🏸 FRAGILE - 29 🏸

1.3K 44 16
                                    

FRAGILE
[M.R.A]
----------

A]----------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Bacanya sambil dengerin lagu 'Melamarmu' ya teman halunya Author ❤
____________


▪ ¤ ▪ ¤ ▪ ¤ ▪ ¤ ▪

"Assalamualaikum. Dev!"

"Waalaikumussalam. Pelan-pelan dong A' ngomongnya."

"Gawat, Dev!" pekik Fajar.

"Gawat kenapa?"

"Rian tiba-tiba pingsan selesai latihan. Ini temen-temen lagi ngumpul di gedung tempat latihan. Cepetan ke sini, Dev!" pekik Fajar lagi.

"Astaghfirullah. Iya, iya. Aku mau berangkat bareng Bang Nino ke sana. Azka, titip Bintang. Bang, ayok! Ya udah A' assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam." Fajar sibuk mengipasi Rian dengan handuknya dan di seberang sana, Devina tengah meminta Nino untuk mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai di Pelatnas. Dia khawatir terjadi apa-apa pada Rian.

"Jom, oi!" panggil Chico sambil mencolek-colek hidung Rian.

"Iseng banget ya, ni anak," omel Ginting.

"Mau bales dendam gue gara-gara kemaren disuruh pegangin hape waktu mereka live. Mana gue gak dikasih bayaran lagi. Kan kesel jadinya," curhat Chico sambil menatap sengit Fajar yang berada tepat di hadapannya.

Selang beberapa menit, Devina sudah tiba di Pelatnas. Tanpa memperdulikan kondisinya yang belum pulih total, dia berlari kencang diikuti Nino di belakang. Ian, kamu gapapa kan, di sana? batinnya.

"Ian!" Devina menghentikan langkahnya setelah tiba di di gedung tempat latihan.

"Loh, kok gelap Cha?" tanya Nino.

"Lah, iya. Kok gelap?"

"Masuk aja, yuk!" ajak Nino lalu menggenggam tangan Devina dan menariknya untuk masuk. Suasana di dalam sini sangat sepi, sunyi, dan gelap. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Ian ... kamu dimana? Kamu gapapa, kan?" ucap Devina bermonolog. Kenapa mendadak dadanya berdegup kencang?

Tepat setelah dia dan Nino berada di tengah lapangan, satu per satu lilin menyala di gedung tersebut diiringi dengan lagu 'Melamarmu' yang dinyanyikan Vicky diiringi petikam gitar.

Wajah Rian lah yang pertama kali Devina lihat dalam temaramnya cahaya lilin. Bulir air mata mulai menetes satu per satu. Doa-doa di sepertiga malamnya sudah menjadi nyata sekarang.

Rian melamarnya.

Suara indah Vicky dan juga petikan gitarnya terdengar semakin romantis dengan audio yang Rian buat tadi malam bersama teman-temannya.

Ini isi audionya 👇

Devina Anastasya. Gadis cantik yang berhasil memikat hatiku. Membuat cintaku berlabuh padanya. Tak hanya cantik, dia juga sosok wanita sholehah yang diidam-idamkan para kaum Adam. Betapa beruntungnya aku bisa menjadi sahabatmu dan insyaAllah akan menjadi pendampingmu. Satu kata untukmu, bawel. Iya, bawel. Tapi meskipun begitu, kamu tetaplah Devina Anastasya yang akan selalu ada di hati aku. Terima kasih sudah hadir di dunia ini dan melengkapi hari-hari seorang Rian Ardianto. I hope, I am the only one for you and you are the only one for me. Anna uhibbuka fillah, Devina Anastasya.

Vicky masih setia bersama lagunya. Lilin yang menyala semakin banyak dan mulai menampakkan wajah teman-teman Rian di sana sambil membawa balon bertuliskan.

Rian menjongkokkan dirinya di depan Devina lalu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin di dalamnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rian menjongkokkan dirinya di depan Devina lalu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin di dalamnya. "Bersediakah kamu menjadi pendamping dalam hidupku baik di dunia maupun di surga-Nya nanti?" tanya Rian. Senyuman tak pernah luput sejak tadi.

"Aku, Devina Anastasya bersedia menjadi pendamping hidup Muhammad Rian Ardianto baik itu di dunia maupun di surga-Nya kelak." Nino mewakili Rian untuk mengenakan cincin mungil tadi di jari manis Devina. Indah.

"YEEAYYYY!" Nino memeluk Devina sambil menepuk punggung cewek itu.

"Orang yang selama ini ada di doa-doa lo udah nyatain semua Cha, hari ini. Jangan pernah nangis lagi. Kalaupun lo nangis, gue harap itu bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan seperti sekarang ini." Nino mengecup puncak kepala Devina yang tertutup hijab dan kembali melepas adiknya dari pelukannya.

"RENCANA GUE BERHASIL!"

"SAHHH!" teriak teman-teman Rian diiringi tawa dan masih dengan lagu yang dinyanyikan Vicky tadi.

Kata-kata dan doa Devina selama ini telah terjawab. Satu kalimat yang dia ingat "Kalau emang takdir, pasti ketemu. Kalau emang jodoh, pasti bersatu." Dan semuanya sudah terjadi sekarang. Rian lah jawaban atas semua doa-doanya selama ini.

Selamat menempuh hidup baru, De-An.

📎

Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang jodoh. Semua sudah diatur oleh Dia.

Yang perlu kau lakukan hanyalah berdoa, dan berusaha untuk menemukan jodohmu itu.

Doa adalah salah satu senjatanya. Memang, banyak yang menyebut namanya di sepertiga malam. Tapi jika kau terus berusaha dan tidak menyerah, insyaAllah dialah yang akan menjadi pendampingmu kelak.

Jika memang bukan dia, pasti Tuhan akan mengirimkan seseorang yang lebih baik dan lebih mengerti dirimu serta kekuranganmu.

📎

FRAGILE Where stories live. Discover now