arka.

"Gak mungkin ya Kak Ferry kayak gitu" kesal Ariel.

"Coba dulu Riel, please" mohon Eza.

Akhirnya Ariel mau menghubungi kakak nya.

Tak berapa lama telepon dari Ariel langsung mendapatkan jawaban.

"Kak"

"Iya dek? Kenapa?"

"Dimana?"

"Kakak di Villa, lagi ada urusan"

"Villa yang ditengah hutan itu kak?"

"Iya udah dulu ya, ini lagi sibuk"

Setelah itu sambungan pun terputus dan bertepatan dengan datangnya orang tua Arka juga Reval, Ersya dan Via.

"Gimana?" tanya Arka.

"Abang ada di villa keluarga kita yang berada tengah hutan" jawab Ariel.

"Tapi disana kaya ada orang nangis, sama teriak-teriak" lanjut Ariel.

Karena memang saat tadi Ariel menelpon Ferry, samar-samar teedengar suara orang teriak meminta tolong juga suara isakan tangis.

"Gue minta alamatnya" kata Arka.

"Kenapa mesti minta si, ajak aja dia buat penunjuk jalan. Sekalian buat ngejelasin ke abang nya yang bego itu" kesal Roni.

Arka mengangguk.

"Kalian mau kemana?" tanya Delvin menahan Arka.

"Nemuin Nara dan Mau-" belum sempat Arka mengucapkan kata-katanya. Dia lebih dulu mendapatkan bogeman mentah diwajahnya.

Siapa lagi yang melakukan jika bukan Delvin. Bahkan Risha, Ersya, Via dan Ariel menjerit karena kaget.

"Papa apaan sih" kesal Risha yang kembali terisak sambil berjongkok dihadapan Arka yang kini jatuh tersungkur.

"Kamu gak punya otak hah! Adik kamu hilang dan kamu lebih mementingkan menemui Nara. Dimana hati kamu!" bentak Delvin. Sedangkan semua orang yang ada disana hanya diam.

"Om tenang om" kata Ersya.

"Om dengerin dulu Arka kan tadi belum selesai ngomong" lanjut Ersya.

"Arka kesana bukan cuma mau nemuin Nara Pa, Maura juga ada disana" kata Arka.

"Maksud kamu apa?!" tanya Delvin.

"Bukan cuma Maura yang hilang, Nara juga sama" jawab Arka.

Setelah itu dia bangkit, "Telepon polisi untuk jaga-jaga" katanya.

Lalu pergi keluar basecamp diikuti semua yang ada disana kecuali Risha dan Delvin yang masih diam.

Mereka semua kini sedang dalam perjalanan menuju Villa dimana Ferry berada. Butuh 45 menit untuk mereka sampai disana. Itu pun kata Ariel masih jauh karena harus berjalan kaki melewati jalan setepak.

"Kita harus hati-hati" suruh Gara.

"Yang cewek bisa tunggu dimobil gue aja" suruh Reval.

"Kecuali Ariel, kita butuh dia" sela Eza.

Ersya dan Via mengangguk, "Kalian hati-hati ya" pesan Ersya.

Mereka semua mengangguk. Kemudian mulai berjalan melewati jalan setepak itu untuk sampai divilla.
Aneh memang, kenapa harus membuat villa ditengah hutan seperti ini. Apa gunanya juga, malah yang ada terkesan menyeramkan bukan?

Sekitar 5 menit, villa mulai terlihat. Tampak sepi dan menyeramkan.

"Jaga-jaga oke" suruh Ronal.

"Biar gue, Ariel, Reval dan Reno yang masuk. Kalian jaga-jaga disini" suruh Gara.

Ronal, Roni dan Eza pun mengangguk dan berjaga-jaga disekitar Villa.

"Ada yang udah hubungin polisi buat jaga-jaga?" tanya Eza.

"Kayaknya udah sama om Delvin deh. Dia pasti nanti nyusul. Soalnya gue juga udah shareloc" jawab Ronal.

Reno menganguk. Dan dia bersama Arka, Gara, Reval dan Ariel mulai masuk kedalam sana.

.
.
.
TBC

Maaf kalo ada typo:)

12 Juni 2020

Rani Shintia




ARKANARA (Selesai)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora