5. If Only

4.9K 866 89
                                    

Jaehyun yang melihat gue dengan tampang gak karuan langsung menonjok dua orang yang mengenggam tangan gue. Gue pun sedikit menjauh dari keributan dan tubuh gue jatuh ke lantai. Tubuh gue lemes.

Gue juga melihat ada beberapa orang yang dateng bersama Jaehyun dan menghantam orang-orang sialan ini.

"Syl, saya minta maaf." Ucap Jaehyun yang menghampiri gue dan menatap gue khawatir, keliatan jelas dari tatapan matanya. Jaehyun membenarkan pakaian gue, melepas jasnya lalu menaruhnya di atas pundak gue. Kemudian dia memeluk gue erat.

"Jaehyun." Gue menangis erat di dalam pelukannya. Nggak percaya dengan apa yang barusan terjadi.

"Saya minta maaf karena dateng terlambat." Sambil mengusap punggung gue. "Sekarang kamu nggak usah takut lagi, udah ada saya." Masih terus memeluk gue dan mengusap punggung gue beraturan.

"Pak Jaehyun, polisi sedang menuju kemari. Mereka akan dibawa ke kantor polisi untuk ditindaklanjuti." Kata salah seorang pria yang datang bersamaan dengan Jaehyun. Dia juga habis menghantam orang-orang yang berusaha melakukan tindakan pelecehan seksual ke gue.

"Buat mereka nyesel dengan kelakuan mereka." Suaranya Jaehyun menggema ditelinga gue. Mungkin karena efek kepala gue yang menempel di dadanya sekarang.

"Syllia, maafin saya. Maaf. Maaf. Maaf. Seharusnya saya paksa kamu ikut saya dan saya anterin kamu. Maaf." Jaehyun terus-terusan mengucap kata maaf, tangannya pun gak berhenti mengusap punggung gue.

Padahal ini bukan salah dia.

"Doyoung, tolong telfon sekolahan anak gue. Gue bakal telat kesana. Titip anak gue dulu sebentar sampe masalah ini kelar dan polisi dateng." Pinta Jaehyun ke pria bernama Doyoung.

Tangis gue makin lama mulai mereda, nafas gue udah kembali beraturan, air mata gue juga udah nggak mengucur dengan deras. Tapi hati gue masih sakit mengetahui gue menjadi korban pelecehan seksual.

Gue kira hal kayak gitu cuma ada di film dan novel dan gak akan pernah dialamin oleh gue.

"Syl, pindah duduk di kursi yuk?" Ajak Jaehyun. Jaehyun membantu gue berdiri dan dia juga membantu gue untuk duduk di kursi kayu usang yang ada di dekat kita.

Setelah itu Jaehyun nggak pergi. Dia tetap duduk di sebelah gue dengan tangan melingkar di pundak untuk memberitahu kalau gue aman sama dia. Sementara tangan kirinya memeluk tubuh gue, tangan kanannya mengusap-usap kepala.

Sirine polisi yang tadinya tersengar samar-samar kini semakin jelas. Sampai akhirnya ada beberapa polisi yang mendatangi tempat kejadian perkara.

"Pak Jaehyun, maaf kami datang terlambat." Ujar salah satu yang gue pikir adalah ketua timnya.

"Mohon langsung tindak lanjuti, Chief Kun."

"Baik. Guys, take them." Pria bernama Kun itu memberikan perintah dan langsung anak buahnya menangkap enam orang brengsek yang melalukan pelecehan ke gue.

"Sebelumnya, korbannya..." tanya Kun.

"Temen saya. Dan saya mohon tunggu sampai korban tenang untuk diwawancari ya Chief Kun. Nanti saya akan hubungi begitu teman saya siap untuk diminta menjelaskan kronologi kejadian."

"Baik Pak Jaehyun. Akan kami tunggu kabarnya, namun kami harap bapak bisa menghubungi kami secepatnya. Kami permisi."

Setelah itu penjahat-penjahat itu akhirnya hilang dari hadapan gue. Menyisakan gue, Jaehyun, Doyoung, dan dua orang lainnya.

"Syl, kamu ikut saya aja ya?"

Gue cuma ngangguk. Jaehyun membantu gue berdiri, berjalan, dan sampai akhirnya dia juga ngebantu gue untuk masuk ke dalam mobilnya.

Suit & Tie | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang