🏸 FRAGILE - 05 🏸

1.2K 86 14
                                        

FRAGILE
[M.R.A]
---------

A]---------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Devina tidak mengantar Rian dan teman-teman sampai depan. Dia memilih untuk memanggil Diva dan Meli di dapur.

"Mel, Div, ada yang dateng tuh."

"Kita mau introgasi lo dulu nih," kata Diva.

"Introgasi apaan, sih?" Diva menarik Devina agar duduk di salah satu kursi di dapur. Setelah duduk, Meli pun ikut mendekat.

"Gimana?"

"Gimana apanya sih, Meli sayangku?" balas Devina. "Udah ah, gue mau pulang." Devina bangkit tapi Diva menariknya kembali. Alhasil, Devina duduk di tempatnya tadi.

"Kayaknya si Rian, suka deh sama lo," kata Meli.

"Ya gak mungkin lah! Banyak cewek cantik di Pelatnas, pasti Rian lebih milih sama mereka dibanding gue. Lagian nih, kita itu sahabat, mana mau dia sama gue."

Sebenarnya, Devina berharap semoga perkataan Meli itu benar. Namun semua itu hanya harapan belaka baginya. Mana mungkin seorang Rian Ardianto yang saat ini sudah menjadi atlet kebanggaan Indonesia memiliki perasaan pada dirinya yang notabene nya adalah sahabat Rian.

"Hellow Devina Anastasya! Bos gue yang paling baik, cantik, dan tidak sombong. Yang namanya jodoh, gak ada yang tau. Oleh karena itu, kita harus berusaha buat nemuin jodoh kita. Jangan begini lah ... perjalanan cinta lo itu masih panjang. Si Rian belum tentu suka sama temen-temen ceweknya di Pelatnas. Dan belum tentu juga kalau dia enggak punya perasaan sama lo. Bagaimana Ibu Diva?"

"S-E-T-U-J-U, SETUJU!" apa yang dikatakan Meli benar juga tapi logika dan hati Devina tidak sejalan sekarang. Hatinya ingin memperjuangkan Rian tapi logikanya menolak.

"Serah dah," jawab Devina. "Gue mau pulang dulu, assalamualaikum." Devina pun pergi dengan berbagai macam pertanyaan yang hinggap di kepalanya.

🎶     🏸     🎶

Sesampainya di rumah, Devina segera memasukkan mobil ke garasi dan menemui Nino di dalam.

"Abaaang!" panggil Devina setelah menutup pintu depan.

"Oi! Abang di dapur, nih!" masih dengan pikiran yang campur aduk, Devina melangkah ke dapur untuk menemui Nino.

"Ada salam dari Ian," kata Devina sambil menyalimi tangan Nino.

"Ian? Rian Ardianto? Sahabat lo waktu di Jogja?"

FRAGILE Where stories live. Discover now