38- Night Market

89 9 0
                                    

Gak perlu nunggu untuk dicintai, mulailah untuk mencintai.
-Naden-

~•BS•~

Riuh suara kantin terdengar di jam istirahat ini. Banyak murid yang berkumpul di meja kantin untuk mengisi perut mereka atau sekedar curi pandang kepada mostwanted sekolah.

Berbeda halnya dengan Arnold dan keempat sahabatnya. Mereka tidak terganggu oleh suasana riuh kantin di jam istirahat.

''Kemarin lo liat Ansell dateng ke sekolah kita gak?" tanya Nadife yang sudah menghabiskan makanannya.

Kompak keempat orang yang duduk bersama Nadife mengalihkan seluruh perhatiannya kepada Nadife.

"Ansell?" tanya Gani.

Nadife mengangguk.

"Seriusan lo Ansell datang ke sekolah kita?" tanya Lanova.

"Gue seriusan lah. Yakali gua bohong sama kalian." ucap Nadife.

"Jam berapa lo liat Ansell?" tanya Naden yang sedikit tertarik dengan topik pembicaraan ini.

Nadife tampak mengingat-ingat waktu ia melihat Ansell di depan gudang sekolah.

Karena setelah bertemu dengan Adhara kemarin, ia kembali lagi ke gudang sekolah untuk mengambil kunci motornya yang ketinggalan. Tetapi ia malah melihat Ansell berdiri di depan gudang dan enggan untuk masuk kedalam. Nadife ingin menyapa Ansell, tetapi Ansell lebih dulu pergi dari gudang tersebut. Dan saat Nadife ingin masuk kedalam gudang tersebut, Davira lebih dulu keluar dari gudang. Ia bingung dengan situasi ini, tetapi ia berusaha tidak mempedulikan dengan yang barusan ia lihat.

"Gue gak ingat pasti waktunya. Intinya setelah gue selesaiin hukuman kemarin gue balik lagi ke gudang, ngambil kunci motor gue yang ketinggalan."

Naden mengangguk.

"Tapi, yang gue lihat Davira juga keluar dari gudang setelah Ansell pergi," ucap Nadife.

Arnold kini bergerak gelisah.

Naden yang menyadari pergerakan Arnold lantas menatap Arnold menuntut penjelasan.

"Seminggu yang lalu, Ansell datang kerumah gue," ucap Arnold memberanikan diri menceritakan apa yang terjadi di hari itu.

Gani yang sedang minum tesedak seketika mendengarnya. "Apaan lo bilang? Ansell datang kerumah lo?"

Arnold mengangguk.

"Gak salah dengar kan gue?"

"Kalo pendengaran lo masih bagus, berarti lo gak salah dengar," cibir Lanova.

Gani menatap jengkel Lanova dan beralih menatap Arnold. "Trus lo Nold?"

"Ansell datang bareng Davira," ucap Arnold.

Kali ini Lanova yang tersedak minumannya sendiri.

Gani tertawa puas melihat sahabatnya. "Karma datang cepat ya, Lan." Gani menepuk-nepuk punggung Lanova.

"Davira minta maaf ke gue trus ngejelasin semuanya tentang Kenan."

"Lo pasti tau Dife, kenapa selama ini Kenan selalu buat lo menderita," lanjut Arnold.

" I know. Jawabannya udah jelas, karna dia iri sama kehidupan gue." Nadife berucap tenang.

"Hubungan lo sama Adhara hancur karna Kenan. Lo gak merasa marah?" tanya Lanova.

Nadife tersenyum. "Awalnya gue ngerasa marah. Tapi gue baru sadar, Adhara bukan yang terbaik buat gue. Makanya dia pergi dari hidup gue."

"Tuhan ngejauhin yang terbaik menurut gue, tapi pasti Tuhan ngembaliin ke gue yang paling terbaik menurutnya," lanjut Nadife.

Beloved SunshineWhere stories live. Discover now