7 - teman

2.7K 228 27
                                    

Hari ini Silla sudah berada di sekolah, seperti biasa reynan yang mengantarnya, Silla melangkahkan kakinya di koridor tapi tiba tiba tangannya di cekal oleh tangan kasar yang kekar

Silla melihat ke arah orang itu, orang itu adalah Bagas , Silla berontak kan hendak melepaskan tangannya

"Lepas" Silla ketus

"Tunggu dulu sill, gue mau ngomong sama Lo , kasih gue lima menit aja , gue bakal jelasin semuanya" ujar Bagas lirih

Silla yang melihat Bagas seperti itu, mengesampingkan egonya , sepertinya Bagas memang sungguh menyesal

"5 menit ga lebih"

"Beneran sill?" Bagas girang

"Cepet"

"Jangan di sini sill" Bagas menarik tangan Silla ke lapangan indoor, dan mendudukkan Silla di salah satu kursi

"Gue udah lama suka sama lo sill, bukan karena lo cantik, tapi lo emang istimewa buat gue, semenjak nyokap gue meninggal , gue ga pernah suka dan sayang lagi sama cewe , tapi semenjak gue liat Lo, gue perhatiin Lo, rasanya hati gue tersentuh sill, jantung gue gabisa kekontrol " Silla hanya diam mendengar penjelasannya Bagas

"Gue udah berusaha deketin Lo , gue bahkan udah nembak Lo, tapi Lo malah nolak gue , itu ngebuat gue makin semangat deketin Lo sill, cuma Lo yang kaya gitu , ga pernah ada yang nolak gue , malah cewe cewe ngejar ngejar gue, tapi Lo beda"

"Kemarin gue emang brengsek sill, gue tau gue salah, gue cuma kaget dan kesel sama Lo, ternyata ada cowo yang udah nyentuh Lo, tapi Lo bilang Lo belum pernah pacaran dan gaakan pernah selain sama cowo cowo Korea itu"

"Gue nyesel sill, Lo mau kan maafin gue?" Silla masih bungkam dia benar benar merasa iba pada Bagas walaupun masih marah , Silla akhirnya memutuskan untuk memaafkan Bagas

"Iya gue maafin" bagas girang

"Beneran sill?" Silla mengangguk

"Tapi gue gabisa Nerima Lo jadi pacar gue, tapi Lo boleh kok jadi temen gue"

"Beneran sill? Makasih ya sill" Bagas reflek memeluk Silla

Bagas menyadari hal itu, dia langsung melepaskan pelukannya

"Maaf sill, gue cuma reflek" Silla tersenyum, Silla malah memeluk Bagas dan membuat Bagas tersenyum

"Lambat laun , gue pasti bisa dapetin lo sill, gimana pun caranya gue harus dapetin Lo, Lo cuma punya gue" batin bagas

Sedangkan di sisi lain, reynan sedang duduk di kantornya dia masih memikirkan untuk apa Bianca datang , jujur Rey memang ingin berbicara dengan Bianca, Rey ingin meminta penjelasan darinya

Mengapa saat itu Bianca selingkuh?

Mengapa saat itu Bianca meninggalkan nya? Padahal Rey sangat mencintai nya saat itu, persis seperti di tinggal kan pas lagi sayang sayangnya.

Saat sedang melamun, tiba tiba ponsel Rey berdering

Rey melihat nomor yang tak di kenal menelponnya

Rey mengangkat telfon , khawatir jika itu masalah pekerjaan

Hallo Rey

Kamu angkat telfon aku?

Rey menyeritkan dahinya, Bianca?

Ada apa

Aku mau ketemu kamu Rey
Kita perlu bicara

Apalagi yang ingin di
Bicarakan

Aku mau jelasin semuanya
Aku mohon

Oke, dimana

Cafe di jalan Cempaka

Oke tunggu

Rey mematikan telfonnya, sebenarnya Rey malas bertemu Bianca , tapi seperti yang dia bilang, dia butuh penjelasan

Rey melajukan mobilnya ke jalan Cempaka dan mendarat kan mobilnya di salah satu cafe , cafe ini adalah tempat favorit nya dan Bianca saat masih SMA , Rey menebak Bianca ada di sini

Tanpa ba-bi-bu reynan masuk ke dalam cafe dan menemukan Bianca sedang duduk

Bianca langsung menyapa Rey yang datang

"Hai? Kamu mau pesan apa" Bianca tersenyum manis

"Waktu saya tidak banyak" ucapan Rey yang datar seakan akan meluluhkan senyuman Bianca

"Itu bukan pacar aku , we just a friends "

"So? Kenapa kamu meninggalkan saya saat itu"

"Saat itu aku terpaksa pergi karna aku di ajak papa aku pindah ke London, aku mau nemuin kamu tapi waktu aku ga banyak, aku coba telfon kamu tapi kamu ga angkat, aku tau aku salah maafin aku Rey" Bianca terisak

"Setelah aku lulus kuliah aku kembali ke sini untuk mencari pekerjaan dan mencari mu Rey"

"Aku ingin sekali menjelaskan ini, aku selalu memikirkan kamu , dan aku kembali ke sini juga untuk kamu"

"Aku mohon maafkan aku, dan kamu mau kan kita sama sama lagi?"

Rey tersentak dengan penjelasan Bianca, saat itu Rey memang tidak pernah mengangkat telfon Bianca, dia benar benar kecewa , tapi mau bagaimana lagi sekarang, di hatinya cuma ada Silla seorang

"Saya maafkan kamu, tapi kita sudah tidak bisa seperti dulu" Bianca terisak

"Kenapa Rey?"

"Saya sudah menikah" Bianca sangat terisak

"Saya tidak bisa bersama kamu, tapi kita tetap teman"

"Hiks hiks, selamat atas pernikahan kamu Rey" Bianca tersenyum

Reynan memeluk Bianca dan mengusap rambutnya seraya menenangkan

"Its oke, kita tetap teman"


"Aku bakal terus kejar kamu Rey, selama ini hidup aku cuma untuk kamu, dan aku bakal dapetin kamu lagi" batin bianca

"Iya kita tetap teman" Bianca tersenyum

***

Silla sudah 15 menit duduk di halte menunggu Rey menjemputnya tapi Rey belum juga datang

"Balik bareng gue aja ayo" itu suara Bagas

"Engga usah aku naik angkot aja"

"Udah gaakan lewat kalo sekarang, udah ayo naik"

Silla menurut dan naik ke motor sport milik Bagas, ini adalah pertama kali Bagas mengantarnya pulang, alias Bagas tidak tau rumah Silla, jadi dia tidak curiga tentang rumah baru nya

"Ini rumah kamu?" Silla mengangguk

"Aku duluan ya?" Bagas melajukan motornya

Silla melihat ke halaman tidak ada mobil Rey, berati dia belum pulang

Silla membuka pintu rumah dan masuk ke dalam kamar

"Pulang sama siapa?" Itu suara reynan

***

TBC!

Vote!

My Destiny of Married [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang