🏸 FRAGILE - 10 🏸

786 63 20
                                    

FRAGILE
[M.R.A]
-----------

A]-----------

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.



"Kak Acha, kita jadi ke Pelatnas?" Bintang kembali memastikan ucapan Devina tadi malam.

"Jadi, tapi Kak Rian gak bisa ngajarin kamu hari ini. Minggu depan, dia mau turnamen soalnya. Gapapa kan?"

"Iya, gapapa kok. Kak Acha mau nontonin Kak Rian ikut turnamen?"

"Pasti."

"Bintang ikut, ya?" Devina mengangguk sambil mengacak pelan rambut Bintang.

"Udah selesai? Berangkat yuk!" Devina melihat Nino yang sudah siap mengantar dirinya dan Bintang ke Pelatnas.

"Yuk!" Bintang terlihat antusias. Beruntung sekali anak itu bisa bertemu dengan Devina.

🎶 🏸 🎶

Nino, Devina, dan Bintang berjalan memasuki area Pelatnas. Beberapa orang yang berlalu-lalang menatap Nino, Devina, dan Bintang heran. Mungkin karena mereka tidak pernah berkunjung ke sini.

"Acha!" panggilan dari seseorang membuat Devina menoleh ke arah kiri. Cewek itu mendapati Fajar di sana. Dia pun mengajak Bintang beserta Nino mendekat ke Fajar. Siapa tau, cowok itu tengah bersama dengan Rian.

"Anjir, ini Bang Nino, kan?" kata Fajar. Tubuhnya spontan memeluk Nino. Tak disangka, Nino juga membalas pelukan Fajar.

"Apa kabar?"

"Baik, Bang. Lo gimana?"

"Baik juga," jawab Nino sambil melepas dirinya dari pelukan Fajar.

"Kalian saling kenal?" Devina terlihat heran.

"Iya, tapi jangan tanya kita kenal dari mana. Ceritanya panjang banget pokoknya. Masuk yuk, Rian lagi pemanasan di dalem." Fajar berjalan di depan bersama Nino dan Devina bersama Bintang di belakang.

Begitu mereka sampai di tempat latihan, Rian bersama yang lain memang tengah melakukan pemanasan. Tapi ... kenapa ada Winda di sini? Bukannya Rian sudah jelas-jelas mengusirnya kemarin?

Fajar izin kepada Nino untuk menyusul teman-temannya melakukan pemanasan. Mata Nino menangkap sosok Winda sekarang. Aura kemarahan tercetak jelas di wajahnya namun dia harus menahan karena sekarang, dia berada di tempat yang salah untuk meluapkan semuanya.

"Kita di sini aja, jangan ke sana. Pengen muntah gue ngeliat muka Winda," kata Nino. Devina terdiam, dia juga tidak ingin mendekati cewek itu. Selang beberapa detik, terlihat Rian mendekati mereka.

FRAGILE Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin