05- Moment '2'

310 96 75
                                    

Drtt..Drtt..Drtt

Suara dering telepon membangunkan Nadeline dari alam mimpinya. Tangannya meraba-raba laci nakas yang ada disebelah ranjangnya.

''Halo,'' ucap Nadeline dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

''Inget sekolah gak sih lo,'' jawab orang disebrang sana.

Nadeline langsung mematikan telepon tersebut. Yang hanya berdurasi 15 detik. Dan segera bergegas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah.

Hampir setengah jam berlalu Nadeline sudah siap dengan seragam sekolah. Dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.

Diruang makan sudah ada Arnold dan Nadife. Sedangkan kedua orangtuanya sudah berangkat pagi sekali untuk bekerja.

Mereka bertiga sarapan dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah mereka selesai sarapan. Nadeline bangkit dari duduknya dan berjalan menunggu Arnold di ruang tamu.

Suara bel rumah terdengar dipagi hari ini. Nadeline membuka pintu rumahnya dan menampakkan sosok Naden dihadapannya dengan sorot mata menatap Nadeline dengan dingin.

Cukup udara pagi ini aja yang dingin. Tatapan lo gak usah ikutan dingin juga. batin Nadeline

Nadeline segera menyuruh Naden masuk. Naden masuk menuju Arnold berada, tidak lupa Nadeline mengekorinya dari belakang.

''Udah sampe aja lo,'' ucap Arnold.

''Hem,'' jawab Naden dengan dehaman.

''Gua kesini mau minta tolong sama lo. Buat anterin Adek gue,'' ucap Arnold.

Nadeline dan Nadife yang mendengarnya kaget. Tapi tidak dengan Naden yang tetap santai saja.

''Gue aja Nold,'' kata Nadife cepat sebelum Naden menerima permintaan Arnold.

''Gak usah, luka di perut lo kan masih belum sembuh.''

''Gue udah gak papa. Biar gue aja yang anter Nadeline.''

''Gak usah, Naden aja. Lo berangkat bareng gue, gak usah bawa motor.''

''Oke gue anter,'' ucap Naden.

''Thanks Den,'' ucap Arnold dan dianggukan oleh Naden.

**

Setelah sampai disekolah Naden memarkiran motornya. Nadeline turun begitu juga dengan Naden.

''Thanks kak,'' ucap Nadeline sambil mengembalikan helm yang tadi ia pakai kepada Naden.

Naden mengangguk, ''Gue duluan kak,'' kata Nadeliene dan berjalan menuju kelas.

Setelah sampai diambang pintu kelas suara teriakan Azzura menyambutnya.

''Nad lo berangkat bareng Kak Naden tadi? Abang lo kemana emang?''

Nadeline tidak mempedulikan pertanyaan Azzura dan lebih memilih berjalan menuju tempat duduknya bersama Azzura.

Setelah mendudukan diri disamping Azzura, Nadeline mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Azzura yang tadi tidak sempat ia jawab.

''Trus Bang Arnold kenapa gak nganterin lo? Bolos? Makanya dia minta Kak Naden nganter lo,'' tanya Azzura kembali.

Semua murid perempuan di kelas sudah menatap kearah mereka dengan berbisik-bisik kepada murid perempuan yang lain. Yang sebagian adalah fans Arnold.

Beloved SunshineHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin