🏸 FRAGILE - 16 🏸

626 52 33
                                    

FRAGILE
[M.R.A]
----------

A]----------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Woy! Dipanggil Koh Hery di lapangan!" teriak Reza dari belakang. Ya ... alasan aja sebenernya biar si Winda enggak gangguin Rian.

"Siap Pak Ustad!" jawab Fajar. Tangannya langsung bergerak untuk menarik tangan Rian dan memberi teman-temannya kode untuk pergi menjauhi Winda.

"Ngapain sih? Gue belum selesai sama Winda." Fajar melepas tangannya dan menghelas napas kasar.

"Lo mau diliat marah-marah sama orang Pelatnas? Entar kalo ada yang laporin gimana? Berabe Jom. Udah, jangan urusin tu orang."

"Udahlah Jom, biarin aja. Eh, bentar. Lo tau dari mana Devina pindah ke Singapura?" tanya Ginting.

"Dari Fira."

"Ember banget tuh bocah," gumam Kevin. Bukan cuma Kevin, tapi Fajar, sama JoSanTing juga mikir begitu. Padahal Fira kan udah diperingatin sama Devina biar gak ember. Tapi mau gimana lagi.

🎶     🏸     🎶

Dua minggu telah berlalu sejak kedatangan Winda ke Pelatnas untuk menemui Rian. Saat ini, dia masih bimbang bagaimana untuk menemui Devina dan memintanya kembali ke Indonesia.

Ingin rasanya untuk jujur kalau dirinya merindukan Devina. Tapi dia ragu, dia juga takut. Karena terlalu memikirkan bagaimana keadaan Devina, Fajar sering dibuat kesal oleh cowok itu. Setiap latihan dan Rian yang memulai servis, pasti kok nya akan nyangkut di net.

Sudah beberapa kali, Fajar, Kevin, bahkan Koh Sinyo memperingati Rian agar fokus. Tapi mau gimana kalau hati sama pikirannya aja ada di Devina.

"Jom! Fokus!" teriak Kevin.

"Iya!" gerakan-gerakan lincah dan decitan sepatu dari para atlet tentu menjadi sebuah tontonan yang menarik saat mereka latihan bersama seperti ini. Tapi melihat salah satu di antara mereka yang tidak fokus, tentu akan mengganggu.

"Tenang aja Jom! Besok waktu Singapore Open kita pergi temuin Devina!" teriak Kevin lagi.

Entahlah, mendengar kata-kata Kevin tadi, seulas senyum mulai terukir di bibir manis cowok itu. Tidak tahu juga dari mana asalnya, semangat Rian yang beberapa minggu ini telah hilang, kini kembali lagi.

"Siap, bro!"

🎶     🏸      🎶

Di Singapura, selama dua minggu ini, Devina sering merasakan nyeri di kedua payudaranya. Hal ini memang wajar terjadi pada wanita apalagi saat haid. Namun ada sedikit perasaan buruk yang membuat Devina tidak tenang akhir-akhir ini. Ditambah lagi berita dari Fajar kalau Rian sudah mengetahui dirinya pindah ke Singapura.

"Dev, periksa ke dokter aja. Gak tahen gue ngeliat lo kaya gitu," ajak Nino.

"Enggak, Bang. Biasa ini mah."

"Tapi Dev ..."

"Udah, gapapa. Gimana kata Azka? Resto baik-baik aja, kan? Anak-anak?" tanya Devina.

"Alhamdulillah baik-baik aja. Tapi ada sedikit kabar gak sedap sih," kata Nino.

"Apa?"

"Fira hampir diculik sama anak buahnya Winda," jawab Nino. Menundukkan kepala dan menghela napas. Dia yakin adiknya semakin pusing memikirkan banyak hal sekarang.

"Terus gimana?"

"Ya ... selamat. Untung ada Raymond waktu itu yang nolong dia. Cuma sedikit trauma aja, sih. Terus anak buahnya Winda sempat ngomong juga." Nino menjeda kata-katanya.

"Ngomong apa?"

"Kalau Rian masih aja benci sama Winda, cewek licik itu gak bakal segan-segan buat ke Singapura dan ya ... lo tau lah," balas Nino.

"Astaghfirullah ..."

"Ya makanya. Tadi gue bilang ke Azka buat suruh Rian pura-pura baik ke Winda biar semua masalah cepet kelar. Capek gue ngeliat lo begini terus Dev."

"Aw!" pekik Devina. Nino beranjak dari duduknya dan mendekati Devina.

"Udah gue bilang, periksa ke dokter aja. Biar kita tau lo sakit apa."

"Gue gak berani," lirih Devina.

"Ya udahlah. Gue gak bisa maksa lagi. Sekarang istirahat dulu. Mantepin hati lo juga. Kalau udah mantep, baru kita pergi buat periksa. Gue takut nanti ada apa-apa," tutur Nino. Dia membantu Devina berdiri dan membawanya ke kamar.

"Gue tidur dulu Bang."

"Hmm." Nino mencium kening Devina dan mengelus puncak kepalanya lembut.

Author pengen punya kakak kaya bang Nino :(

Semoga lo gak ngalamin penyakit serius, Dev. Udah cukup lo sakit gara-gara gak bisa ketemu Rian. Udah cukup juga lo merasa takut gara-gara ancaman Winda. Gue gak sanggup lagi ngeliat lo menderita, Dev. Gue pengen lo bahagia di negara ini.

📎

Khusus part ini, adek mau bilang.
Mohan maaf lahir dan batin. InsyaAllah besok kita mau memasuki bulan suci Ramadhan. Semoga semua berjalan lancar meskipun dalam keadaan seperti ini.

Dan adek juga mau minta buat yang selalu baca sama vote. Kapan-kapan komen juga dong. Itung-itung kenalan 🙈😂
Tapi ngeliat kalian tetap vote aja udah senengnya MasyaAllah.

Makasi juga buat yang selalu support. Jangan disebutin namanya. Pokoknya dia itu bucin banget Kevin Sanjaya dan yang satunya sama Mas jom 🤣

Stay safe. Jangan bandel keluar rumah. Diem-diem bae. Ibadah, olahraga, masak, belajar. Jangan lupa berbagu juga dengan yang membutuhkan ❤

Udahlah, banyak omong adek nih. Kalian semua yang terbaik pokoknya.
Bye-bye.

📎

FRAGILE Where stories live. Discover now