🏸 FRAGILE - 17 🏸

580 46 8
                                    

FRAGILE
[M.R.A]
---------

A]---------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi yang Rian harapkan akan berjalan dengan baik harus berubah menjadi kelam karena dia harus berpura-pura perhatian pada Winda. Seperti yang dikatakan Nino, agar semuanya kembali seperti semula. Tapi Rian rasa ini bukan jalan yang benar. Suatu saat, pasti Winda akan mengetahui kalau dirinya berbohong dan tentu saja semuanya akan semakin rumit.

"Hari ini kamu enggak latihan, kan?" cewek itu mengelus tangan kiri Rian.

"Enggak." Cowok itu mencoba untuk tersenyum tulus meski sebenarnya dia ingin memusnahkan Winda.

"Kita ke restoran mantan sahabat kamu, gimana?" tanya Winda. What? Mantan sahabat? Ya Tuhan, tolong musnahkan Winda dari hadapan Rian sekarang.

"Wiiiih Kakak Jombang lagi kencan nih, ceritanya?" Rian menoleh dan mendapati Vicky, Chico, dan Ginting di sana. Ni Trio Maung mau ngapain coba.

"Cieee srembit udah besar ..." ada Reza juga yang datang sendiri dari belakang. Rian mulai bingung. Ini temen-temnnya mau ngapain sebenarnya?

"Mau ngapain sih?" tanya Rian. Winda sudah beberapa kali menghela napasnya dari tadi. Benci dengan teman-teman Rian yang selalu mengganggu dirinya saat berdua dengan cowok itu.

"Kagak ada. Cuma lewat aja tadi. Ya udah bro, kita mau nongki-nongki dulu di kantin. Selamat menghabiskan waktu dengan musibah," ucap Ginting sambil menyengir kuda. Dasar ni orang, untung temen.

"Ganggu aja," gumam Winda.

"Idiiih. Yang ada, elo tuh yang ganggu hubungan Rian sama Devina. Ngaca, woy! Ngaca!" teriak Vicky di telinga Winda. Ingin rasanya Rian menyemburkan tawanya melihat tingkah Vicky. Vokalis Trio Maung.

"Kita jadi pergi, kan?"

"Ke mana?"

"Kan ke restoran Devina."

"Okey." Rian menggerutu dalam hatinya. Winda cukup agresif ternyata. Dia menggandeng tangan kiri Rian sambil terus tersenyum sepanjang jalan ke tempat parkiran.

🎶 🏸 🎶

"Ka, gimana si Rian?" tanya Nino.

"Gitu lah. Terpaksa ngelakuin hal ini supaya Devina gak takut lagi sama ancaman Winda."

"Kasian gue sama dia."

"Tapi mau gimana lagi? Gue berharap semoga nantinya kalian cepet balik ke sini lagi. Mely, Diva, sama anak-anak yang lain kangen katanya."

"Aamiin. Gue, Devina, sama Bintang juga kangen sama mereka. Jaga diri baik-baik. Thanks lo udah mau bantuin kita," tutur Nino.

"Santai, Bang. Kalian udah kaya keluarga gue. Apalagi Tante May udah anggap kalian kaya anaknya sendiri. Gue jadi ngerasa makin deket sama kalian."

"Sip lah. Gue mau bangunin Devina shalat dulu. Assalamualaikum."

"Siap, waalaikumussalam." Nino mematikan sambungan panggilannya. Baru saja dia akan memasuki kamar Devina, cewek itu terlihat sudah beranjak ke kamar mandi. Nino semakin khawatir melihat Devina yang terlihat pucat semakin hari.

"Bang, ngapain di sini?" Bintang menepuk pantat Nino yang membuat cowok itu meringis.

"Bocil, bocil. Ya mau wudhu, lah. Masa mau mancing," jawab Nino asal.

"Hehe. Abang Nino, paksa Kak Devina ke rumah sakit, dong? Bintang gak tahan liat Kak Devina pucet kaya gitu."

"Kita shalat dulu makanya. Nanti selesai shalat, baru kita paksa dia ke rumah sakit."

"Okey."

🎶 🏸 🎶

Usai shalat, Nino menemui Devina ke kamarnya bersama Bintang. "Dev, siap-siap."

"Mau kemana?" tanya Devina lemas.

"Ke rumah sakit. Capek gue liat lo kaya gitu."

"Gak usah, palingan minum obat aja sembuh kok."

"Jangan bandel, gue gak bisa liat lo kaya gini, Dev. Gue udah dikasi amanah sama Ayah, sama Mama buat jagain lo. Dan gue gak mau kalau nantinya terjadi apa-apa sama lo."

"Tap--" tubuh Devina tumbang dalam pelukan Nino.

"Dev, Devina!" Nino menepuk pipi adiknya dengan keras. Tapi tidak ada respon yang ditunjukkan cewek itu.

Tanpa menunggu lagi, Nino membuka mukena yang digunakan Devina dan membopong cewek itu serta menyuruh Bintang untuk membawa kunci mobil.

"Abang, Kak Devina kenapa?"

"Gak tau. Bukain Abang pintunya," pinta Nino. Bintang membuka pintu mobil. Dengan hati-hati, Nino menidurkan Devina di kursi jok belakang.

Ya Allah, ada apa lagi sama Devina? batin Nino.

🎶 🏸 🎶

"Tolong lakukan yang terbaik untuk adik saya."

📎

'Setiap penyakit, ujian, cobaan, musibah, dan masalah, memiliki hikmah masing-masing. Tuhan hanya ingin kita menginstropeksi diri dan mendekat kepadanya karena semua yang melekat pada diri kita adalah milik Tuhan dan suatu saat nanti akan kembali kepada-Nya.'

- FRAGILE -
   [De - An]

📎





FRAGILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang