Chapter 17

223 28 18
                                    

Billy, Jerico, Ivan, Narez dan Carmina sedang berdiskusi di meja bundar. Nikko baru datang dan menayakan ada update apa.

"Bil, ada apa?" tanya Nikko.

"Sepertinya vlog itu mulai membuahkan hasil Capt. Baru 1 minggu penayangan, kita sudah mendapatkan 6 pesanan mobil. BMW i8, Ferrari F430, Lexus LS, Porsche 911, Aston Martin Vantage, Audi RS5. Totalnya kurang lebih 25.5 M. Semoga minggu-minggu berikutnya kita bisa dapat lebih banyak lagi" ucap Billy.

"YESSSSSSSS!!!!! Selamat untuk kita semua. Ditambah dengan penjualan ini total kita sudah mendapatkan 80 M" ucap Nikko yang merasa sangat gembira dengan pencapaian ini.

"Ide-mu sangat brilian Carmina... nampaknya tim kita akan melewati target penjualan untuk tahun ini" ucap Billy.

"Tim kita yang brilian Billy, aku hanya membantu.." ucap Carmina dengan penuh kerendahan hati.

"Kamu ini memang kesayangan kami" ucap Ivan lalu merangkul Carmina.

Nikko lalu memandang Carmina, dengan sigap Carmina menghindari tatapan Nikko dengan mengajak bicara Jerico. Nikko tetap mematung di tempatnya, biasanya Nikko selalu menghampiri Carmina, memberi selamat, dan memeluknya sebagai selebrasi pencapaian tim. Tapi kali ini, dia tidak bisa melakukannya. Paham dengan situasi yang sulit ini, Ivan sengaja merangkul Carmina sedari tadi. Membiarkan Carmina tetap di tengah teman-temannya agar Nikko tidak melakukan hal yang biasa ia lakukan pada Carmina.

Seperti biasa, setiap ada pencapaian Tim Nikko pasti mentraktir teman-temannya makan siang. Semua sudah berkumpul di tempat Parkir. Biasanya Carmina ikut di mobil Nikko. Namun Ivan mengajaknya ikut di mobilnya bersama Jerico dan Narez. Carmina mengiyakan lalu naik ke mobil Ivan. Billy akhirnya menemani Nikko, lalu naik ke mobil Nikko. Rubicon Hitam milik Nikko bergerak meninggalkan tempat parkir diikuti oleh mobil Ivan di belakangnya.

Nikko memandangi kursi di sebelahnya.. Biasanya Carmina yang mengisi kursi itu.

"Kenapa bro?" tanya Billy.

"Ah gak apa-apa... oiya kita udah mau sampai nih" ucap Nikko mengalihkan pembicaraan.

Saat sampai restoran, rombongan Ivan ternyata sudah sampai duluan. Carmina sedang memilihkan pesanan makanan untuk teman-temannya. Nikko, Billy lalu ikut bergabung dengan teman-teman yang lain di kursi yang sudah di-booking oleh Carmina. Lagi-lagi, Carmina tidak duduk di sebelah Nikko. Ia duduk di sebelah Ivan. Nikko mulai tersiksa dengan keadaan ini. Berdekatan dengan Carmina saja sulit. Ia rindu menggoda Carmina dengan rayuan-rayuan gombal recehnya. Rindu melihat muka jutek Carmina saat ia sukses menggodanya. Kini, selalu ada jarak antara Nikko dan Carmina. Jarak ini benar-benar menyiksa Nikko.

Pesanan makanan akhirnya datang. Carmina dengan sigap mengecek makanan dan minuman yang datang apakah sesuai pesanan atau tidak. Carmina membantu pelayanan mengedarkan makanan dan minuman ke meja. Carmina melihat ada irisan cabe hijau di Hot Plate Sapi Lada Hitam milik Nikko. Carmina lalu menghampiri meja Nikko. Dengan teliti, Carmina memisahkan irisan cabe hijau dari Hot Plate ke piring kecil yang ia bawa. Nikko tersenyum mengamati Carmina yang kini di dekatnya. 'Ternyata Carmina masih perhatian padaku' ucap Nikko dalam hati.

"Terima kasih.... Carmina"  ucap Nikko dengan suasana canggung.

Carmina berusaha bersikap senormal mungkin di depan Nikko. Ia tersenyum lalu berkata "Habiskan makanannya"

Nikko mengangguk tanda persetujuan.. Nikko lalu mengambil dompetnya.. "Nanti kamu urus pembayarannya ya" ucap Nikko.

Carmina menerima dompet Nikko "Iya.. aku akan mengurusnya" ucap Carmina lalu kembali ke tempat duduknya. 

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now