Bab 83

3.2K 386 26
                                    

Suasana mendadak hening sesaat.  Semua tertunduk tak bicara.  Kecuali seorang wanita tua Yang terus menatap Monica dengan menyeluruh. Tatapan yang dingin yang bisa membuat siapapun kehilangan kepercayaan diri.

"Jadi seperti ini istri mu?"

Richard menghela napasnya. Ia sungguh tak suka mendengar ucapan dari omanya itu.

"Iya istri ku. Apa ada yang salah dengannya?" Tanya Richard

Willy melirik takut-takut kepada kakanya yang terkesan menantang omanya. Biasanya Richard akan selalu mendengar apapun yang di perintahkan ibu dan Omanya. Tidak akan sedikit pun berkomentar. Apa akan selalu begitu? Seorang pria yang sudah menemukan wanitanya jiwa ingin melindunginya akan muncul?

"Mah.. Kita makan dulu yak." Ajak Ibu Richard

"Kamu lagi, kalau pikiran mu hanya tentang makan menantu mu itu bisa tambah besar"

"Oma.." Ucap Richard yang nada suaranya mulai meninggi. Namun Monica meremas tangan Richard. Meminta Richard agar tak bicara lagi.

"Istri mu itu akan menjadi icon. Dia akan di foto banyak kamera. Akan selalu menjadi sorotan. Richard keluarga kita ini bukan keluarga sembarangan. Apa kamu tidak bisa memilih wanita yang penampilannya lebih baik?"

Richard akan menjawab lagi namun tangan Monica masih terus menahannya.

"Mau bagaimana lagi.. Kamu juga sudah bisa menikahinya. Wanita tua seperti ku bisa apa. Memalukan.." Ucap Oma dan meninggalkan ruang keluarga.

Willy menghela napasnya. Sedari tadi Ia terus menahan napasnya. Ibu Richard mendekat kepada Monica. Ia mengusap bahu Monica.

"Maaf ya.."

Monica tersenyum kemudian menggeleng. Lagi pula ia tak berfikir akan lolos begitu saja. Sejujurnya Ia berfikir yang jauh lebih seram dari ini.

Monica menatap Richard. "Next.. Kamu jangan membantah oma. "

"Tapi oma udah.."

"Rich..believe me..oke. Aku akan menghadapi ini." Ucap Monica

"Dad.. Kenapa sih oma itu menyeramkan sekali. Aku benar-benar tahan napas sejak tadi."

"Oma tidak galak.. Kalian saja yang tidak kenal dengan dekat. Kamu mau coba Monica?" Tanya Mahendra dan tersenyum kepada menantunya.

Monica menatap ayah mertuanya, kemudian kepada ibu mertuanya yang memberikan anggukannya.

Dengan perlahan Monica menganggukan kepalanya.

"Temuilah.." Ucap Mahendra

Monica menguatkan tekadnya. Cepat atau lambat Ia memang harus menghadapi ini bukan? Ia sudah memutuskan untuk menikah dengan Richard yang artinya sesulit apapun ke adaanya Ia harus melewati itu.

Monica berdiri dari kursinya.

"Sayang.." Ucap Richard dan mencoba menahan Monica.

"Monic.. Oma itu menyeramkan.." Ucap Willy kepada Monica

Monica melepaskan tangan Richard lalu meninggalkan ruang keluarga.

"Mom.. Monica tidak akan di telan hidup-hidup sama oma kan?"

"Huss..kamu nih ngga sopan. Mulai sekarang biasakan memanggil Monica dengan sebutan kaka. Dia kaka ipar mu"

Willy mencebik dan melipat tangannya.

...
...

Dengan sangat hati-hati Monica mengetuk pintu kamar oma Richard. Hingga di izinkan masuk barulah Monica masuk ke dalam.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang