Bab 40

3.7K 376 50
                                    

Monica masuk ke dalam rumahnya dengan wajah muramnya.

"Sudah pulang,gimana?" Tanya ibunya yang sedang duduk di sofa tengah dengan menonton Tv.

Monica tak mengatakan apapun Ia hanya mendekat kepada Ibunya lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. Kepalanya ia letakan di atas paha ibunya.

Ibu Monica tentu saja kaget mendapati anaknya yang seperti itu. Biasanya Monica adalah anak yang sangat mandiri dan sama sekali tak suka bermanja-manja.

Satu persatu air mata Monica kembali menetes. Ia bahagia melihat Richard, namun justru kebahagian itulah yang membuat hatinya semakin sakit. Richard mengingatkannya pada banyak hal, pada Adele,pada Dimas dan tentu saja pada calon anaknya yang susah payah Ia coba lupakan.

Ibu Monica tak bertanya apapun, Ia hanya membiarkan Monica di sana yang perlahan mulai terdengar isakannya.

"Sesekali tidak baik-baik saja itu tidak apa,Manusiawi. Bahkan yang terlihat selalu bahagia saja kenyataan tidak begitu."

Monica menutup wajahnya semakin dalam di pangkuan sang Ibu. Tangisnya pun pecah. Katakanlah Ia lemah tapi Ia sungguh tidak bisa lagi menjadi Monica yang mandiri dan selalu baik-baik saja. Perasaannya kini serapuh Risa, Risa yang selalu memiliki tempat untuk mengeluh dan mengadu.

Usapan demi usapan di berikan sang Ibu untuk Monica dengan harapan itu dapat mengurangi beban yang Monica rasakan.

...
...

Monica sudah tidak lagi menangis,namun Ia masih tetap pada posisinya memandang kosong dan lurus entah pada apa.

"Mah.."

"Hmm.."

"Apa mama membenci ku?"

"Bukannya kamu yang membenci mama?"

Monica terdiam sesaat, Ia memang sempat marah pada ibunya karna telah mengkhianati ayahnya.

"Nanti, setelah kamu jadi ibu kamu akan tau kalau tidak ada satupun ibu di dunia ini yang bisa benar-benar membenci anaknya, seberapa besarpun kesalahan sang anak akan selalu ada pemakluman."

Monica menganggukkan kepalanya, Ia tau perasaan itu. Ia tau perasaan sayang itu.

"Bagaimana jika aku tidak bisa menjadi ibu yang baik?"

"Tidak ada ibu yang benar-benar baik Monica. Bahkan meski cintanya pada sang buah hati tanpa batas, Ia tetap akan melakukan kesalahan. Entah saat mengambil keputusan, saat mencoba mengingatkannya, mendidiknya atau bahkan saat kamu sedang mengungkapkan betapa sayangnya kamu padanya."

Monica masih menatap kosong, matanya nampak sangat sedih. Cintanya pada Richard mungkin bisa Ia tahan. Namun pada anaknya itu tidak akan bisa berhenti, bahkan meski berkali-kali Monica meyakini bahwa itu hanya mimpi.

"Seorang ibu itu juga manusia, Ia sangat bisa melakukan kesalahan. Begitupun mamah. Mamah sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa kamu maafkan. Tetapi Magisa tidak tau apapun, Ia bahkan tak bisa memilih untuk ada atau tidak di dunia ini. Ia membutuhkan kamu jika Ibu tidak ada nanti"

Monica membalik tubuhnya,kini wajahnya Ia tempelkan kepada perut sang Ibu.

"Aku akan menjaga magisa..aku janji" ucap Monica dan kini memejamkan matanya di sana. Memeluk tangan ibunya dan berusaha untuk terlelap di tempat yang menurutnya nyaman itu.

...
...

Apapupun yang akan terjadi, terjadilah..

Begitulah tekad Monica saat memutuskan untuk datang ke hotel Richard. Ia tak bisa berlari dari Richard apalagi setelah mendapatkan kesempatan untuk kembali dekat. Meski bukan bersamanya Monica akan memastikan sendiri dengan mata kepalanya bahwa Richard akan baik-baik saja.

Turn (Never lose hope)Where stories live. Discover now