35 - bersembunyi

1.6K 113 8
                                    

Nih, jangan marah-marah lagi ya!
Yang kemarin bukan mimpi.
Happy reading! :(

***

Silla menangis tersedu-sedu, meletakan kepalanya di atas pemakaman yang masih bau tanah, yang bunganya masih baru saja di taburi. Menangis tersedu-sedu seakan-akan tidak ada orang lain di sana, benar-benar tidak bisa menerima keadaan yang terjadi.

Pakaiannya sudah terlumuri tanah, selendang yang dia kenakan sudah tidak bersih lagi, pipinya benar-benar merah, matanya sembam dan bengkak.

Silla sekarang sudah tidak berteriak lagi, dia hanya diam. pandangannya kosong, mengapa ini terjadi, dimana kebahagiaan Silla bersembunyi, haruskah ini terjadi?

Silla memandangi foto oma-nya yang tersenyum cantik, kembali menitikan air matanya, semua orang yang ikut memakamkan jenazah satu persatu mulai pulang. Hanya Silla, orang tua silla, mertuanya dan Nicko yang ada di sana.

"Silla udah yu sayang?" Ajak mamah Silla

"Mamah tega ninggalin Oma sendirian di sana?" Jawab Silla

"Silla kamu harus ikhlas" ujar papa Silla tegas, sudah cukup putrinya seperti ini

"Kalo papa sama mamah mau pulang, pulang aja! Silla mau nemenin Oma di sini"

Orang tua Silla angkat tangan jika Silla sudah seperti ini.

"Silla sayang, ayo pulang kasihan calon anak kamu, kamu baru pulang dari London , kamu pasti cape abis pergi jauh?" Ujar bunda reynan menenangkan

"Iya Silla cape, lebih dari kata cape"

"Kalau gitu kita pulang ya sayang?"

"UDAH SILLA BILANG KALO MAU PULANG, PULANG AJA SANA!". Bentak Silla

Semua orang di sana terdiam, hanya suara tangisan Silla yang terdengar.

"Maaf om-tante , mending om sama Tante pulang aja duluan , nanti Silla biar saya yang urus" ujar Nicko

"Kamu jaga Silla ya? Siapa nama kamu?" Tanya mamah Silla

"Nicko Tante"

"Iya Nicko, Tante nitip Silla ya?" Nicko mengangguk

"Silla kita tunggu di rumah ya?"

"Kalian semua tunggu di rumah, Silla mau ngomongin sesuatu" ujar Silla

Orang tua Silla dan mertua Silla sudah pulang, kini Silla masih tersungkur di tanah pemakaman, masih menangis tersedu-sedu tanpa henti.

Nicko berdiri sambil memayungi silla.
"Silla?"

Silla menoleh. "Lo juga mau pulang ko? Pulang aja gapapa"

Nicko tersenyum, lalu dia mendekati Silla. "Jika yang satu pergi, yang lain akan datang"

"Apa maksud Lo ko?"

Nicko menunjuk ke arah perut Silla. "Lo mau dia juga ikut pergi?"

Silla menggeleng keras. "Gue tau Lo belum makan dari kemaren"

My Destiny of Married [COMPLETED]Where stories live. Discover now