9. Money Rules

4.2K 754 26
                                    

Selama seminggu penuh gue berada di dalam rumah karena takut untuk keluar. Untungnya Jessica mengerti dengan hal yang gue alami sampai akhirnya Jessica mengizinkan gue untuk berlibur selama satu minggu.

Gue gak akan lupa sama kewajiban gue untuk membujuk Jaehyun agar mau diwawancarai Vogue. Emang Jaehyun beserta anak-anaknya sering dateng ke apartemen gue—gue juga gak ngerti kenapa dia sering banget datang berkunjung. Padahal nggak juga gak apa-apa.

Gue juga gak mau memanfaatkan keadaan untuk membujuk Jaehyun agar mau diwawancarai Vogue dengan alasan atau meminta belas kasihan karena gue menjadi korban pelecehan seksual seminggu lalu. Karena, hubungannya dimana? Gue yakin kalau Jaehyun bukan tipe orang yang mudah atau cepat luluh hanya karena seseorang memperlihatkan kelemahannya.

Gue bakal main sportif.

Dan kalau seandainya keputusan Jaehyun udah bulat nggak mau diwawancarai oleh Vogue, maka gue lah yang akan menanggung akibatnya. Tapi gak apa-apa, gue yang berbuat, gue juga harus berani bertanggung jawab atas apa yang telah gue katakan dengan mulut gue.

Walaupun di malam hari gue sering banget mendapatkan mimpi buruk dan berujung terbangun tengah malam dengan keringat bercucuran di dahi, gue masih berusaha untuk menarik nafas dan mencoba menghapus memori buruk hari itu dengan membayangkan hal-hal yang indah.

Sekarang gue lagi di kantornya Jaehyun (lagi) dan mencoba menanyakan mengapa dia sama sekali gak mau diwawancarai? Apa diwawancara adalah yang buruk yang merugikan baginya? Atau ada alasan lain yang lebih kuat hingga Jaehyun benar-benar kekeuh gak ingin diwawancara sama Vogue.

"Jaehyun, ini masalah besar, seriusan. Orang yang ngelakuin pelecehan seksual ke Syl tuh anak orang penting. Cuma tampangnya aja kayak gembel." Ucap Doyoung ketika memasuki ruangan Jaehyun. Mereka gak tau kalau ada gue di dalam ruangannya Jaehyun, dan langsung kaget begitu melihat gue duduk dengan tegak di sofa yang terletak di tengah ruang kerjanya Jaehyun.

"Syl? Sejak kapan kamu ada disini?" Jaehyun mulai menghampiri gue dan duduk di sofa yang ada di sebelahnya.

"Gak lama kok."

Kemudian Jaehyun mengangguk.

"Oh iya," gue langsung berkata lagi, "orang yang ngelakuin kejahatan ke saya siapa emangnya?"

Mungkin ucapan Doyoung gak seharusnya gue dengar tapi malah gue dengar. Ucapannya tentu berputar di otak gue dan mulai berspekulasi orang penting mana yang anaknya macam bejat gitu? Mainin perempuan lah, ngeganja pula.

"Kamu gak perlu—" sayangnya ucapan Jaehyun belum selesai tapi gue udah potong duluan.

"Kasih tau aja. Saya berhak tau."

"Syl." Jaehyun memperingati. "Saya gak mau kamu jadi ngerasa gak nyaman atau merasa dikejar-kejar."

"I've experienced something much more worst than that. I think I can handle it." Dengan percaya diri gue berusaha meyakinkan Jaehyun.

"Dia orang yang cukup penting."

"Ok? Siapa?"

"Felix Webber."

Oh gue tau Felix Webber siapa. Dia itu salah satu orang yang berpengaruh dalam dunia perfilman di Amerika Serikat. Jujur, semua karya Felix Webber itu bagus dan menarik—hm tapi sayangnya kelakukan anaknya kayak gitu.

"Kamu tau Felix Webber kan?" Melihat gue yang gak menanggapi ucapannya, Jaehyun langsung memberikan gye pertanyaan lain.

"Tau."

"Anaknya Felix Webber—Damian Webber, dia orang jahat yang memperlakukan kejahatan ke kamu. Saya juga baru tau kalau dia anaknya Felix Webber."

Gue cuma mengangguk. Bingung harus menanggapi ucapnnya Jaehyun seperti apa karena gue sendiri pun gak yakin.

Suit & Tie | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now