4. God, Please Save Me

5.1K 796 43
                                    

Pagi-pagi buta gue udah bangun dan bersiap untuk ke kantornya Jaehyun. Tapi sialnya, jam 7:34 di pagi hari waktu gue sampai di depan gedung perusahaannya Jaehyun, kantornya masih tutup! Bayangin, waktu gue dateng, security-nya aja baru gantian shift. Bahkan salah satu security-nya nanya ke gue ngapain gue pagi-pagi ke kantornya Jaehyun. Gue bilang aja mau ketemu Jaehyun, kan gue gak tau ya dia biasa ke kantor jam berapa, jadi gue dateng sepagi mungkin dengan perut kosong.

Setelah 30 menit menunggu, akhirnya pintunya dibuka juga dan gue masuk ke lobby dan nunggu disana.

30 menit aja kerasanya lama banget, ini gue harus nunggu berapa lama lagi sampe Jaehyun dateng?

Semalem gue begadang karena melakukan research tentang Jaehyun. Gue bahkan sampe menghubungi temen-temen gue demi keberlangsungan karir gue di Vogue, dan untungnya temen gue masih pada bangun—emang kelelawar semua temen gue. Giliran malem aktif, kalau pas siang pada tidur. Tapi informasi yang gue terima semuanya sama,

"Jaehyun orangnya tertutup banget, lo lupa? Gue gak tau banyak tentang dia."

Jadi bisa dibilang kalau pencarian informasi tadi malem... gak bermanfaat banget. Mau nanya ke temen-temennya Jaehyun gue malu. Kayak, ngapain tiba-tiba gitu kan. Takut pada mikirnya aneh-aneh. Ah semoga gue beruntung deh hari ini.

Mata gue udah nggak sanggup untuk ngebuka lagi. Walapun tiap menit suasana disini semakin ramai, telinga gue rasanya gak menangkap suara keramaian itu termasuk suara sepatu yang berdecitan dengan lantai marbel.

Gue mau tidur bentar 5 menit aja deh, janji cuma 5 menit.

"Syl... bangun."

Perlahan gue mendengar nama gue dipanggil walaupun suaranya samar-samar.

"Syllia..."

"Hmm 5 menit lagi."

"Syllia Blanchet."

Fix gue langsung buka mata gue dan ternyata ada Jaehyun di depan gue sambil berlutut. Gue melihat ke sekeliling dan banyak orang yang mengarahkan matanya ke gue. Di belakang Jaehyun juga ada beberapa orang yang berdiri dengan tegap menunggu Jaehyun.

"Ya ampun maaf saya ketiduran di lobi perusahaan kamu!" Kata gue.

Jaehyun langsung berdiri dan gue mengikutinya.

"Maaf banget." Sambil membungkukan badan gue berharap Jaehyun akan melupakan kejadian memalukan ini.

Jaehyun membuang nafasnya pelan sambil menganggukan kepalanya. Tapi dia sama sekali gak senyum atau menunjukan sifat ramahnya ke gue.

"Ada perlu apa kamu kesini?"

"Saya bisa bicara sebentar sama kamu?"

Akhirnya Jaehyun mengiyakan lalu segera menuju ke lift untuk menuju ke ruangannya. Gue hanya mengikuti dari belakang. Semoga kali ini Jaehyun mau dengerin penjelasan gue, please.

"Tentang tawaran wawancara?" Tanyanya begitu memasuki ruangan yang berada di puncak bangunan. Dinding yang terbuat dari kaca membuat ruangan ini tampak lebih luas.

"Iya."

"Saya gak akan terima tawaran wawancara dari mana pun itu, Syllia. Saya kira saya udah mengatakannya cukup jelas kemarin. Tapi ternyata belum cukup jelas ya?" Tatapannya mematikan. Bener-bener mematikan. Gue mendadak sesak nafas dan lutut gue lemes. Sedikit aja belakang lutut gue di towel, gue yakin gue bakal jatuh.

"Tapi wawancara itu menguntungkan, Jaeh—"

"Menguntungkan dalam bidang apa? Apa wawancara ini akan memberikan keuntungan untuk perusahaan dan bisnis yang udah saya jalankan selama 6 tahun?"

Suit & Tie | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now