"Ibu... Dia sudah meninggal." Aku tersenyum tipis berusaha agar tetap tegar mengatakan nya.

"Oh benarkah? Oh, Astaga. Maafkan aku, aku turut berduka cita." Ucap Hanna dengan wajah prihatin walau sebelumnya ia memasang wajah kaget sambil menutup mulutnya.

"Ya.. Tidak apa apa, aku maklumi. Tante baru mengetahuinya." Ucapku kembali tersenyum tipis.

"Aku tidak bermaksud membuatmu sedih, maafkan diriku Shierra." Ucap Hanna merasa bersalah melihat raut wajah Shierra yang sangat sedih.

"Tidak apa apa, tante." Ucap Shierra tersenyum kecil.

"Jangan memanggilku tante, mulai sekarang panggil saja ibu. Aku Ibumu disini sekarang." Ucapnya Tersenyum begitu Tulus.

Shierra melihat Hanna kaget air mukanya mencair menjadi sangat Terharu.

Shierra menunduk an kepalanya dan tersenyum dalam hatinya ia berterima kasih masih di pertemukan dengan orang sebaik mereka.

Ya, mereka. Keluarga Adam.

"Dimana ibumu di makam kan?" Tiba tiba ayahnya Rey membuka percakapan kembali.

"Cimitero Maggiore di Milano." Ucapku cepat menyebutkan nama tempat pemakaman ibu.

"kita bisa mampir untuk melihatnya juga saat kita ke paris nanti. Iya kan han?" Ucap David kepada istrinya, Hanna hanya mengangguk setuju sambil melanjutkan makannya.

•••

Sekarang aku berada di Starbuck, Setelah makan tadi aku membantu Hanna mencuci piring dan peralatan bekas makanan tanpa di bantu pelayan.

Katanya itu adalah kesukaan Hanna, mengerjakan sesuatu selagi bisa dan ia tidak suka menyuruh seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang menurutnya ia bisa kerjakan.

Begitu baik dan bijaknya ia, walaupun dirinya masih suka bergosip dan memamerkan barang branded.

Yah... Begitulah manusia, ada kelebihan dan kelemahan nya.

"Maaf Membuatmu menunggu lama." Aku mendongak melihat lelaki yang selama 10 tahun ini sikapnya sangat berubah drastis.

Kadang baik dan kadang jahat walaupun dilihat ia berwajah dingin.

Aku melihat Kue dan juga minuman di depanku lalu melihat ke arahnya.

"Kau memesan semua ini?" Tanyaku dan ia mengangguk lalu tersenyum tulus.

"Ya, aku memesan dan membawanya kesini sendiri. Orang bilang kue ataupun coklat bisa meredakan suasana hati seseorang menjadi Ceria." Ucapnya kembali tersenyum dan duduk di hadapanku.

Aku tersenyum melihat kue dan minuman di depanku. Kenapa ia bisa jadi semanis ini?

Aku tersenyum kecil melihat kue di depanku ini.

"Terima kasih." Ucapku kemudian melihat ke arahnya.

"Tidak, masalah." Jawabnya sambil mengeluarkan beberapa kertas dari map yang ia bawa.

Dia memberikan ku beberapa lembar kertas Ralat! Sangat banyak kertas di depanku.

"Mulai besok kau sudah bisa kuliah. Ini adalah Beberapa Universitas. Silahkan kau pilih sesuai yang kau sukai." Ucapnya tersenyum lebar.

Aku tercenung dan langsung melihat beberapa lembar formulir pendaftaran diri dari sekolah berbeda.

Ada -Universitas Imperial College London.
-Universitas of Oxford.
-Universitas London.
-Universitas Of Cambridge.
-University College London.
-University Of Edinburgh.
-Royal College Of Music.
-London College Of Fashion.
-Central Saint Martins College of Arts and Design.
-Royal College Of Art.

Terlalu banyak.

Yah, menurutku ini terlalu banyak dan sangat berlebihan.

"Aku tidak tau kriteria dan jurusan mana yang akan kau pilih, jadi aku membawa sebanyak itu. Jika masih ada yang kurang atau tidak ada pilihan mu disitu aku akan menyuruh Jesen membawa lebih banyak formulir dari Universitas lain." Jelasnya dan tersenyum lebar.

Aku membereskan Formulir yang sangat banyak di depan diriku.

"Ini terlihat terlalu berlebihan." Ucapku kemudian membuka suara, ia memandang kaget ke arahku.

"Berlebihan?" Jawabnya mengangkat sebelah alisnya.

"Ya, kau bisa memberi 5 atau beberapa tidak harus sebanyak ini. Lagi pula... jangan terlalu kasihani aku." Ucapku tersenyum kecil menaruh formulir itu di depan mejaku dan aku bersandar.

"Aku tidak membutuhkan perasaan kasihan itu." Ucapku pelan, tersenyum kecut dan menatap ke bawah.

Tiba tiba tanganku di atas meja terasa ada yang menyentuh.

"Mulai sekarang Kuliah mu, dan Segala Fasilitas yang kau butuhkan Akan ku Tanggung Semua, dan kau akan tinggal bersamaku tidak perlu kemana mana." Ucapnya kemudian yang membuatku langsung melihat ke arahnya.

Dengan tatapan tidak percaya.

•••

To be Continued?

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang