Chapter 36

326 31 60
                                    

Seharian penuh Carmina tidak mendapatkan kabar dari Nikko. Carmina tetap berfikir positif. Mungkin setelah bertemu dengan teman-teman kuliahnya ia kelelahan atau dilanjut mempersiapkan pekerjaan sehingga belum sempat mengabarinya. Carmina tidak menaruh rasa curiga sedikit pun pada Nikko. Carmina mempercayai Nikko sepenuhnya.

Hari ini divisi Digital Marketing mengadakan weekly meeting. Ivan yang memimpin meeting. Carmina tidak menyangka ternyata Ivan juga punya public speaking yang bagus. Alumni Tim Siap Tempur memang orang-orang yang istimewa. Ya harus diakui, Nikko memang seorang Leader yang sukses membentuk human capital di dalam tim. Tidak ada satu pun dari anggota Tim Siap Tempur yang biasa saja, semuanya berkualitas dan profesional baik secara individu maupun Tim. Gary Pillar memang sukses membentuk Nikko menjadi leader yang handal, bahkan Nikko lebih baik secara Leadership dibandingkan dengan Carlo Pillar, kakaknya.

Gary Pillar sengaja menempatkan Nikko dari 'bawah' agar Nikko belajar banyak hal dari senior-seniornya. Sebelum dia menjadi leader, Nikko harus tahu bagaimana rasanya jadi bawahan yang dipimpin oleh seorang leader. Berbeda dengan Carlo Pillar, Ayahnya langsung mengangkat Carlo dengan jabatan tinggi di perusahaannya. Carlo tak pernah merasakan jadi bawahan, jadi dia kurang empati terhadap bawahannya. Carlo terkadang bersikap otoriter dalam mempimpin, berbeda dengan Nikko yang selalu mendengarkan pendapat anggota Tim-nya sebelum mengambil keputusan. Nikko benar-benar seperti copycat Gary Pillar.

Setelah selesai melaksanakan weekly meeting, Ivan lalu mengajak Carmina untuk makan siang bersama Ex Tim Siap Tempur. Ivan, Carmina, Billy, Jerico, dan Narez makan siang di Resto Mie Hot Plate yang letaknya tidak jauh dari kantor. Mereka sangat merindukan makan siang bersama seperti ini. Walau pun sudah pecah kongsi tapi kebersamaan Tim Siap Tempur tetap terjalin dengan baik.

"Kurang Capt Nikko ya... Car... Nikko berapa lama di Jepang?" ucap Narez.

"Seminggu aja kok" ucap Carmina.

"Kamu bakalan malarindu dong Car.. biasanya kan dipepetin Nikko mulu hahahaha" ucap Jerico.

"Rindu sih rindu.. tapi gak segitunya juga kali..." ucap Carmina.

"Kayanya pas pulang bakal dilamar nih" ucap Billy.

"Ivan duluan Bil, dia mau ngelamar sahabat aku" ucap Carmina.

"Serius Van lo mau ngelamar Bella?" tanya Billy.

"Iya.. nanti pas bonus udah turun, gua mau ngelamar Bella.. nah lo lo pada kapan mau ngelamar? pacaran mulu pas diminta serius malah langsung balik kanan bubar jalan"

"Hahahahaha..." kata-kata Ivan sukses membuat teman-temannya tertawa.

"Kalau gua yang pasti bakal ngelamar cewek gua di hari Sabtu" ucap Narez.

"Sabtu kapan? Sabtu minggu ini Rez?" ucap Jerico.

"Ya Sabtu... mau kapan kek yang penting Sabtu" ucap Narez sambil terkekeh.

"Bangke lo, gua pikir beneran mau ngelamar anak orang.. " ucap Jerico kesal.

"Hahahahha.... lagian gua belum siap bro" ucap Narez.

"Bukan masalah siap gak siap, tapi niat atau enggak. Selama punya niat baik untuk meresmikan hubungan ke jenjang yang lebih baik, pasti ada aja jalannya Bro.. iya kan Van?" ucap Billy.

"Bener banget itu Bil... Tuh dengerin kata-kata Billy biar pada tobat lo pada" ucap Ivan

Narez dan Jerico hanya bisa nyengir kuda mendengar kata-kata Billy dan Ivan

Sementara itu Carmina mulai merasa cemas karena sampai saat ini Nikko belum juga memberi kabar. Apa Nikko baik-baik saja? apa dia tidak rindu dengan Carmina?

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now