32 - awalan

1.4K 114 1
                                    

Silla sedang menangis tersedu-sedu di dalam kamar hotelnya, dia berteriak seakan-akan ingin masalahnya segera hilang.

Dia segera mengambil kopernya dan membereskannya seluruh barang-barangnya.

Dia langsung mengubah jadwal penerbangannya, menjadi malam ini.

Silla benar-benar kecewa, sangat kecewa. Dia menatap ponselnya, bahkan reynan tidak mengirimnya pesan sama sekali. Silla masih menangis, meneteskan air matanya perlahan-lahan.

Reynan benar-benar tega kepadanya, baru satu bulan reynan di sini tapi Silla merasa dia benar-benar di khianati.

Silla akan berusaha baik-baik saja saat tiba di Indonesia nanti, dia tidak akan menceritakan apapun pada siapapun. Dia akan membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarganya.

Dia harus benar-benar terlihat seperti istri yang baru bertemu suaminya setelah sekian lama, dia tidak ingin siapapun tau tentang ini.

Silla bergegas keluar dan membeli beberapa buah tangan untuk dia bawa pulang.

Silla melangkahkan kakinya,  sambil menahan tangis nya, menatap jalanan kota London yang lumayan ramai, dia masuk ke salah satu pusat perbelanjaan, membeli beberapa barang, dia juga membeli beberapa barang di kaki lima, dia berjalan dan menemukan sebuah toko bunga, dia berniat untuk masuk ke sana.

Dia masuk ke sana dan menatap seorang wanita muda yang membelakangi nya.

"excuse me" ujar Silla pada wanita itu

Wanita muda itu berbalik, Silla sangat terkejut yang di lihatnya saat ini wanita yang tadi berpelukan dengan Reynan.

Silla bergegas keluar dan tidak ingin berbicara dengannya.

"Sela?" Ujar angel

Silla berbalik dan menatap angel. "My name is Silla"

"Ah ya Silla, tunggu sebentar saya ingin bicara"

Silla mengerutkan dahinya, kenapa angel berbicara menggunakan bahasa Indonesia, padahal yang Silla lihat dia adalah seorang bule.

"Kamu bisa bahasa Indonesia?"

"Ya, Papa saya orang sana"

"Silla, soal yang tadi tolong kamu jangan salah paham sama kami ya" ujar angel terbata-bata"

"Saya dengan Reynan tidak ada apa-apa"

"Di sini berpelukan saja sudah biasa"

"Nama saya angel" ujar Angel menjulurkan tangannya pada Silla

Silla menerima jabatan tangan angel.

"Saya adalah teman reynan, kami tidak sengaja bertemu di sini"

"Apa kamu istrinya?"

"Kamu tau?" Tanya Silla

"Ya, reynan menceritakannya"

"Dimana reynan?" Tanya Silla

"Ah iya, tadi saya lihat dia kejar kamu, tapi dia tiba-tiba lari setelah menerima telfon"

"Telfon?" Angel mengangguk

"Kami semua tidak tahu dimana reynan, tas nya sudah kami antar ke apartemen nya"

"Apa kamu tau dimana alamatnya?"

"Ya saya tau"

"Bisa kamu beri tahu saya?"

***

Silla melangkahkan kakinya di antara apartemen reynan,tadi dia bertanya apa reynan sudah pulang, dan mereka jawab belum. karena Silla memberitahu kalau dia adalah istri reynan, pihak apartemen memberikan kunci pada Silla.

Silla membuka pintu apartemen reynan, tidak ada tanda ada orang di dalam, suasana nya sepi dan agak berantakan.

Silla masuk dan melihat lihat ke dalam, sambil membereskan.
Silla melihat sebuah kue ulang tahun di meja dapur reynan.

Silla mengerutkan dahinya. Siapa yang memberikan ini?

Mungkin pihak apartemen yang memberikannya atau mungkin teman reynan. Silla masuk ke dalam kamar reynan dia duduk di kasur milik Reynan, lalu melihat kearah nakas terdapat fotonya dengan Reynan di sana.

Silla meraih foto itu , mengusap kaca bingkainya, dia meneteskan air mata nya lagi, Silla sudah salah faham lagi.

Dia meletakan foto itu di nakas, saat dia meletakkannya tidak sengaja fotonya jatuh dan pecah. Kaki Silla terluka dan mengeluarkan darah Silla mencari sesuatu di laci nakas tapi tidak dapat menemukan apa-apa , Silla berjalan menuju meja belajar reynan, dia mencari kotak p3k .

Silla mencari cari kotak p3k tapi tidak bisa menemukannya, dia tidak sengaja menemukan diary reynan. Buku berwarna hitam yang dia tasnya terdapat pulpen coklat kesukaan reynan.

Silla mengambil buku itu dan membuka nya, dia tidak jadi mengobati lukanya.

Dia membuka lebar pertama diary reynan, dia melihat banyak sobekan di buku tersebut, hanya ada coret-coretan tinta pulpen, namun Silla tetap membukanya.

Saat mencapai tengah halaman, ada sebuah tulisan yang dapat Silla baca.

Maaf Silla.

Silla mengerutkan dahinya, lalu membuka halaman selanjutnya

Maaf sill, kamu yang selalu menderita dalam hubungan kita.

Sebenarnya aku tidak ingin pergi ke sini sill, asal kamu tahu, walaupun kamu marah , kamu ngambek, dan tidak mau bicara.

Aku gak akan pernah mau pergi ke sini meninggalkan kamu dan calon anak kita.

Tapi aku harus pergi ke sini Silla, maaf kalau aku harus berbohong.

Silla meneteskan air matanya, dan membasahi buku itu lalu dia lanjut membaca kalimat terakhir di halaman itu

Ini tentang Bianca.

My Destiny of Married [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang