15. Studio

4.3K 780 61
                                    

Suasana kantor di pagi hari yang cerah ini hectic banget. Semua orang mempersiapkan urusannya masing-masing untuk wawancara yang rencananya akan dilakukan jam 10 pagi.

Gimana dengan permintaan gue ke Jaehyun yang katanya bakal dikabulin? Nggak tau. Dia gak menjawab iya atau pun nggak. Karena dia gak kunjung memberi gue jawaban, maka gue pun juga nggak bisa bilang iya ke dia.

Kalian bisa bilang gue agak tega—bukan agak sih, tapi emang tega karena memanfaatkan keadaan yang ada. Tapi karena Jaehyun merupakan seorang pengusaha, maka gue menggunakan taktik yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama.

Oke, jadi Jaehyun ingin gue untuk menyetujui apabila Kean ingin bertemu gue kapan pun itu. Tapi, gue gak bisa langsung bilang iya tanpa ada keuntungan yang gue dapatkan. Seenggaknya harus ada kepentingan yang ingin gue capai yang kepentingan itu hanya bisa tercapai apabila Jaehyun menyetujuinya.

Kalau dia gak menyetujui keinginan gue, maka gue pun gak bisa menyetujui keinginan dia.

Jahat? Iya emang jahat.

Sebenernya gue juga gak tega. Tapi gue juga gak bisa mengorbankan karir gue gitu aja. Iya gue udah pasrah kalau seandainya harus diberhentikan, tapi gak ada salahnya kalau gue mencoba untuk yang terakhir kalinya kan? Walaupun cara itu dapat dikatakan sedikit kejam.

"Syl, jadi Jaehyun dateng gak sih?" Tanya Johnny yang udah khawatir.

Sering banget dia khawatir menjelang wawancara dan pemotretan hari ini. Tapi khawatirnya bukan karena takut Jaehyun gak dateng, dia lebih khawatir gue akan diberhentikan dari pekerjaan gue ini.

"Nggak tau. Gue coba chat juga gak dibales." Lalu menghela nafas. "Gue beneran pasrah deh John kalau seandainya harus diberhentiin. Gue udah nyiapin hati dari jauh-jauh hari biar hari ini gak kaget banget."

Johnny menoyor kepala gue pelan, "sembarangan lo kalau ngomong. Gak ada yang bakal dikeluarin hari ini. Percaya sama gue."

"Gak mau ah, takut gue kalau harus percaya terus nanti malah gak sesuai sama kenyataan."

Ini udah jam 10:09 di pagi hari, tapi Jaehyun belum juga dateng ke lokasi. Udah lewat 9 menit dari waktu yang dijadwalkan. Kalau kayak gini berarti dia fix nggak bakal dateng kan?

Sebenernya gue gak tau sih dia bakal dateng atau nggak? Kalau nggak gimana?

"Syllia!"

Bukan, itu bukan Jaehyun. Tapi yang manggi gue barusan Jessica.

Rasa deg-degan gue bertambah setiap detiknya ketika kaki gue melangkah mendekati Jessica yang tampak lagi berdiskusi dengan penanggung jawab pemotretan kali ini. Belum lagi suaranya yang keras membuat hampir seluruh orang yang berada di dalam ruangan ini melihat ke arah gue.

"I-iya?"

"Mana Jaehyun?! Ini udah jam 10 dia belum dateng!" Nadanya ketus. Gue sampe dibuat tegang sendiri mendengar ucapannya.

Gue meneguk ludah, mencoba mencari alasan selogis mungkin. Ah tapi susah untuk berpikir logis disaat-saat gue tegang karena Jessica.

"Jawab! Kamu sendiri yang bilang 2 minggu lalu kalau kamu akan berusaha rayu Jaehyun untuk dateng pemotretan!"

"Hmm perihal itu kayaknya... dia gak dateng..."

"Apa?!" Sumpah takut banget gue sekarang. Badan gue udah bergetar. "Kamu tanggung jawab dong! Katanya kamu bisa!"

"Ma-maaf mba."

"Terus gimana untuk wawancara eksklusif kita di bulan April?! Saya udah percaya sama kamu ya Syllia!"

Suit & Tie | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang