1. Senin

13.1K 941 55
                                    

Jangan lupa baca chapter perkenalan tokoh! 🥰

🌸🌸🌸🌸🌸

Siapa disini yang suka hari Senin?

Gue sih nggak. Zonk mulu habisnya jadi gue gak suka banget banget sama yang namanya hari Senin.

Sebelumnya perkenalkan dulu! Nama gue Syllia, umur 25 tahun dan udah lulus kuliah dari 3 tahun yang lalu cuma baru-baru ini gue dapet kerjaan. Sekarang gue bekerja di salah satu majalah fashion terkenal, Vogue.

Jurusan waktu gue kuliah sama pekerjaan gue sekarang sebenernya gak ada korelasinya. Waktu kuliah gue ambil jurusan administrasi bisnis, tapi sekarang gue bekerja sebagai asisten kedua kepala editor majalah Vogue, Jessica Jung.

Gue bukan termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapatkan apapun dengan mudahnya—termasuk pekerjaan. Tapi gue akan consider gue orang yang cukup beruntung kali ini karena mendapatkan pekerjaan—walaupun gak sesuai sama bidang gue, ya yaudah dari pada gue nganggur. Lagian kerja jadi asisten kepala editor majalah Vogue bukan hal yang buruk bukan?

Sebelum gue daftar ke Vogue, gue udah ngirim form aplikasi pekerjaan ke beberapa perusahaan yang sekiranya sesuai dengan bidang gue, cuma gue gak pernah mendengar kabar lagi dari mereka. Gue juga gak akan berharap banyak sih.

"Syl!!!" Teriak Mba Irene, orang yang mentor gue di Vogue. Mba Irene ini orangnya baik, keliatannya jutek padahal ramah dan receh, terus dia juga perhatian banget.

Gue yang tadinya berniat ke meja gue, gue hentikan, memutar balikan tubuh gue dan melihat Mba Irene tengah berlari kecil ke hadapan gue.

"Mba Irene kenapa lari-lari?" Tatap gue heran, "sampe ngos-ngosan lagi."

"Itu, ada rapat mendadak sama Jessica. Kamu ikut."

"Perihal? Kok aku nggak tau?"

"Soalnya baru dikasih tau Jennie, 5 menit yang lalu." Jennie. Jennie ini asisten Jessica Jung yang pertama dan gue asisten keduanya.

Gue mengecek handphone dan benar aja ternyata ada chat dari Jennie 8 menit lalu yang belum sempat gue buka karena tangan gue memegang beberapa gelas kopi yang gue beli untuk Jennie dan Jessica. Udah tugas gue sebagai orang baru beli kopi—sebenernya gue yang mengajukan diri sih untuk beli kopi. Habisnya, gue bisa apalagi? Fashion bener-bener bukan bidang gue. Jadi pengetahuan gue tentang fashion itu bisa dibilang... rendah.

"Ke ruang rapat sekarang, Syl. Jennie sama Jessica udah dijalan, bentar lagi sampe." Titah Mba Irene.

Gue pun bergegas langsung ke ruang rapat setelah menaruh tas dan melepas coat gue dan menggantungkannya di tempat gue dan Jennie biasa menggantungkan coat atau jaket.

Memasuki ruang rapat, gue bisa lihat muka orang-orang pada tegang semua. Jangan salah, Jessica orangnya serem! Galak. Kalau ada sedikit kesalahan, yang bakal kena semua orang. Jadi semua orang yang bekerja disini emang dituntut untuk bekerja semaksimal dan sesempurna itu. Padahal kesempurnaan kan hanya milik Yang Maha Kuasa.

"Aaargh!" Jessica melempar tasnya ke sembarang arah yang saat itu langsung diambil juga sama Jennie. "Kacau kalian semua!" Jessica bener-bener marah, dan gue gak tau apa penyebab dia marah sampe segininya.

Jessica mengambil duduk kemudian menyandarkan punggungnya ke kursi, tangannya menyentuh kepalanya lalu memijit-mijit pelan.

"Aaargh!" Tiba-tiba tangannya menggertak meja dengan keras dan sukses membuat seisi ruangan kaget, keringet dingin, dan menunduk—menghindari kontak mata dengan Jessica.

Suit & Tie | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now