°Fourty-one°

82 7 0
                                    

"Maaf untuk yang semalam." Rey mendongak menghentikan kunyahan nya sambil menatap Shierra.

Mereka sekarang sedang sarapan di meja makan. Sebelum Shierra pergi kuliah dan Rey pergi bekerja.

Rey hanya diam, dia menunggu penjelasan dari Shierra sambil melanjutkan memakan Roti bakarnya.

"Soal yang semalam... Uhmm." Shierra tampak bingung harus menjelaskan dari mana terlebih dahulu.

Rey yang melihat Shierra kebingungan menjelaskan langsung menyahut.

"Jelaskan dari awal saja."

Masih sambil memotong dan memakan Roti bakarnya, Shierra mengangguk.

"Okay."

"Jadi, kemarin siang aku di ajak Daniel untuk satu kelompok dengan nya. Kami ada tugas berkelompok dari dosen. Aku menyetujuinya dan kami pergi kerumah Jessy, setelah sampai sana kami langsung menyelesaikan tugas kami. Aku tidak sadar handphone ku lowbate, jadi saat pulang dari rumah Jessy sore hari. Aku tidak bisa mengabari mu karena Handphone ku lowbate. Setelah mengecas hp semalam, aku melihat banyak panggilan tak terjawab dari mu."

Shierra memberi jeda dari pembicaraan nya sambil menatap Rey yang memandangnya dengan seksama.

"So... Aku minta maaf." Ucap Shierra sambil menunduk merasa dirinya bersalah.

Rey terdiam dan merasa lega saat Shierra menjelaskan semuanya padanya.

Rey mengangguk dan kembali mengerti.

"Tidak apa, aku mengerti." Ucap Rey sambil tersenyum tulus.

Shierra tersenyum senang, Rey dapat mengerti dirinya dan memaafkan nya.

"Ayo, berangkat. Nanti sore akan ku jemput." Ucap Rey bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu depan.

Shierra tersenyum senang dan ikut bangkit dari duduknya, mengikuti Rey.

•••

06.30 AM

Tuuuuuutttt.....Tuuuuutttt.....

"Hallo?"

"Hello...Sweety."

Gadis yang di panggil Sweety itu mengernyit heran. Dia melihat jam weker di samping tempat tidurnya.

06.30 AM.

Dan siapa yang menelepon nya pagi² buta begini?

Gadis itu melihat ponselnya. Tidak ada nama penelepon hanya nomor telepon yang tertera disana.

"Siapa ini?" Tanya nya dengan suaranya yang terdengar khawatir

"Jangan takut Sweety... Apa kau, Fiona Anastasya Dolf?"

"Ya." Fiona menjawab dengan cepat.

"Kau teman Shierra?"

Sebelum Fiona menjawab orang disebrang sana langsung melanjutkan ucapan nya.

"Kau sangat menyukai Rey bukan? Kau sempat berencana untuk mendekati Rey dan memisahkan mereka. Benar bukan?"

"Hei! Bagaimana kau tau semua identitas dan Rencanaku?" Fiona bertanya panik di sebrang sana.

Tapi orang itu tidak menggubris pertanyaan Fiona.

"Well... Tujuan kita sama, mau kah kau bekerja sama denganku?"

Orang di sebrang sana tersenyum sangat misterius, sedangkan Fiona. Dia bingung, akan kah menyetujuinya ataukah tidak.

•••

"Selamat Sore, Tuan Rey." Rey mengangguk dan tersenyum pada karyawanya yang sangat ramah padanya.

Sore ini dia sudah memutuskan untuk menjemput Shierra dari kuliahnya.

Dia dengan cepat masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju sekolah Shierra, di perjalanan dia tersenyum senang karena bisa pulang bareng dengan Shierra lagi sekaligus hubungan mereka membaik kembali.

Dia merasa bahwa Shierra sudah melupakan kejadian dirinya yang masih menyimpan foto Sheriel.

•••

Sampai di parkiran, Rey keluar dari mobilnya dan menunggu sambil duduk di atas Kap mobilnya.

Parkiran masih terlihat kosong, dia merasa bahwa dia terlalu awal menjemput Shierra. Karena saking bersemangat dirinya.

Dia masih tetap menunggu sambil melihat jam tanganya yang menunjukkan pukul 04:30. Itu menandakan sebentar lagi Bell sekolah ini berbunyi.

Tapi di sisi lain...

"Kau sudah setuju dengan pilihanmu, dan sekarang yang harus kau lakukan adalah menuruti perkataanku." Suara telepon seseorang dari sebrang sana membuat Fiona semakin Gugup.

"Dengar! Kau punya waktu sampai bell berbunyi Dan saat bell berbunyi lancarkan misi mu." Ucap Seseorang di sebrang sana lagi.

"Bagaimana aku melakukan nya?" Suara Fiona terdengar gugup di tambah dirinya bertanya seperti itu, terlihat nampak bodoh sekali dirinya sekarang.

"Pakai otakmu! Sudah ku katakan, kau berpura-pura kakimu terkilir dan tidak bisa jalan! Aku yakin, kau pandai berakting benar bukan?"

Fiona menghela nafas,berusaha menghilangkan semua kegugupan nya.

"Ya. Serahkan saja padaku." Ucapnya yakin.


Penelepon di sebrang sana, siapa lagi kalau bukan Sheriel. Tersenyum senang.

"Good, girl."

Between You And Me [END]Where stories live. Discover now