Chapter 51 (End)

542 39 149
                                    

Dalam keadaan masih mengantuk Nikko menaiki mobil yang dikemudikan oleh Pak Dirman. Nikko bergelayut manja di pelukan istrinya. Ia tertidur seperti anak kecil selama perjalanan ke bandara. Setelah sampai di bandara, mereka langsung check in dan bersiap boarding.

Mereka sudah duduk manis di pesawat kelas bisnis. Carmina tersenyum, betapa ayahnya pasti sudah mengeluarkan uang banyak untuk paket bulan madunya bersama Nikko. Carmina memang menolak bantuan ayahnya untuk biaya pesta pernikahannya. Carmina bisa memenuhi biaya pesta pernikahannya bersama Nikko. Karena menolak bantuan untuk biaya pesta pernikahan, Antonio Luna mengalihkan dana yang sudah ia siapkan untuk Carmina menikah menjadi dana untuk bulan madu. Lagi-lagi Carmina dan Nikko mendapatkan sponsor. Sungguh banyak yang sayang pada Carmina dan Nikko. Bantuan tak henti-hentinya mengalir.

"Sayang, kamu pernah ke Madrid kan dulu? kira-kira lama perjalanan kita ke Barcelona berapa lama?" tanya Carmina.

"Sekitar 16 jam 50 menit. Sayang sekali ya di pesawat gak ada bilik asmara. Gak bisa meneruskan malam pertama kita yang tertunda deh. Padahal kan asyik ya kalau ditanya 'kamu malam pertamanya gimana?' seru dong di ketinggian 30.000 kaki hehehehehe" ucap Nikko.

"Nikko....bisa gak isi kepalamu itu dikurangin dikit imajinasinya tentang hal-hal yang diinginkan? nanti juga kamu dapet. Gak sabaran banget sih" ucap Carmina dengan ekspresi jutek.

"Mendingan imajinasinya sama istri sendiri kan daripada aku bayangin perempuan lain?" goda Nikko.

"Awas kamu kalau bayangin perempuan lain, gak aku kasih jatah 1 bulan baru tau rasa" ucap Carmina dengan nada kesal.

"Jangan dong Carmina sayang... punya istri secantik ini masa bayangin perempuan lain sih? model majalah Playboy juga kalah seksi sama kamu" ucap Nikko sambil tersenyum jahil.

"Udah jadi suami, gombalnya gak ilang-ilang huh" ucap Carmina.

"Gombal sama istri sendiri kan lebih manis... oiya ngomong-ngomong soal manis, aku belum dapet morning kiss nih dari kamu" goda Nikko.

"Malu ah" ucap Carmina.

"Yudah nanti pas malem aja ya, pas lampu-lampu dalam pesawat diredupin. Remang-remang pasti lebih asyik kissing-nya" ucap Nikko.

"Maunyaaaaa" ucap Carmina sambil menjembel pipi Nikko saking gemasnya.

"Sama-sama mau kan? ciuman pas jadi suami kan beda sama pas masih pacaran. Kamu harus terbiasa. Jangan engap-engapan kaya tadi malam ya?" goda Nikko.

"NIKKO!!!! nyebelin ih" Carmina merasa malu.

"Hahahahahaah.... yaudah aku mau bobok ganteng dulu yaa biar stamina aku kuat kaya batre Alkaline pas seru-seru enak di ranjang sama kamu nanti" ucap Nikko lalu membetulkan posisi bantalnya kemudian tertidur pulas seperti anak kecil.

Setelah menempuh perjalanan hampir 17 jam, akhirnya mereka sampai pula di Bandar Udara Internasional Barcelona-El Prat. Setelah mengambil koper mereka, mereka lalu memesan taxi menuju Port Vell, pelabuhan tempat kapal pesiar yang akan mereka naiki berlabuh.

Carmina begitu takjub saat mereka sudah sampai di Port Vell. Deretan yacht dan kapal pesiar berbagai ukuran berlabuh di sana. Puluhan tahun ayahnya bekerja sebagai asisten Nahkoda hingga Nahkoda kapal Pesiar, belum pernah sekali pun Carmina melihat kapal pesiar sedekat ini. Ayahnya juga belum sempat untuk mengajak Carmina berlayar dengan kapal pesiar. Kini Antonio Luna memberikan hadiah manis berupa paket bulan madu dengan kapal pesiar mewah bersama pendamping hidup Carmina.

 Kini Antonio Luna memberikan hadiah manis berupa paket bulan madu dengan kapal pesiar mewah bersama pendamping hidup Carmina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now