23 - rencana

1.5K 127 8
                                    

Reynan mengambil benda itu dan melihat ke arah benda itu, terdapat tulisan positive ,reynan tak mengerti dan melihat lagi ke arah lantai, ada benda yang sama dan dia mengambilnya satu persatu, dia melihat dua garis merah di benda kecil itu, reynan terkejut dan melihat ke arah Silla.

"Si-ll?"

"Ka-kamu hamil?"

Silla tak memperdulikan pertanyaan reynan, dia malah memperkencang tangisnya, reynan tidak menyangka tentang apa yang sedang terjadi sekarang, dia akan menjadi seorang ayah?

Reynan menatap Silla , dan menghampirinya, reynan memeluk Silla erat , Silla yang menangis tidak membalas pelukan reynan.

"Maafin aku sill" reynan malah meminta maaf

Silla menggeleng. "Enggak, Kaka ga salah"

"Mungkin tuhan rencana lain buat aku" ujar Silla yang berusaha baik-baik saja, tapi reynan tau kalau Silla benar benar kecewa karena harapannya untuk kuliah di luar negeri harus pupus

"Kamu kecewa sill, jangan pura pura baik baik saja" ujar reynan

Silla memaksakan senyumnya. "Jangan gitu, Kaka mau jadi ayah lho apa ga seneng?"

"Jangan pura pura tegar Silla"

"Pura pura atau tidak ini tetap nyata dan tidak akan berubah" ujar Silla

"Aku sudah bilang, tuhan pasti punya rencana lain untuk ini, mungkin memang aku tidak di izinkan untuk ke new York saat ini"

"Semua ini sudah takdir, aku gapapa kok"

Reynan menatap Silla, dan mendekapnya erat, seketika reynan menitikan air matanya. "Makasih sil, makasih!" Ujarnya

Silla tersenyum, walaupun dia kecewa tapi tetap saja ini adalah karunia Tuhan yang harus dia syukuri , mungkin new York bisa hilang, tapi mimpinya tidak, masih banyak kesempatan dan peluang lain untuk menggapai mimpi itu , tidak akan ada yang gagal kecuali dia menyerah.

Sebaik apapun rencana manusia, rencana Tuhan tetap lebih baik, skenario yang Tuhan buat pada semesta beserta hikmah-hikmahnya itu adalah alur, perjalanan hidup yang menyimpan cerita indah, namun  tetap saja penuh lika liku, tapi itulah hidup harus di jalani.

Silla jadi ingat kutukan mamah nya, saat dia memberi tahu bahwa dia ingin kuliah di luar negeri.

"Liat aja ya Silla kalo kata mamah enggak ya enggak!"

Ucapan seorang ibu memang tidak boleh di anggap remeh.

"Kita ke dokter sekarang"

"Ngapain?"

"Cek kandungan kamu"

"Aku ganti baju dulu, aku gamau dokternya kaget pas liat aku pake baju sekolah " Silla terkekeh

Reynan dan Silla sedang menunggu giliran untuk masuk ke ruangan.

Setelah nama Silla di panggil , mereka masuk dan menemui dokter.

"Ada apa ini?" Ujar dokter sambil tersenyum ramah

"Em ini dok, saya mau cek kandungan"

"Wah, oke mari sini"

"Usia kandungannya, sepertinya baru beberapa Minggu ya, kurang lebih 4 Minggu"

"Iya dok"

"Sepertinya mba ini nikah muda ya?" Silla mengangguk

"Karena usia mbanya yang masih di bilang sangat muda, mba harus lebih hati-hati ya? Sama masnya ini juga di jagain ya?" Ujar dokter

Reynan dan Silla tersenyum. "Iya dok"

"Kalo begitu kita permisi ya dok?" Dokter itu mengangguk

Silla dan reynan mengurus administrasi dan pergi pulang, di dalam perjalanan mereka berbincang tentang sesuatu.

"Em kak, kayaknya aku udah lama ga liat si uler"

"Uler?"

"Bianca" Rey mangut mangut

"Kemana ya dia?"

"Eh iya kemana ya?" Ujar reynan berbohong karena reynan tau persis dimana Bianca sekarang

"Yaudah lah biarin aja"

"Sil? berati pas kamu minta kerang ijo, kamu ngidam dong?"

"Wah iya bener kak"

"Kamu ngidam lagi gak? Nanti aku beliin"

Silla menggeleng. "Enggak"

"Kalau kamu mau sesuatu kasih tau aku ya?" Silla mengangguk

"Kak aku mau kasih tau mamah, sama bunda kalo aku hamil"

"Kapan? Mau sekarang?" Silla mengangguk

"Kita kerumah siapa dulu?"

"Mamah, nanti baru kerumah bunda"

Reynan melajukan mobilnya kerumah orang tua Silla. Saat sudah sampai mereka turun dan masuk ke rumah yang di sambut tatapan sinis oleh mamah Silla.

"Mau apa kamu?" Ujarnya

"Aku hamil mah"

"APA? KAMU SERIUS" ujar mamah Silla girang

Silla mengangguk. "Jadi kamu gajadi kan kuliah di luar negeri?"

"Iya gajadi, peluk dulu dong mah!" Ujar Silla

Mamah Silla memeluk Silla. "Anak mamah udah mau jadi mamah"

"Maafin Silla ya mah?" Mamah silla mengangguk

"Kalian udah kasih tau bunda Rey?"

"Belum mah, ini kita mau ke sana" ujar Rey

"Yaudah kalian ke sana dulu, pasti bunda kalian seneng"

Rey dan Silla mengangguk dan pamit, mereka langsung menuju ke rumah orang tua Rey mereka masuk dan tidak melihat ada orang di rumah.

"Bunda?"

"Bundaaaaaa" ujar Rey

"Apa sih teriak teriak!, Eh kalian?"

"Iya bunda, kita ke sini mau kasih tau sesuatu"

"Kasih tau apa?, Silla keterima ya kuliah di luar negeri nya?" Ujar bunda sambil tersenyum

"Keterima Bun, tapi bukan itu yang mau kita kasih tau" jawab Silla

"Lalu apa?"

"Silla hamil Bun"

"SERIUS?" Silla menggangguk

"Lalu gimana kuliah dan impian kamu sil?"

"Silla gajadi kuliah nya Bun hehehe" ujar Silla tersenyum kikuk

Bunda reynan langsung memeluk silla. "Sabar ya sayang"

"Iya Bun, Silla gapapa kok"

"Kamu masih bisa kuliah di sini aja kan?, Kamu juga Rey , harus jagain Silla ya?" Rey tersenyum dan mengangguk

"Pasti Bun"

"Kalo gitu kita pamit ya Bun, reynan masih ada kerjaan" bunda mengangguk

Silla dan reynan pamit, dan pulang kerumag mereka, tanggapan orang tua mereka berbeda, mamah Silla yang malah senang karena Silla hamil dan tidak jadi kuliah tetapi berbanding terbalik dengan bunda Rey yang ikut senang tapi mengkhawatirkan masa depan Silla.

Reynan langsung ke kantor , Silla memasuki rumahnya, niatnya hari ini dia ingin coba bersih bersih rumah.

Silla memulai kegiatan bersih bersih rumahnya, di mulai dari ruang tamu, ruang tengah , dan ruang kerja reynan. Sebenarnya Silla jarang memasukinya namun karena alasan bersih bersih dan kepo Silla masuk dan melihat lihat.

Dia melihat berkas berkas kantor reynan, dia mengambil salah satu gambar yang dengan buat, membuka halaman demi halaman ternyata Rey sangat jago gambar, saat membuka halaman selanjutnya tiba tiba secarik kertas terjatuh

"Apa ini?" Ujar Silla dan membuka kertas itu

My Destiny of Married [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora