23. Apology Accepted

4.6K 846 65
                                    

Begitu Jaehyun sampai di penthouse miliknya, dia langsung mencari dimana keberadaan Willa. Melihat sosok sang ayah, membuat Willa kembali menangis. Padahal tadi dia udah agak tenang sama gue. Tapi setelah sosok ayahnya muncul di depan dia, dia kembali menangis. Kedua tangannya yang tadinya memeluk leher gue dengan erat, dia lepas. Tangannya terbuka lebar ke arah Jaehyun, ingin lekas dipeluk oleh sang ayah.

Jaehyun pun langsung memeluk Willa. Menaruh Willa diatas pangkuannya, tangan kirinya mendekap tubuh Willa yang mungil seerat mungkin. Sementara tangan kanannya gak berhenti mengelus rambutnya Willa yang panjang. Bibirnya pun gak berhenti memberi kecupan di dahi dan puncak kepala si sulung.

Tatapannya Jaehyun yang sebelumnya penuh dengan khawatir, perlahan mulai melembut. Berbeda dengan Lucas yang masih tegang. Karena dia tau, ini kesalahannya Lucas dan bisa berakibat fatal. Doyoung disisi lain berusaha mengajak ngobrol Lucas biar dia gak tegang-tegang amat. Tapi rupanya upaya Doyoung gak bisa dibilang berhasil karena sampai detik ini, Lucas masih khawatir dengan situasi yang terjadi sekarang. Apa keputusan yang akan Jaehyun ambil setelah kejadian ini?

Mark bisa merasakan hawa-hawa yang kurang enak sekarang, gue juga bisa ngerasain. Tapi Mark mencoba untuk menciptakan suasana agar menjadi lebih baik dengan mengajak Kean ngobrol dan bercanda. Suara tawa Kean yang kencang membuat Jaehyun sedikit tersenyum.

Sementara gue? Apa yang gue lakukan? Gue hanya mainin kuku-kuku yang udah di manicure dan dipoles kuteks berwarna pink nude. Disaat-saat kayak gini, memainkan kuku adalah salah satu hal yang bisa gue lakukan. Gak mungkin soalnya kalau gue mainin handphone. Gue juga bukan tipe orang yang bisa mencairkan suasana dengan mudahnya, jadi, gue hanya bisa mengikuti arah aja.

"Lucas." Panggil Jaehyun. Matanya menatap Jaehyun. Tapi bukan tatapan galak, jahat, dendam, atau apapun itulah yang negatif you name it. Tatapannya Jaehyun udah melembut sekarang. Gak ada lagi rasa khawatir.

Lucas membalas tatapannya Jaehyun. Berbeda dengan Jaehyun, tatapan Lucas sekarang penuh dengan rasa khawatir, takut, dan menyesal.

"Next time kalau lo mau belanja-belanja gitu terus ngajak anak gue, lebih hati-hati. Keep an eye on them. Make sure mereka ada disisi lo tiap menit, tiap detik, pokoknya jangan lepas tatapan lo dari mereka." Kata Jaehyun. Intonasi bicaranya tenang banget. Nggak terdengar dari intonasinya kalau dia marah, atau apalah. Mungkin marahnya udah tadi waktu di kantor polisi.

"Sekarang gue maafin lo. Tapi kalau next time, hal yang terjadi kayak gini terjadi lagi, gue gak tau deh harus gimana. Yang ilang itu masalahnya anak gue, Cas. Bukan uang, bukan barang, atau apapun itu yang masih bisa dibeli atau dicari. Kalau Willa ilang, gimana? Gak ada lagi Willa di dunia ini yang sama. Willa cuma ada satu. Dia juga alasan kenapa gue bisa bertahan sampe sekarang." Kata Jaehyun panjang lebar. Kini matanya menatap lantai, mencoba mencari sesuatu yang menarik untuk dilihat. "Lo tau seberapa pentingnya Willa untuk gue kan? Gak hanya Willa, tapi Kean juga."

Lucas menunduk begitu Jaehyun mulai memberikannya tatapan. Padahal tatapannya sama sekali gak ada rasa amarah ataupun kecewa. Tatapannya tenang dan lembut.

"Maaf lagi Jae." Kata Lucas lagi.

"Apology accepted."

🍑🍑🍑

"Kean cepet pake jaketnya, sayang. Kita mau anter Tante Syl sama Om Mark pulang sebelum terlalu malem nih." Jaehyun mengatakannya sambil mengambil jaket Kean yang terletak di lengan sofa, mengambilnya menggunakan tangan kanannya.

"One more minute please daddy."

"Kean bilang satu menit terus dari tadi. Ini udah 5 menit loh. Come on Kean, it's getting late."

Dengan berat hati Kean bangkit dari duduknya, langkahnya berat menuju Jaehyun. Ekspresi wajahnya keliatan nggak seneng dengan ucapan dan sikap ayahnya.

"Kean masih mau nonton TV." Ujarnya sambil sedikit cemberut. Disaat yang sama, Jaehyun membantu Kean untuk memakai jaket cokelat muda berbahan wool itu, jaketnya cukup membuat Kean hangat dikala angin yang bertiup kencang di New York malam ini.

"Kalau Kean masih mau nonton TV, tau gitu ayah nggak suruh Om Lucas pulang dulu."

Kean diem nggak bersuara, tapi ekspresinya masih cemberut. Lalu Kean melihat ke arah gue, "Tante Syl kenapa nggak nginep aja? Pasti seru kalau Tante Syl nginep disini."

Mark ekspresinya kaget banget. Iya kaget. Nggak percaya dengan apa yang barusan dia denger.

"Nggak bisa, Kean. Besok Tante Syl harus kerja." Gue mencoba memberikan penjelasan ke Kean kalau gue gak bisa nginep di penthouse milik Jaehyun. Gue sama Jaehyun deket banget juga nggak, jadi gue gak mau bikin hubungan antara gue dan Jaehyun awkward.

"Kan paginya bisa pulang dulu?"

Jaehyun selesai membantu Kean memakaikan jaketnya, Kean pun berjalan ke arah gue sambil merentangkan kedua tangannya.

"Mau digendong Tante Syl." Saat itu juga langsung gue gendong. Setelah Kean berada di gendongan gue, kedua tangannya memeluk leher gue, matanya yang bulat menatap mata seorang Syllia sedalam-dalamnya. "Tante Syl." Panggilnya.

"Iya?" Jawab.

"Tante Syl cantik! Makanya ayah suka." Katanya tiba-tiba, tentu membuat situasi jadi canggung.

"K-Kean? Ngomong apa barusan?" Kemungkinan besar Jaehyun denger, makanya dia langsung nanya ke Kean mengenai apa yang Kean katakan beberapa detik lalu.

"Nggak." Kean menolak untuk menjawab pertanyaannya Jaehyun. Lalu raut wajahnya berubah menjadi jail.

Jaehyun nggak menggubris lebih lanjut, dia memanggil Willa yang lagi duduk di sofa sambil nonton YouTube di handphone-nya Jaehyun. Willa udah siap dari tadi, makanya dia memilih untuk menunggu kepergian sambil nonton kartun di YouTube.

"Ayo Kakak Willa." Ajak Jaehyun yang langsung Willa iyakan, kemudian tangan kanannya memberikan handphone iPhone XS dengan casing hitam milik Jaehyun yang tadi Willa pinjam.

"Udah nggak ada yang ketinggalan, Syl?" Jaehyun membalikan tubuhnya ke arah gue, dia sih keliatannya biasa-biasa aja ya. Tapi gue disisi lain... waduh... masih kepikiran kata-katanya Kean.

"Udah kok..."

Jaehyun mengerutkan dahinya, "kamu kenapa? Kok kayak yang lemes? Sakit? Pusing? Atau kenapa? Kean berat? Kean, sini digendongnya sama ayah aja, sayang. Kamu tuh berat."

"No!" Kean langsung nolak.

"Kamu sakit, Syl? Kok lemes gitu?"

"Kayaknya udah ngantuk deh... hahaha."

"Mau nginep?" Tanya Jaehyun tiba-tiba.

"Nggak, saya pulang aja haha."

"Oke." Lalu Jaehyun mengambil salah satu kunci mobil yang terletak di mangkuk berbahan kaca yang di dalamnya terdapat beberapa kunci mobil. Jaehyun ngambil kunci mobil kayak ngambil permen gratisan kalau gue lagi di bank.

"Barang kamu nggak ada yang ketinggalan, Mark?"

"Nggak kok."

"Oke, let's go."

🌸🌸🌸🌸🌸

Author's Note

Udah lama gak update omg hahaha I'm sorry >.< ini chapternya pendek banget, but hope you enjoy! <3

Suit & Tie | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now