•Twenty-six•

116 12 0
                                    

DAY 4

Seperti biasa Shierra hari ini bangun terlambat dan pagi ini sepertinya dia punya jadwal kuliah yang harus di kejar.

Shierra berlari dengan cepat menuju dapur, mungkin karena dirinya yang sedang panik itu, sampai tidak melihat 4 orang yang sedang berada di meja makan melihat gerak-geriknya yang seperti orang kesetanan.

Shierra mengambil sehelai roti tawar dan mengoleskan nya dengan selai kacang secara cepat lalu roti itu di taruh di dalam mulutnya sembari ia membuka kulkas dan mencari susu kotak dengan cepat.

Terlihat sangat ribet, tapi itulah Shierra jika sedang terlambat. Makannya setiap kali Shierra bangun terlambat atau kelupaan sesuatu dia akan menganggap nya menjadi hal sial bagi dirinya.

Dirinya keluar dari dapur dan saat ingin melewati meja makan lagi, akhirnya Shierra tersadar sesuatu. Dia melihat 4 orang yang berada di meja makan sedang melihat gerak-geriknya sedari tadi. Kedua orang tua Rey, Rey dan tentunya Sheriel di sebelah Rey.

Tapi yang Shierra pedulikan sekarang adalah kedua orang tua Rey yang sedang melihat kelakuan nya sedari tadi.

Dia berhenti tepat di samping meja makan, mengambil roti yang berada di dalam mulutnya sedari tadi dan dia membungkuk hormat sambil meminta maaf.

"Maaf kan aku atas perlakuan tidak sopanku, tapi hari ini aku sedang terlambat jadi seperti ini. Aku minta maaf sangat sangat minta maaf." Ucap nya dan secara cepat tanpa menunggu jawaban kedua orang tua Rey, Shierra kembali ingin berlari menuju pintu utama namun tidak bisa karena tangan nya di cekal oleh Rey.

"Kau terlihat sangat buru-buru sekali, biar aku yang antar bagaimana?" Tawar Rey dengan alis satu terangkat.

"Tidak usah, aku akan berangkat dengan pak Tono saja." Ucap Shierra cepat sembari menepiskan lengannya dengan kencang kemudian berlari menuju pintu utama.

Sheriel yang berada di belakang Rey melihat pemandangan tadi dan dia melihat Rey yang sedang mengepalkan tangan nya kesal karena  Shierra terlihat terus menghindarinya.

Apakah kembalinya dia adalah suatu kesalahan bagi mereka berdua?

•••

DAY 5.

Aku berjalan santai menuju lantai bawah, hari ini aku ada jadwal kuliah dan beruntungnya tidak telat seperti kemarin.

Di pertengahan tangga ku berhenti, Aku melihat Rey di bawah tangga sana yang tidak menyadari keberadaan ku. Tepat di depan tangga.

Apa dia sengaja berdiri disana?

Menunggu seseorang kah? Apakah itu aku?

Aku menampar pipiku dengan keras berusaha menghilangkan ke geeran tingkat jiwa yang berada dalam diriku saat ini.

Aku melanjutkan langkah ku menuju lantai bawah, berusaha menghilangkan ke geeran ku saat ini dan berusaha bersikap biasa-biasa saja.

Tepat saat aku mempijakkan tangga terakhir dia menoleh ke arahku.

Kami jadi berhadap-hadapan sekarang, dia melihat ke arahku tepat di kedua manik mataku.

Namun aku langsung mengalihkan mataku melihat ke arah lain dan menggeser badanku ke samping ingin melewati tubuhnya.

Namun lagi-lagi tanganku di cekal olehnya dengan cepat.

Aku menghela nafas lelah, kenapa harus seperti ini? Setiap hari dia selalu mencekal lenganku dan aku harus menepis lengan nya lagi kuat-kuat.

Bisa kupastikan tanganku akan memerah atau mungkin membiru karena dia terus-terusan mencekal lenganku kuat-kuat dan aku berusaha menepis lengan nya juga kuat-kuat.

"Biar ku antar kau, Shierra." Rey bersuara.

Bisa ku tebak dia akan terus seperti ini semakin aku terus menolak nya, tapi aku tidak bisa seperti ini. Dia harus kembali pada Sheriel.

Karena untuk apa Sheriel kembali jika yang ia kejar adalah aku?

"Tidak usah, aku tidak ingin." Ucapku dingin tanpa menoleh.

"Sampai kapan kau akan terus menghindariku?" Tanya nya mungkin untuk ke 1000 kalinya.

Kupingku lelah mendengarkan nya.

"Aku tidak tau, lagipula apa kau tidak malu terus mengejarku seperti ini? Tunangan mu kembali sadarlah Rey dan kejarlah dia." Aku menoleh ke arahnya dengan kesal ku tepis lengan nya dengan kencang.

Dia hanya diam terpaku disana, mungkin sedang mencerna kata-kataku.

Aku berjalan dengan santai menuju pintu utama, keluar dari rumah besar itu dan berjalan menuju depan gerbang yang kebetulan ada Pak Tono dan juga Pak Asep yang sedang ngopi sambil menonton berita berdua di dalam post satpam.

Pak Tono menghampiriku yang sedang membuka gerbang besar itu, ingin keluar dari pekarangan rumah Rey tepatnya ke jalan raya.

"Eh Non, kok ga manggil saya? Biar saya anter aja." Ucap Pak Tono.

"Gapapa pak ga usah anterin saya, saya mau berangkat jalan kaki sendiri." Ucapku tersenyum ke arahnya.

"Loh Non, kok tumben ga biasanya. Bener gapapa? Kalo kenapa-kenapa gimana Non?" tersirat kekhawatiran di wajah Pak Tono sedikit.

"Gapapa pak saya pengen ngerasain jalan kaki sambil hirup udara bebas, nanti saya naik bus kok pak. Bapak lanjut nonton berita aja sama Pak Asep." Ucapku cepat sambil tersenyum lalu menutup gerbang dengan cepat dan berbalik badan melanjutkan langkahku.

"Hati-Hati ya non!" Teriak Pak Tono samar-samar terdengar karena aku sudah cukup jauh dari rumah Rey.

"Iya Pak!" Jawabku sedikit teriak agar terdengar.

•••

Rey melihat dari jauh kepergian Shierra, sifat Shierra benar-benar berubah.

Rey baru saja mencermati kata-kata Shierra tadi.

Apakah Shierra ingin dirinya mengejar tunangan nya? Jadinya dia menjauh dan menghindari Rey.

Jika benar seperti itu.

Akan Rey lakukan, Apapun itu.

Karena Rey punya Rencana nya sendiri.

Between You And Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang