[Selesai]
Highest Rank:
#2 in Fragile (04-04-20)
#7 in Acha (06-04-20)
#1 in Fragile (16-04-20)
#3 in Fragile (11-05-20)
#6 in Devina (20-05-20)
#7 in Devina (23-05-20)
#1 in Apri (25-05-20)
#4 in Fragile (29-05-20)
#1 in Ginting (14-05-20)
...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
• • •
Demi mengurangi kekesalan Rian karena ulahnya tadi, Devina berinisiatif membuat teh hangat untuk cowok itu. Tak lupa pula jajanan kering yang diberikan mama untuk dibawa ke depan. Selesai membuat teh tadi, akhirnya Devina kembali ke tempat semula. Terlihat, Rian yang masih fokus dengan acara di televisi dan wajahnya yang kesal.
"Ian, ini teh sama jajannya." Devina meletakkan nampan yang dia bawa di atas meja lalu duduk di seberang Rian.
"Aduuuh ada yang lagi latihan jadi istri idaman, nih ..." goda Nino dan sesekali bersiul.
"Apaansih, Bang?"
"Lah, itu buktinya. Lo buatin Rian teh terus bawain dia jajan. Gue yang Abang lo dari orok aja gak pernah lo gituin. Herman gue," omel Nino.
"Minum aja Bang kalo mau. Gue lagi males minum teh," kata Rian tanpa menatap wajah Devina sedikit pun.
Tapi diam-diam, di dalam hatinya, di tengah tertawa puas. Dia ngambek gak beneran, tapi boongan. Mau liat reaksinya Devina aja. Lama-lama ngeselin juga ya Rian kaya Fajar.
"Beneran, Yan? Makasi sebelumnya." Nino segera menyambar gelas berisi teh tadi dan meminumnya sampai habis.
"Bang ... itu kan buat Ian."
"Tapi Rian suruh gue yang minum teh nya. Wleeee." Nino memeletkan lidahnya kemudian duduk di dekat Rian.
🎶 🏸 🎶
Siangnya, setelah membantu mama memasak dan makan siang serta shalat, Devina memilih untuk menidurkan Bintang di kamar. Tak lama, setelah Bintang terlelap, Devina mendengar suara ketukan pintu.
"Siapa?" Devina membuka pintu kamar namun tidak ada satu pun orang di sana. Baru saja ingin melangkah ke luar, kakinya menginjak sesuatu di bawah.
"Kresek? Buat?" cewek itu segera membuka kresek yang sempat dia injak tadi. Ada setoples salad buah, dan secarik kertas di sana. Tanpa perlu menunggu lama lagi dan rasa ke-kepoannya meningkat, Devina membaca isi kertas tersebut.
To: Acha
Maafin Ian, ya? Tadi itu aku boongan ngambeknya, hehe. Sekali lagi, maaf ya Acha cantik. Jangan marah, nanti aku aduin ke dokter kamu lho ... aku cuma mau liat reaksi kamu aja. Oh iya, saladnya jangan lupa dimakan biar cepet sembuh.
From: Ian ___________
"Is this really from Ian?Oh, God!" Devina dilanda banjir sekarang. Eh, bingung maksudnya. Mau kesel, tapi kok lucu gitu ya, bawaannya? Mau ketawa, tapi kesel gara-gara Rian pura-pura ngambek.
Saat ingin menaruh surat tadi di atas nakas, tiba-tiba ponsel Devina berbunyi. Rian ternyata.
"Assalamualaikum. Ada apa?" tanya Devina kesal.
Herman. Tinggal di satu rumah malah pake acara nelpon 🤔
"Maaf. Itu saladnya jangan lupa dimakan."
"Ya. Apa lagi?"
"Jangan galak-galak, Cha. Cuma itu aja. Ya udah, istirahat sana. Assalamualaikum," salam Rian.
Jujur sejujur-jujurnya. Dia sangat senang saat ini. Rasa kesalnya hilang begitu saja saat mendengar suara Rian. Sebegitu besarnya kah pengaruh Rian dalam perkembangan mood seorang Devina Anastasya?
📎
'Salah satu kebahagiaan seorang wanita adalah bisa mendapat perhatian dari orang yang dia sayang. Gak perlu dikasih apapun. Cukup dikasi senyum aja udah cukup. Ya ... meskipun senyum itu bukan cuma buat dia aja.'