20 - sembuh

1.7K 140 10
                                    

Sudah genap satu Minggu Bagas koma, tidak ada perubahan apa apa, kondisinya tidak memburuk atau pun membaik. Silla setiap hari datang dan menjenguknya kadang bersama Cecil , reynan atau dia datang sendirian, membawa bunga tulip kuning dengan sejuta harapan.

Teman-teman di sekolah sudah mengetahui bahwa salah satu murid SMA merah putih ada yang mengalami kecelakaan hingga koma, di tambah lagi Bagas adalah orang yang populer di sekolah alhasil Silla yang menjadi bahan kambing hitam orang orang.

Mau tau seperti apa sindiran mereka?

"Dasar cewe gatau di untung, padahal bagas cinta banget"

"Bagas sampai relain nyawanya cuma buat dia?"

"Modelan cewe kaya dia mah di biarin aja mati kali"

"Kalau bukan karena tu cewe Bagas gak akan gini"

"Emang tu cewe pembawa sial"

Mau tau apa reaksi Silla? Dia sudah menduga akan seperti itu, Silla hanya diam menanggapi ujaran orang orang yang tidak tau apa yang terjadi.

Memang sudah sering seperti itu kan? orang yang tidak tau apa apa justru menjadi pemeran utama, hanya berkomentar sana sini, menambah nambah kan cerita , mau bagaimana pun juga di hadapan mereka , Silla yang salah.

Boleh kan Silla minta pada Tuhan? Berikan mereka sedikit otak tambahan agar bisa berpikir lebih baik. Silla Hanya diam, toh tuhan tau segalanya.

Di sela-sela nyinyiran orang orang, Silla sedang mempersiapkan untuk tes masuk ke universitas desainer ternama di dunia.

Silla belum memberi tahukan nya pada reynan tapi rencananya hari ini dia akan memberitahukan padanya.

Ngomong ngomong soal reynan , kalian pasti penasaran bagaimana kabar Bianca?

Bianca sudah pindah ke London beberapa hari yang lalu, dia juga harus menjalani pengobatan agar penyakit yang di deritanya tidak menular pada calon anak yang ada di rahimnya.

Reynan yang membiayai semua itu, ayah Bianca tidak bisa di percaya lagi, dia membuang anaknya saat mengetahui anaknya penyakitan dan mengandung seorang bayi tanpa ayah. Wajar Bianca ingin bunuh diri saat itu.

Saat ini Reynan dan Silla sedang berada di ruang tengah rumah mereka, silla sedang menonton drama korea seperti biasa dan reynan sedang tertidur di atas paha Silla, Silla mengusap usap rambut reynan yang sedang tertidur sambil memakan snack nya.

Sekarang silla ingin memberitahukan tentang cita cita dan keinginan nya untuk kuliah di luar negeri tapi reynan sedang tertidur.

"Em kak?" Reynan masih menutup matanya

"Cerita aja"

"Lho ternyata ga tidur?" Reynan membuka matanya

"Mau cerita apa?"

"Emm gini kak, sebenernya aku mau cerita tentang cita cita aku ke kaka"

"Emang apa?"

"Aku pingin jadi desainer"

"Lho kamu jago gambar?" Silla mengangguk

"Yaudah kalau begitu nanti kamu kuliah nya di ESMOD Jakarta aja, nanti aku daftarin"

"Em tapi kak?"

"Kenapa di sana bagus kok, kamu ambil jurusan desain fashion kan?"

"Iya tapi, aku mau kuliah di luar negeri" tanpa aba-aba reynan bangkit dari posisinya

"APA?, Di luar negeri sill?" Silla mengangguk

"Kamu serius? Terus aku gimana sill?"

"Kamu bilang, kamu mau dukung aku kak, aku mohon ini impian aku"

Reynan menghembuskan nafasnya kasar, bagaimanapun ini adalah impian Silla, dia tidak boleh menghalanginya.

"Boleh ya kak? Nanti aku kan juga bisa sering sering pulang"

Reynan menganggu. "Mau masuk mana?"

"Aku mau daftar di salah satu universitas di new York, sebentar lagi tesnya Kaka bantuin aku ya?" Reynan mengangguk

"Makasih kak reynan! Kak reynan baik banget" Silla memeluk reynan erat, reynan membalas pelukan Silla

***

Reynan masih memikirkan tentang pendidikan Silla , sebenarnya reynan tidak ingin berpisah dengan Silla tapi mau bagaimana lagi

Ngomong ngomong tentang pendidikan sebenarnya reynan juga mendapatkan tawaran S2 di London, entah akan dia terima atau tidak

Tapi jika Silla kuliah dan reynan juga kuliah tapi mereka berada di negara yang berbeda seperti nya kalau itu terjadi cerita ini tidak akan ada habisnya, akan banyak yang terjadi hingga jalan kehidupan mereka akan tak terarah.

Hari ini adalah hari pertama Silla ujian nasional, Reynan mengantarkan Silla ke sekolah tadi, Silla sekarang sedang bergelud dengan soal-soal matematika yang ada di hadapannya.

Silla masa bodoh dengan soal soal nya, walaupun tidak mengerti dengan soalnya Silla Sebenarnya sudah di ajari reynan sebelumnya jadi tidak terlalu sulit.

Setelah selesai Silla dan Cecil keluar dari ruangannya, mereka langsung pulang, pembicaraan mereka saat itu adalah siapa sih yang menciptakan soal sesulit itu?

"Gila yah soalnya, ampun dah gue" gerutu Cecil

"Sttt kita jenguk Bagas yuk?"

"Lo udah ijin sama laki Lo?" Silla mengangguk

Selama ini setiap hari Silla menjenguk Bagas dan pulang bersama Cecil , reynan juga masih sibuk dengan pekerjaannya.

Silla dan Cecil seperti biasa mampir ke toko bunga untuk membeli tulip kuning, menurut Cecil itu tidak penting untuk apa membawa bunga setiap hari? Tidak ada gunanya.

Tapi Silla tidak menghiraukan perkataan Cecil dia tetap ingin membawakan bunga untuk Bagas.

Saat Silla dan Cecil akan masuk ke dalam ruangan Bagas, mereka tidak melihat Bagas yang tertidur dan menutup matanya, tapi melihat Bagas yang sedang tersenyum dan memandang ke arahnya.

Silla tidak bisa membendung air matanya, akhirnya tak sia-sia penantian nya selama ini.

"Makasih bunga nya ya sill?" Ujar Bagas tersenyum

Silla menjatuhkan tulip yang ada di genggamannya , tanpa ba-bi-bu Silla mendekap erat tubuh Bagas.

"Hiks hiks, Bagas Lo udah bangun gas?" Bagas membalas dekapan Silla

"Gue udah bangun sekarang, Lo jangan nangis lagi ya?" Silla mengangguk

"Dan satu lagi sill" ujar Bagas

"Apa?"

"Di mimpi gue gaada bidadari lain secantik Lo" ujar Bagas

Silla makin menangis tersedu-sedu bisa bisa nya Bagas berbicara manis seperti itu setelah mengorbankan nyawanya dan koma selama seminggu lebih. "Jangan ngomong gitu gas! Gue gak suka"

Bagas menyeritkan dahinya. "Kenapa?"

"Gue gak mau liat Lo sakit lagi karna gue, jangan gitu lagi gas!"

Bagas tersenyum.

"Apapun akan gue lakuin demi Lo sill" batin bagas

My Destiny of Married [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora