45- So Sorry

Mulai dari awal
                                    

Gani menepuk pundak Arnold. "Tolong bersihin alat pemanggangnya, gue mau otw toilet dulu," ucap Gani berlalu menuju toilet.

Tadi Gani sudah membanggakan dirinya sendiri dengan bisa mengurusi bbq grill. Tapi baru beberapa langkah ia berjalan, isi kandung kemihnya memaksa untuk dikeluarkan. Hal hasil Gani segera menuju toilet.

Sebelum berjalan menuju toilet, ia sempat melihat panggangannya sedikit berkerak. Jadi ia menyuruh Arnold untuk membersihkan.

Setelah selesai, Gani berjalan kembali menuju halaman belakang. Tapi kedua matanya terkejut melihat Arnold membawa selang panjang dan ingin menyiram panggangan tersebut layaknya menyiram bunga di taman.

"Arnold!!" pekik Gani sambil berlari menuju Arnold yang sudah bersiap untuk menyiram panggangan tersebut.

"Jodoh lo menanagis liat cara lo bersihin kerak panggangan pake air selang!" Gani langsung mengambil selang yang dipegang Arnold.

"Yah terus pake apa lagi?" tanya Arnold.

"Pake minyak. Kalo lo mau pake air bisa aja kalo panggangan udah selesai dipake," ucap Gani menjelaskan.

"Kalo pake air yang ada apinya gak hidup. Mau lo nunggu lama lagi? Gue sih gak ya, perut gue udah minta diisi," lanjut Gani.

Arnold mengangguk mengerti. "Kalo udah selesai gue aja yang bersihin."

Gani membalas dengan anggukan. "Udah lo bantu gue ambilin arang tuh, disana." Gani menunjuk kantong plastik yang berisi arang.

Arnold berjalan mengambil arang, setelah itu ia serahkan arang itu ke Gani.

"Lo bantu yang lain aja, urusan panggangan gue aja yang urus," ucap Gani.

Nadife dan Naden sedang berada di dapur. Mereka berdua membantu membuat hidangan pendamping.

Sebelum kerumah Nadife, mereka berlima ke supermarket untuk membeli kebutuhan bbq. Mereka membeli daging sapi, buah-buahan, sayuran dan bahan-bahan bbq yang lain.

Naden memotong buah-buahan sebagai hidangan pedamping. Sedangkan Nadife memotong beberapa jenis sayuran yang bisa diolah dengan cara dipanggang, seperti paprika, jamur kancing, hingga janggung manis.

*BS*

"Cuma kita doang, yang bbq menjelang siang," ucap Lanova.

"Berbeda itu unik," sahut Naden.

Arnold mengangguk membenarkan. "Betul tuh, setuju gue."

"Kenangan konyol kita bakal gue inget seumur hidup. Kalo gue punya anak cucu bakal gue ceritain," ucap Gani.

"Lo kapan berangkat ke Prancis?" tanya Arnold.

Nadife menoleh kearah Arnold. "Lusa."

"Kok cepet?" tanya Lanova.

"Sengaja. Gue perlu beradaptasi sama lingkungan baru," ucap Nadife sambil terkekeh.

Lanova mengambil daging bbq yang sudah dipanggang. "Kita kapan berangkat ke Malang?" Lanova menyenggol bahu Gani.

"Sebulan lagi atau dua minggu lagi," ucap Gani.

Lanova menggangguk mengerti.

Gani menoleh kearah Naden. "Oya Den. Lo kan cerdas, kenapa milih jurusan itu?" tanya Gani.

"Gue bisa aja milih jurusan yang lain, tapi lo tau kan gue anak satu-satunya, gue juga yang bakal nerusin perusahaan bokap gue. Kalo gue gak ada pendidikan bisnis yang ada perusahaan bokap gue bakal hancur," jelas Naden.

Beloved SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang