Chapter 9

256 28 30
                                    

Satu minggu berlalu, Carmina masih menimbang-nimbang apakah menerima permintaan pertemanan dari Angelica atau tidak. Dia bertanya-tanya pada dirinya "Untuk apa dia mau berteman denganku di media sosial? apakah dia mau pamer kemesraan dengan Luis atau ada hal yang lain? Entahlah"

"Car.. ada apa? ada masalah?" Nikko menyadarkan Carmina dari lamunannya.

"Tidak... tidak ada apa-apa, oiya hari ini kamu ada kuliah kan?" Carmina buru-buru mengalihkan topik pembicaraan.

"Kamu bisa meng-handle pekerjaanmu secara mobile kan? beberapa hari belakangan ini kita terpisahkan karena berbagai projek tim. Hari ini aku ingin berduaan dengan kamu.. boleh ya?" Nikko memamerkan senyum manisnya.

"Terserah kau saja" ucap Carmina cuek.

Di Kampus Magister Manajemen

Sambil menunggu Nikko kuliah, Carmina sibuk berkutat dengan laptopnya. Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Selain sebagai asisten pribadi Nikko, dia juga men-support  berbagai proyek yang digarap Tim Siap Tempur.

Sampai akhirnya sebuah suara yang dia kenal mengagetkannya "Carmina..."

Carmina nyaris saja menjatuhkan laptop-nya karena sangat terkejut mendengar suara itu. Dia hanya diam mendapati sosok di hadapannya. Tubuhnya tiba-tiba kaku, dan tidak ada sepatah kata pun yang berhasil keluar dari mulutnya.

"Boleh aku duduk" ucap orang itu, menunggu persetujuan Carmina.

Diam tanpa reaksi apapun... sampai akhirnya Carmina menyerah dan mengangguk.

Carmina terus saja menunduk, tak berani menatap sosok yang kini duduk di hadapannya. Jantungnya berdegub tak karuan. Suasana hatinya mendadak kaca.

"Apa kabar?" tanya orang itu.

Carmina berusaha mengendalikan dirinya. Dia memberanikan diri mengangkat wajahnya hingga bertemu dengan tatapan orang itu "Baik, sangat baik"

"Akhirnya aku bisa mendengar suaramu lagi" ucap orang itu.

Hening...untuk beberapa menit..

"Maaf...aku ingin minta maaf padamu" ucap orang itu. suaranya begitu lirih... seperti dia baru saja melakukan pengakuan dosa.

Setelah hampir 2 tahun menanti kata-kata itu dari mulutnya, Carmina hanya bisa diam seribu bahasa. Kata-kata itu.. yang dia tunggu setiap harinya.... kata-kata maaf dari Luis Guzman.

"Kenapa begitu sulit mengatakannya di masa lalu? kamu seorang aktivis yang biasa mengutarakan pendapatmu, kamu seorang aktivis kemanusiaan yang biasa membela hak-hak manusia yang terinjak-injak. Tapi.. untuk meminta maaf padaku saja sulit.. kamu tidak tahu kan bagaimana sulitnya aku menghadapi masa-masa suram itu, bagaimana sulitnya aku bangkit seperti sekarang ini" kata-kata Carmina seperti belati yang sukses tertancap di jantung Luis.

Luis tak bisa berkata apa-apa, tak ada satu pun celah untuknya bisa membela diri. Dia sadar betul kesalahannya... Sikap pengecutnya di masa lalu yang kini ia sesali.

Kembali hening.....

Drrrrrtrrttttt.... Nikko menghubungi Carmina "Kamu di mana?"

"Biar aku yang ke tempatmu" jawab Carmina lalu segera meninggalkan Luis tanpa sepatah kata pun. 

Luis hanya diam terpaku melihat Carmina pergi.. Dia tidak berusaha mengejarnya. Luis sadar dengan posisinya, dia juga tak bisa memaksa Carmina untuk memaafkannya. Dia memang pengecut, dia memang penghianat, dia memang bersalah.

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now