Bab 15

3.3K 315 22
                                    

Bel apartemen Risa berbunyi,dengan cepat Risa berlari menuju pintu. Namun yang Ia temui hanya Richard yang sudah membawa satu plastik makanan.

"Kamu order junk food lagi?" Tanya Risa

Richard mengangguk,

"Ngga..ngga boleh. Kamu ngga boleh makan ini" ucap Risa dan merebut makanan Richard.

"Apa lagi sekarang? Aku ngga boleh makan juga?"

Risa mengangguk, "ngga boleh makan ini. Aku akan masak"

Richard akan merebut makanannya namun Risa berlari dan membuang makanan itu.

"Ya!"

"Aku akan masak untuk kamu. Ayo antar aku belanja" ucap Risa

"Never" ucap Richard dan berjalan menuju sofa lalu merebahkan dirinya di sana.
Risa mengekori Richard, "ayo ih.. "

"Aku lelah. Aku bekerja dari senin sampai jumat. Lalu sabtu dan minggu ku, aku relakan untuk ke Indonesia hanya untuk tidur di atas sofa yang sangat tidak nyaman ini"

Risa mencebikkan wajahnya, yang sungguh nampak gemas. Ia duduk di pinggir sofa.

"Ayo.."

"No"

"Salah mu kan, tidak mau menikahi ku. Kalau kamu menikahi ku, aku bisa tinggal di singapur dengan mu jadi kamu tidak perlu ke Indonesia dan kita bisa tidur satu kamar"

Richard tak memperdulikan Risa, Ia memilih melipat tangannya dan memejamkan matanya.

"Richard.. "

Richard masih tetap mengabaikan Risa.

Risa menusuk-nusuk pipi Richard dengan jarinya.

"Ayo, aku lapar" Rengek Risa. Richard tetap bergeming.

Risa pun berdiri dari sofa. "Yaudah kalau kamu ngga mau anter aku telfon seketaris ganteng ku saja"

Richard masih tetap dalam posisinya. Risa pun menempelkan ponselnya pada telinga untuk menghubungi Dimas.

"Halo Dimas, kamu bisa ke apartemen saya sekarang? // Saya ingin ke.." ucap Risa terputus karna ponselnya yang di rebut oleh Richard.

Risa tersenyum senang, Ia merasa menang kali ini. Richard menatap ponsel Risa yang tidak menelfon siapapun.

"Kamu cemburu?" Ledek Risa

Richard menghela napasnya, dari mana Risa bisa berkata seperti itu. Dia adalah seorang Richard Mahendra. Meskipun Risa cantik tapi Ia tetap bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik dari Risa. Ia sama sekali tak pernah memiliki perasaan yang Risa sebutkan itu. Dengan siapapun apalagi dengan Risa.

"Aku tidak suka kamu menganggu waktu orang lain"

Risa tersenyum dan mengangguk "aku tau.. aku tau kamu sebaik itu.. kamu bahkan memindahkan ku ke kamar. Kamu juga meminta Adele untuk mengantar ku berobat.."

"Aku hanya tidak ingin di ganggu kalau kamu sakit lagi"

"Apa sulit sekali mengaku kalau kamu khawatir di depan kekasih mu hah?"

"Itu karna aku tidak khawatir. Kamu bisa menjaga diri mu sendiri selama ini. Dan itu yang membuat ku memacari mu. Aku sedang pertimbangkan apa kamu masih bisa jadi kekasih ku?" Ucap Richard dan meninggalkan Risa.

Risa terdiam di tempatnya. Entah mengapa ucapan Richard cukup menyakitinya. Bukankah Ia kekasihnya? Mengapa Richard justru nampak membencinya.

Richard sudah mengenakan jaket, Ia mengantongi ponsel juga dompetnya.

Turn (Never lose hope)Where stories live. Discover now