Bab 42

3.9K 424 71
                                    

Loyalitas adalah salah satu kelebihan yang Monica miliki selain lemak di tubuhnya tentu saja. Hal itulah yang menjadi penyebab mengapa Monica bertahan di kantor yang sama selama 5 tahun, meski tidak mendapatkan perlakuan yang adil.

Richard terus menatap berkas pribadi milik Monica itu yang Ia ambil dari kantor Lama monica. Ia masih mencoba mencari tau orang seperti apakah seketarisnya itu.

Willy melirik ke arah kakanya yang duduk di sampingnya. Ia akan mengambil file monica yang sudah di baca Richard. 

"Jangan menyentuh barang pribadi ku"

"Sejak kapan data karyawan menjadi barang pribadi? " Tanya Willy

Richard menutup file terakhirnya,  lalu mengambil Yang lainnya. 

"Sejak dia menjadi seketaris pribadi ku. "

Willy mencebik, Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela tentu saja dengan mencebik.
Ia akan mati bosan kalau tidak mengunyah sesuatu yang manis dan berwarna pink.

Memakan marshmallow membuat Willy ingat sesuatu.

"Ka, apa kau tau warna kesukaan ku?'

Richard melirik Willy dingin. "Apa aku belum terlihat terlalu sibuk?"

Willy mengamggukan kepalanya. Richard memang tidak peduli dengan hal paling pribadinya.

"Kalau makanan kesukaan ku?"

Richard menghela napasnya kasar. "Apa kau tidak punya pekerjaan? Apa perlu aku tambahkan?"

"Jangan.. Sudah banyak terimakasih" ucap Willy dan tak berani bertanya lagi.

Jika Richard tak tau, lalu apa benar Monica memiliki kesukaan yang sama dengannya. Tetapi kenapa bisa pas sekali?

***
Richard berjalan dengan terus membaca Ipadnya.

"Selamat pagi pak.." Sapa Monica

"Kau sudah baca Email saya kan..?" Tanya Richard

"Sudah pak.." Jawab Monica dengan memegang segelas kopi dan membuka kan pintu untuk Richard.

"Sebelum jam 11 siang semua yang saya minta sudah ada di meja saya" ucap Richard yang kini melepaskan jasnya lalu memberikannya pada Monica.

"Besok kita sudah ada rapat perdana, saya tau kamu belum ada pengalaman menjadi seketaris. Tapi kita tidak punya waktu untuk bersantai. Belajar lah dengan praktek langsung."

Kini Richard duduk di kursinya dan meletakan Ipadnya.

"Mengerti?"

Monica menganggukan kepalanya lalu memberikan satu gelas kopi yang sejak tadi Ia pegang.

"Saya tidak minum kopi saat pagi"

"Tadi bapak minta saya untuk memilih kopi yang enak sebagai welcome drink hotel dan akan juga kita gunakan saat rapat. Ini pilihan saya,kebetulan saya pernah part time di cafe jadi saya cukup tau jenis kopi, jadi ini pasti enak."

"Lalu?" Tanya Richard

"Bapak harus coba"

"Saya sudah bilang tidak minum kopi saat pagi"

"Saya ingin memberikannya nanti siang atau sore, tapi jadwal bapak di luar semua. Dan kita tidak punya waktu seperti yang bapak bilang. Jadi saya minta maaf ya pak, bapak harus meminumnya sekarang" ucap Monica

Richard nyaris saja memutar bola matanya tak percaya. Bagaimana mungkin Ia di atur-atur oleh seorang seketaris yang bahkan belum punya pengalaman seketaris.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang