Chapter 19

245 26 33
                                    

Nikko dan Carmina bersiap kembali ke kantor. Saat Nikko mau menghidupkan Rubicon-nya. Ponselnya berbunyi. Ternyata Mama-nya yang menelefon.

"Ya Ma, ada apa?" sahut Nikko

"Papa-mu masuk rumah sakit, kamu datang ke sini sekarang ya.. di RS Royal Mitra, ruang VIP 101" ucap Mama Nikko dari sambungan telefon.

Nikko lalu menghidupkan mesin Rubicon-nya "Car.. kita ke rumah sakit dulu ya, Papa-ku sakit" ucap Nikko yang dibalas dengan anggukan lembut Carmina.

30 menit kemudian Nikko dan Carmina sampai di RS Royal Mitra. Mereka langsung menuju ruang rawat VIP 101. Carmina memilih menunggu Nikko di ruang tunggu, sementara Nikko masuk ke ruang rawat ayahnya. Ia disambut oleh Ibunya, Miranda Pillar.

"Akhirnya kamu datang juga sayang.." ucap Miranda lalu mengecup pipi kanan dan kiri Nikko.

Nikko melihat ayahnya terbaring dengan beberapa alat pendeteksi jantung yang terpasang di dadanya. Nikko jarang pulang ke rumah, tapi bukan berarti dia tidak sayang pada ayahnya. Nikko hanya tidak ingin berada dibalik bayang-bayang kesuksesan ayahnya. Nikko ingin maju dengan usahanya sendiri.

"Pa.. Nikko datang.." ucap Nikko yang sukses membuat Marco Pillar tersenyum melihat kehadiran putranya yang jarang pulang.

"Apa harus nunggu Papa sakit dulu baru kamu mau menemuiku" ucap Marco Pillar.

"Maafkan Nikko Pa.. ayo mengaku saja, Papa sakit karena merindukanku bukan?" ucap Nikko yang masih sempat-sempatnya menggoda Papa-nya yang sedang terbaring sakit.

Marco Pillar tersenyum "Dasar anak nakal" 

"Nakal-nakal gini ngangenin kan Pa?" ucap Nikko sambil tersenyum jahil.

"Baiklah Papa mengakuinya" ucap Marco Pillar pasrah.

Nikko lalu berbalik menghampiri ibunya yang duduk di sofa sambil memeriksa beberapa berkas.

"Ma.. jadi Papa kenapa?" tanya Nikko.

"Proyeknya di Kalimantan ada masalah, kecelakaan kerja.. kita merugi tapi masih bisa di-handle kok. Kakakmu sedang mengurusnya di sana. Papa-mu begitu syok dan dia terkena serangan jantung ringan" ucap Mama Nikko.

"Tapi ini tidak serius kan? maksudku Papa akan segera pulih?" tanya Nikko.

"Iya.. asalkan dia harus istirahat total dan tidak boleh banyak pikiran" ucap Mama Nikko.

"Syukurlah... oiya Ma.. aku datang bersama Carmina. Aku ajak dia menemui Papa ya?" ucap Nikko.

"Yasudah ayo suruh dia masuk, Papa-mu memang sudah lama ingin bertemu dengan Carmina" ucap Mama Nikko.

Nikko lalu menuju ruang tunggu untuk menemui Carmina. "Car.. ayo temui Papa-ku.. Papa ingin bertemu denganmu" ucap Nikko.

Nikko lalu mengajak Carmina masuk ke ruang rawat Papa-nya.

"Semoga lekas sembuh ya Pak Marco, saya Carmina. Asistennya Nikko" ucap Carmina dengan tutur kata yang sopan.

"Jadi ini Carmina... aku banyak mendengar ceritamu dari Gary" ucap Marco Pillar.

Carmina langsung menatap Nikko, tetapi Nikko juga tidak memiliki jawaban dari pernyataan Papa-nya.

"Apa anak saya ini menyebalkan di kantor?" tanya Marco Pillar

"Papa.. jangan nanya macem-macem deh" ucap Nikko.

"Terkadang dia menyebalkan Pak" ucap Carmina sambil menahan tawanya.

Marco Pillar tertawa kecil "Kapan kamu berubah jadi anak yang manis Nik? untung saja Carmina ini tahan mendampingimu bekerja" 

"Nikko memang bukan anak yang manis, tapi nyatanya kalau jauh dicariin kan?" ucap Nikko tak mau kalah.

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now