Dua Puluh Enam

Zacznij od początku
                                    

"Oke ayo" kata Arka.

"Thank you, sayang kakak banyak-banyak" kata Nara girang.

Arka menggelengkan kepalanya, kemudian Arka kembali melajukan mobilnya menuju basecamp. 20 menit kemudian, mereka sudah sampai di basecamp tempat biasa Arka nongkrong.

"Ayo turun" ajak Arka.

Nara mengangguk, kemudian mereka turun dan Nara mengikuti langkah Arka dari belakang.

Sampai didalam, tidak ada siapa-siapa dan itu membuat Nara heran karena tadi Arka mengatakan bahwa dia akan kumpul bersama teman-temannya.

"Kok sepi?" tanya Nara sambil mendongak menatap Arka.

"Ini masih pagi bocil, mereka pasti masih pada molor" kata Arka.

"Oh" jawab Nara singkat.

Arka memutar bola matanya malas mendengar respons Nara, "Ayo sini" ajak Arka.

Nara kembali mengikuti langkah Arka, hingga pada akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang berisikan tv, sofa, kulkas, ps, dan juga masih banyak lagi.

Nara duduk disalah satu sofa yang ada disana diikuti Arka disampingnya, "Laper" kata Nara sambil menyenderkan kepalanya dibahu Arka.

"Makan lah" kata Arka yang sedang menyalakan tv menggunakan remot.

"Seblak" kata Nara.

"Jangan" kata Arka.

"Kak, seblak ya" pinta Nara dengan wajah yang diimut-imutkan.

"Masih pagi, lagian baru semalem lo makan seblak" kata Arka.

"Dih dasar pelit" ketus Nara.

"Bodoamat" balas Arka yang lebih memilih fokus pada tayangan tv didepannya.

Nara terus saja menyender kepada Arka, dengan tangan yang terus saja memainkan jari-jari tangan Arka. Arka diam, membiarkan Nara melakukan apapun sesukanya. Karena jika dilarang Nara bisa kembali mengamuk karena dia sedang kedatangan tamu bulanan nya yang itu semua membuat mood Nara naik turun.

"Assalamualaikum" teriak beberapa orang orang yang baru masuk, siapa lagi jika bukan teman-teman Arka.

"Eh buset, bocah kok nyasar kesini" kata Eza yang kaget melihat adanya Nara.

"Lo gak sekolah?" tanya Gara.

"Ngga" jawab Nara.

"Kenapa emang?" tanya Reno.

"Males" jawab Nara.

"Masih bocah udah belajar bolos lo" timpal Ronal.

"Tau, anak kecil gak boleh bandel" kata Roni.

"Dih, bisa diem gak si! Berisik!" kesal Nara karena merasa kenyamanannya terganggu.

"Eh buset, santuy ngapa. Kita cuma nanya" kata Eza.

Sedangkan Arka yang sedari tadi hanya menyimak pun kini memandang kearah lima sahabatnya yang sedang duduk lesehan di karpet.
Arka menggerakan mulutnya tanpa suara, seolah mengisyaratkan kata 'Mampus'.

"Peliharaan lo pms Ar?" tanya Ronal.

"Tanya sendiri" suruh Arka.

"Gak mau anjir ntar yang ada kena sembur" tolak Ronal.

"Ya udah diem" kata Arka.

"Cuy lapar" kata Gara tiba-tiba.

"Beli sarapan sono, sekalian buat kita" suruh Eza.

"Duit bro duit" kata Gara.

"Biasa" kata Roni.

Semua yang mengerti isyarat yang diberikan Roni pun akhirnya menatap kearah Arka, Arka yang merasa ditatap pun mengalihkan pandangannya.

"Apa?" tanya Arka bingung.

Dan dalam hitungan satu...

Dua....
Tiga...

Mereka semua berteriak dengan menyebutkan kata yang sama yaitu 'duit'.

"Najis, mau makam gak pada modal" ketus Arka tapi tak urung memberikan dompetnya.

"Lo mau apa?" tanya Arka kepada Nara.

"Seblak daritadi juga" jawab Nara.

"Oke bubur ayam" putus Arka.

"Dih kok bubur ayam, maunya seblak" protes Nara.

"Oke, gue titip bubur ayam 2" kata Arka.

"Sip, gue berangkat. Yuk lah Za gaskeun" ajak Gara kepada Eza.

Eza mengangguk kemudian mereka berdua pun pergi meninggalkan basecamp.

Rasanya aneh, jika sedang berkumpul mereka selalu saja meminta duit kepada Arka untuk membeli makanan. Arka sendiri juga heran, dalam pikirnya, apakah para sahabatnya ini tidak pernah makan? Atau tidak pernah punya duit?

"Mabar kuy" ajak Reno.

"Kuy" jawab Ronal dan Roni.

"Lo ikut ngga?" tanya Reno kepada Arka.

"Ngga" jawab Arka.

Mereka bertiga mengangguk, Arka sedang tidak minat bermain game online, menutnya menonton tv dengan tayangan kartun itu lebih menyenangkan.

.
.
.
.
.
TBC

16 April 2020
Revisi : 5 Juni 2020

Rani Shintia

ARKANARA (Selesai)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz