Bab 50

3.9K 420 38
                                    

Tangan Richard terlipat, ia terus melihat bagaimana Monica memasak ayam betutu yang tadi di bangga-banggakan Monica. Sungguh yang Richard lakukam saat ini sangat lah tak berguna, Ia tak pernah membuang-buang waktu seperti ini sebelumnya.

"Tunggu ya" Ucap Monica yang kini keningnya bekeringat meski dapur terasa dingin.

Richard menyeka kening Monica dengan sapu tangannya, Monica yang terkejut refleks mundur satu langkah.

"Saya tidak mau makanan saya kena keringat kamu itu"

"Oh.. Iya pak. Tenang aja..engga kok" ucap Monica canggung.

"Bapak, tunggu di kamar aja. " lanjut Monica

Richard mengangguk dan memberikan sapu tangannya pada Monica dan berlalu dari dapur.

...
...

Makanan sudah tertata cantik di atas meja makan kecil yang ada di kamar Monica dan Richard.

"Silahkan.. " ucap Monica riang 

Richard menghela napasnya dan akan mengambil sendoknya. Namun tangannya di pukul oleh Monica.

"Tunggu, foto dulu"

"Sudah?"

"Iya sudah.. Silahkan di makan"

Dengan wajah malas Richard pun mengambil ayam tersebut dan mulai mencicipinya.

"Gimana?" Tanya Monica antusias

"Bisa di makan" jawab Richard angkuh.

"Apa tidak ada kalimat yang lain pak?"

"Ya apa? Ini bisa di makan ya enak"

"Ya maksud saya bagaimana rasanya apa ada yang kurang? Apa sudah mirip rasanya? Apa lebih enak atau apa?"

Richard meletakan alat makannya dan menatap Monica. "Denger ya.. Pertama saya tidak tau rasa ayam betutu yang sebenarnya gimana, kedua saya bukan cheff saya mana tau apa yang kurang , ketiga bagi saya semua makanan yang bisa saya makan itu enak dan saya tidak bisa membandingkan"

Monica mencebik lagi, Ia tau memang harusnya ia tak berharap banyak atas respon Richard tapi paling engga iya sudah berusaha memasak itu lama.

"Kenapa sih mau makan aja mesti repot? Kalau kamu tertarik sekali dengan memasak, akan lebih baik kalau kamu menjadi chef saja." Lanjut Richard dan memakan makanannya.

"Iya maaf pak. Silahkan makan" ucap Monica malas dan akan meninggalkan Monica namun tangannya di tangkap oleh Richard.

"Saya benar-benar tidak mengerti soal makanan. Jadi jangan pasang wajah mu seperti itu" ucap Richard

Monica mengangguk lagi dan mencoba untuk tak kecewa meski sulit.

"Duduk dan makanlah.. Jelaskan juga kepada saya apa yang special dari ayam betutu dan rasa apa yang harus di hight light dari ayam betutu. "

Monica masih terdiam di tempatnya.

"Saya akan makan ayam ini di tempat lain dan akan membandingkan dengan makanan mu. Tapi karna ini udah lewat dari jam makan malam, duduk dan makanlah." Ucap Richard lagi.

Monica pun menuruti perintah Richard. Ia duduk dan makan juga menjelaskan tentang ayam betutu lebih banyak. Richard trlihat benar-benar memperhatikan yang monica terangkan.

Tatapan memperhatikan itu berubah menjadi rasa kagum. Richard suka bagaimana cara monica menjelaskan nampak sangat antusias dan tak sekedar tau tetapi juga memahami. 

***
Tangan gempal Monica menarik gorden agar sinar matahari dapat masuk sepenuhnya kedalam kamar hotelnya. Sungguh cara yang paling ampuh membangunkan Richard. Karna kini tubuh tinggi berisi itu sudah mulai menggeliat.

Turn (Never lose hope)Where stories live. Discover now