°Twenty-nine°

121 10 0
                                    

"Rencana berjalan sukses."

Hanna yang masih duduk di meja starbuck menutup telpon nya dan tersenyum licik disana.

Di belakangnya berdiri dua bodyguard, yang memberikan ponsel tadi kepadanya.

Sedangkan sang penelpon di sebelah sana, seorang wanita menghapus air matanya sambil tersenyum licik.

"Akhirnya aku berhasil membuat mereka menjauh."

•••

Setelah sampai rumah besar itu, Shierra berlari masuk kedalam menuju kamarnya.

Pintu rumah besar itu terbuka lebar karena kebetulan banyak pelayan yang sedang membersihkan halaman rumah, serta pekarangan rumah yang sangat luas itu.

Para Pelayan terheran-heran melihat Shierra yang berlari masuk kedalam rumah sembari menangis. Tak lupa Shierra juga menggebrakkan pintu dengan keras pertanda dia sedih dan marah.

Di balik pintu kamarnya, Shierra terduduk di lantai, menekuk kedua lututnya dan menangis.

Kenapa semuanya tampak sama saja?

Kenapa semua orang keliatan jahat padanya?

Apa salahnya?

Jika benar Shierra punya perasaan pada Rey. Apakah ini salahnya?

Bahkan Shierra tidak tau kenapa dia bisa suka dengan Rey dan sangat sulit baginya menghapus rasa itu.

Shierra memegang dadanya dengan tangan nya, sambil menangis dia memukul-mukul dadanya, merutuki hatinya yang bisa sayang dengan orang yang salah.

Sebenarnya hatinya cukup berani untuk sayang dengan pria bernama Rey. Namun sayangnya dirinya tidak.

Shierra terlalu takut dengan segala Resiko yang nanti menimpa nya, dia tidak ingin hatinya sakit lagi karena orang terdekatnya seperti pada Ayahnya saat itu.

Shierra berdiri dari duduknya, masih dengan tangisan nya. Dia meraih handphone samsung retaknya, berusaha menyalakan nya. Setelah menyala dia segera menekan tombol seseorang yang sangat penting baginya.

Karen, siapa lagi jika bukan dia?

Di dering pertama, Karen langsung mengangkat telepon darinya.

"Hallo, karen." Ucap Shierra, nadanya terdengar sangat pelan sekali.

"Hallo? What's going on in there? Why are u crying Shierra?" Terdengar Suara panik dari sebelah sana.

Shierra tidak menjawab, dia terus menangis sambil memeluk handphone nya. Berusaha merasakan jika yang ia peluk itu adalah Karen sekarang.

Karena menghela nafas di sebrang sana, sangat terdengar sekali.

"Menangislah jika itu membuatmu lega. Jika kau belum siap untuk menceritakan hal itu sekarang jangan ceritakan hal itu padaku." Ucap Karen Kemudian.

"Hiks, apa aku orang jahat Karen?" Karen mengangkat sebelah alisnya bingung, kenapa tiba² Shierra bertanya hal itu sambil menangis.

"Tidak, tapi kenapa kau bertanya hal seperti itu?" Tanya Karen lagi di sebrang sana.

Shierra tidak menjawab dan terus menangis terisak sambil menunduk.

"Shierra! Kau membuatku Khawatir, Cepat katakan apa yang terjadi?!" Teriak Karen. Di sebrang sana, dia mengigit bibirnya merasa khawatir sambil mengenggam telepon nya di telinga.

"Aku di ajak jalan-jalan dengan Ibunya Rey." Ucap Shierra sangat-sangat pelan.

"Lalu?" Tanya Karen nadanya sekarang sama pelan nya dengan Shierra.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang