Bab 54

3.8K 435 41
                                    

Monica berdiri di tempatnya dengan memegang gelas berisi kopi sebagaimana biasanya ketika melihat pintu lift yang terbuka. Ia mencoba untuk tersenyum namun perlahan senyumnya memudar saat melihat bahwa Yang datang bukanlah Richard melainkan Willy. 

Willy tersenyum hambar pada Monica.  Ia berhenti tepat di depan Monica. 

"Boleh saya ambil? Ka richard tidak akan datang lagi hari ini" ucap Willy tak enak. 

Monica mengembalikan senyumnya lalu menggeleng. "Ini tidak manis.." Ucap Monica.  Ia berjalan ke balik mejanya lalu membuka laci dan mengambil satu kotak susu strawberry  Yang kemudian ia ulurkan kepada Willy. 

"Bagaimana kalau ini?"

Willy tersenyum dan mengangguk. Ia mengambil susu kotak dari monica.

"Terimakasih"

"Sama-sama.. Semangat ya.." Ucap monica yang tersenyum super ceria lalu mengepalkan tangannya memberikan semangat.

Willy mengangguk dan meninggalkan monica. Belum juga sampai di ruangannya, willy pun kembali ke meja monica.

"Apa kamu benar-benar tidak menyukai kaka ku? "

Monica terkejut mendengar pertanyaam Willy.  Willy sungguh masih semenggemaskan dari Yang Ia ingat. 

Monica menganggukan kepalanya. Willy mengkrucutkan bibirnya dan mengangguk.

"Iya.. Akan lebih baik seperti itu.." Ucap Willy meski terdengar kecewa Ia pun benar-benar meninggalkan Monica.

Senyum Monica menghilang lepas kepergian Willy. Bagaimana mungkin Ia tak cinta,jika saat ini saja ia sudah sangat rindu.

Namun apa yang bisa Ia lakukan? Benar kata Willy seperti ini akan lebih baik.

***

Willy menghampiri Richard yang sedang bersantai membaca Ipadnya di kursi santai dekat kolam renang kediaman keluargannya.

"Kakak benar-benar sakit ya? Kata dokter pram tensi darah kakak tinggi dan hasil lab pun tidak terlalu baik."

"Kalau sehat untuk apa aku tidak kerja" jawab Richard datar tanpa menatap willy.

"Aku pikir kaka menghindari.." Ucap Willy menggantung karna sudah lebih dulu di tatap galak oleh Richard.

"Apa?"

"Si gendutmu itu.."

Richard menatap Willy malas. "Apa aku pria seperti itu? Apa menurut mu aku tidak akan masuk kerja hanya karna wanita?"

"Biasanya tidak.. Tapi kali ini seperti iya."

Richard bangkit dari duduknya. "Bagiku wanita adalah alat untuk ku bersenang-senang. Tidak lebih, jika dia tidak membuat ku senang maka aku tidak lagi punya urusan dengannya" ucap Richard dan meninggalkan Willy

Willy ikut berdiri dan memanggil kakaknya.

"Kak..ponsel mu" ucap Willy dan mengulurkan ponsel Richard yang kini menyala dan menunjukan foto Monica.

Willy tersenyum tipis. "Kau takut ini akan berakhir seperti alda?"

Rahang Richard mengatup kuat. Jelas kali bahwa saat ini dia nampak marah juga terluka.

"Dia bukan Alda ka.. Mungkin dia beda. Tidak apa kalau kamu menyukainya"

"Jangan menyebut namanya."

"Kenapa? Kaka takut hanya dengan mendengar namanya? Sudahlah kak.. Lagi pula jika dia tidak meninggalkan mu apa kaka sanggup mempertahankannya?"

"Diam.."

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang