Bab 11

3.2K 319 13
                                    

Berulang kali Richard mengetuk pintu kamar Risa namun tak ada sautan dari Risa. Richard pun memutuskan untuk masuk saja. Risa masih pada posisinya, tengkurap dan kepalanya menatap ke arah jendela.

Mengetahui Richard menghampirinya, Risa pun memalingkan wajahnya. Richard sudah berpakaian kali ini dan nampak lebih rapi.

Ia meletakan satu gelas susu hangat lalu duduk di kasur Risa.

"Adele cerita kamu sempat pingsan dan mabuk di bali. Lalu setelah itu kamu jadi aneh. Ada apa?"

Risa tidak mau menjawab.

"Masalah pernikahan kita? Kamu tau kan sejak awal kita pacaran aku memang belum siap untuk menikah. Lagi pula kamu sendiri yang bilang tidak ingin menghadapi orang tua ku, karna itu kita masih backstreet dari mereka dan media."

Di bandingkan marah atau nangia, Risa justru sedang menyimak apa yang di ucapkan Richard. Mencoba mencari informasi tentang hubungannya dengan Richard sebanyak-banyaknya.

"Kamu bilang karir mu yang terpenting saat ini. Aku mewujudkannya. Lalu apa lagi masalah mu?"

Risa tentu saja masih tak menjawab.

"Kamu mendadak minta menikah, ada apa? Apa kamu mendadak ingin di akui? Atau Ada hal lain yang kamu inginkan dari ku? Villa? Mobil? Hotel? Atau apa? Jangan seperti ini, bicaralah. Kita sudah dewasa."

Risa bangun dari tidurnya dan duduk menghadap Richards. Untuk sesaat Risa hampir saja hilang fokus melihat wajah Richard yang sangat tampan juga berwibawa itu.

"Kamu ingat beberapa menit lalu kamu baru memarahi ku tentang kamu yang tidak suka orang yang semena-mena dengan orang lain hanya karna memiliki uang? Kamu bilang uang bukan segalanya. Lalu apa ini?"

"Adele benar kamu sakit. Ayo aku antar ke rumah sakit" ucap Richard yang berdiri dari kasurnya lalu mengambil tangan Risa.

Risa menampik tangan Richard dan itu sungguh membuat Richard tak tahan.

"Ada apa dengan mu hah?! Yang aku lakukan hanya mengikuti mau mu. Apa kepala mu terbentur? Atau tubuh mu tertukar dengan perempuan Naif?  Seperti itu kan cara hubungan kita berjalan selama ini. Kamu memberikan waktu mu dan dirimu dan aku memberikan uang ku. Selama ini pun kamu menerimanya. Apa yang selah dengan mu hah?"

Risa menatap Richard tak percaya. Hatinya terluka, Ia marah. Bahkan meskipun Risa sadar yang Richard maksud bukanlah dirinya yang asli.

"Aku merasa sangat marah sekarang" ucap Risa

"Aku lebih marah. Apa menurut mu aku memacari mu untuk di adili seperti ini? Untuk mendengarkan keluhan mu? Dan kamu maki-maki?"

Risa tersenyum miris, Ia menghela napasnya karna lelah. Ia bahkan tak pernah memiliki hubungan apapun dengan Richard namun Ia terus merasa sedih mendengar ucapan Richard.

"Apa kamu bisa pergi sekarang? Ah..engga aku lupa ini apartemen mu.  Aku yang akan pergi." Ucap Risa dan akan meninggalkan Richard. Richard menahan tangan Risa.

"Aku mengalah, aku mengerti kamu mungkin lelah. Tapi tolong jangan seperti ini aku juga lelah. Ayolah kita jalani Seperti biasanya. Penuh dengan ketenangan. Aku menyukai mu, aku bahkan berhenti menemui wanita lain kara menurut ku kamu sudah cukup memenuhi semuanya. Kamu cantik dan tenang. Kamu mudah untuk di atasi. Tolong jangan berubah menjadi wanita naif itu tidak akan bekerja untuk ku. Aku sungguh tak butuh wanita yang seperti itu. Itu tidak akan bisa meluluhkan ku." Ucap Richard yang kali ini mencoba lebih tenang.

Risa melepaskan tangannya. Ia tetap berjalan pergi. Ia membawa tasnya dan keluar dari kamar. Richard mengikuti langkah Risa.

"Risa.."

Turn (Never lose hope)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora