Bab 68

4K 373 40
                                    

Senyum Richard mengembang sempurna saat melihat Monica sudah berada tak jauh dari ruangannya dengan satu tangan memegang kopi satu lagi memegang Ipad. Setengah berlari Richard pun menghampiri Monica.

"Selamat pagi pak, Jam 9 nanti bapak ada rapat dengan dewan direksi. Untuk materinya sudah saya kirim ke bapak. Kalau ada yang kurang bapak bisa hubungi saya" ucap Monica dan memberikan ice Americano kesukaan Richard.

Richard masih terus tersenyum, Ia mengambil kopi yang di berikan Monica.

"Aku pikir kamu tidak akan datang"

"Tidak ada alasan untuk saya tidak datang bekerja" ucap Monica dengan Formal.

Richard menganggukan kepalanya. "Kamu sudah sarapan?"

"Kalau tidak ada lagi yang bapak butuhkan saya permisi" ucap Monica dan membungkuk singkat.

Richard tak mengatakan apapun, Ia tentu tau tidak akan mudah membuat perasaan Monica membaik. Tak ada pilihan lain Richard pun masuk ke dalam ruangannya.

...
...

Monica bekerja sebagaimana biasanya meski terus berusaha menghindari interaksi langsung dengan Richard. Namun seberapa banyak pun Ia berusaha Ia tetaplah seorang seketaris yang akan selalu berhubungan dengan Richard.

"Hai,,sudah makan siang? Kita makan siang di luar ya?" Ajak Richard

"Ibu dan tunangan bapak menunggu di dalam ruangan bapak" Jawab Monica

Richard mengeluh kesal, Tidak mudah untuk memenangi hati Monica. Mengapa dua orang itu harus mempersulitnya.

"Bilang saja aku ada rapat lain" Jawab Richard yang meninggalkan Monica dan tak jadi masuk ke dalam ruangannya.

Semula Monica akan mengejar Richard namun Ia tau itu bukanlah urusannya. Ia tidak mau mencampuri urusan Richard.

Lusi keluar dari ruangan Richard, Ia masih sempat melihat tubuh Richard yang berlalu menaiki Lift.

Ia tersenyum kepada Monica yang terkejut melihat Lusi yang sudah mendekat di mejanya.

"Em.. Pak Richard ada.."

"Dia tidak mau bertemu dengan ku ya?" Tanya Lusi

Monica menggelengkan kepalanya. "Pak Richard hanya harus menemui klienya mendadak" ucap Monica

Lusi tersenyum lebih lebar, Ia menghela napasnya.

"Ck.. Apa penampilan ku seburuk itu? Aku selalu saja di tolak oleh pria yang di jodohkan dengan ku. Aku akan bilang ke Ibu Richard kalau Richard tidak bisa di temui sekarang.. Terimakasih ya Monica"

Monica menatap Lusi tak enak. Ia tau seharusnya Ia membenci Lusi. Tapi bagaimana caranya jika wanita itu adalah wanita yang baik. Akan lebih mudah bagi Monica kalau Lusi adalah wanita yang jahat.

"Maaf ya mba Lusi"

"Its oke...hah.. Aku iri sekali dengan mu. Bagaimana caranya bisa di percayai oleh Richard sebanyak itu hmm?"

Monica tak menjawab. Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa.

Ibu Richard keluar dari ruangan Richard dengan gaya super elegantnya.

"Apa Richard belum juga selesai?" Tanya Ibu Richard.

Monica tak sempat menjawab karna di dului oleh Lusi.

"Tadi dia datang sebentar, lalu buru-buru pergi karna sesuatu. Dia minta maaf karna tidak bisa makan bersama" ucap Lusi dan memberikan cengirannya yang bahkan tetap nampak Cantik.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang