16- Shut up

158 15 3
                                    

Ada ucapan yang harus tertahan dan ada fakta yang tak bisa diungkapkan, agar tidak memperpanjang sebuah masalah.

Tertanda :
Jf, Author @jisunshine_

~•BS•~

Sinar matahari masuk melewati celah-celah tirai kamar tidur Nadeline. Walaupun begitu ia tidak terganggu dengan hangatnya sinar matahari yang menerpa wajah cantiknya. Ia tertidur pulas dalam pelukan hangat Naden.

Begitu juga Naden, ia tidak mempersalahkan sebelah tangannya digunakan untuk bantalan kepala Nadeline, yang ia tau Nadeline butuh seseorang yang membuatnya nyaman dan aman.

''Non, mba masuk ya," ucap mba Sarti dari luar kamar Nadeline.

Tidak mendapatkan respon, mba Sarti mau tidak mau masuk kedalam kamar Nadeline.

Betapa terkejutnya mba Sarti melihat pemandangan pagi hari ini, melihat Nadeline tidur dalam pelukan hangat teman majikannya.

Tidak mau berlama-lama melihat, mba Sarti langsung keluar kamar Nadeline, dan berjalan keruang makan.

''Mba, Nadeline belum bangun?" tanya Arnold.

''Belum Mas Arnold," jawab mba Sarti seadanya, tanpa mau menceritakan apa yang ia lihat tadi.

''Biar Arnold bangunin aja," ucap Arnold sambil berjalan kearah tangga.

Setelah melewati beberapa anak tangga, Arnold sampai di depan pintu kamar Nadeline, kamar Nadeline bersebelahan dengan kamarnya. Yang membedakan hanya warna pintunya saja.

''Nad, ayo sarapan, keburu dingin nanti,'' ucap Arnold sambil membuka tuas pintu.

''Ya!! APA-APAAN INI!!'' Teriak Arnold setelah melihat pemandangan di depan matanya.

Membuat dua orang yang sedang tertidur pulas dalam hangatnya pelukan, harus bangun seketika mendengar teriakan Arnold.

''BANGUN GAK LO BERDUA!!'' teriak Arnold yang sudah menahan amarahnya.

Nadeline dan Naden langsung terduduk diatas ranjang queen size milik Nadeline.

''Maksud lo apaan, meluk-meluk adek gue lagi tidur?!'' tanya Arnold dengan suara tegas.

Naden berdiri tepat didepan Arnold.

''Gue gak ada maksud lain, gue cuma-'' ucapan Naden tertahan karena Nadeline menarik ujung kaosnya.

''Cuma apa?" tanya Arnold sambil menaikkan sebelah alisnya.

''Kak Naden gak ada maksud lain bang, kemarin malam mati lampu, gue minta kak Naden anterin gue ke kamar. Kak Naden mau turun kebawah, gue tahan, gua minta tolong temenin gue tidur," ucap Nadeline menjelaskan yang sebenarnya.

''Trus yang gue liat lu berdua pelukan sambil tidur itu apa?"

''Kemarin malam gue minta sebelah tangan kak Naden buat bantalan kepala gue. Soalnya gue takut tiba-tiba liat bayangan."

''Gak ada bayangan hantu, yang ada bayangan mantan," ucap Arnold dengan senyum jailnya.

''Apaan sih bang, lo kalo rindu sama kak Davira tuh bilang langsung ke orangnya.''

''Ekhem,'' Naden berdehem.

''Ayo kak sarapan, pasti udah lapar ya," ucap Nadeline sambil merangkul tangan Naden.

''Gue udah kenyang Nad, kan semalaman gue kenyang meluk lo," ucap Naden berjalan keluar kamar Nadeline dengan tangan sebelahnya dirangkul oleh Nadeline.

Beloved SunshineWhere stories live. Discover now