Chapter 34

241 24 24
                                    

Nikko janjian dengan Isabel di Blue Lounge. Isabel memberikan undangan wisuda Angelica kepada Nikko. Isabel senang sekali akhirnya Nikko memutuskan untuk datang. Semoga ini menjadi kesempatan kedua bagi Nikko dan Angelica... Isabel berharap seperti itu. Setelah makan malam di Blue Lounge, Isabel meminta Nikko untuk menemaninya belanja. Nikko nurut saja dan ia bertugas untuk membawakan barang-barang belanjaan Isabel, dari mulai gaun, tas, sepatu, parfum dan lain sebagainya.

"Mau nyari apa lagi sih Bel? tangan aku bisa berotot secara instan kalau bawa belanjaan sebanyak ini, kanan-kiri penuh sama paperbag belanjaan kamu" ucap Nikko.

"Sebentar lagi nik, aku mau ke toko pakaian dalam dulu ya.. kamu mau masuk?" ucap Isabel.

"Gila kamu ya, yaudah aku tunggu di luar aja. Hubungi aku kalau kamu udah selesai" ucap Nikko lalu mencari sofa panjang untuk duduk. 

Ternyata melelahkan menemani cewek belanja, untung saja Carmina tidak gila belanja. Nikko tak mungkin sanggup membiayai cewek yang gila belanja barang branded seperti Isabel. Nikko tidak pernah melihat Carmina memakai barang-barang branded, Carmina lebih senang menjahit baju ke tukang jahit, atau jika ingin membeli barang pun, Carmina lebih memilih barang-barang dengan brand lokal. Itulah mengapa Kak Carlo, Kak Mara, dan Isabel melihat Carmina dengan 'tampilan yang sangat biasa' bagi mereka. 

20 menit, dan Isabel belum juga keluar dari toko pakaian dalam wanita. Pandangan Nikko teralihkan oleh Toko Perhiasan yang letaknya tidak jauh dari toko pakaian dalam yang dikunjungi Isabel. Dengan tangan kanan-kiri penuh dengan belanjaan segambreng, Nikko mantap melangkahkan kakinya ke toko perhiasan itu. Toko perhiasan ini bisa dibilang paling kecil dibandingkan dengan Toko Perhiasan lain yang ada di Mall ini. 

Nikko disambut oleh beberapa SPG Toko..

"Selamat malam Pak, ada yang bisa saya bantu" ucap SPG toko.

"Saya mencari cincin emas putih dengan mata batu safir.. apakah di sini ada?" tanya Nikko.

"Ada Pak.. mari lihat koleksinya disini.. kami hanya punya 5 cincin dengan batu safir, silahkan dilihat dulu" ucap SPG seraya membimbing Nikko ke etalase tempat dipajangnya cincin emas putih dengan batu safir.

Nikko melihat-lihat ke 5 cincin itu..Akhirnya pilihannya jatuh pada cincin dengan batu safir berbentuk oval dan sekelilingnya dihiasi oleh batu permata. Seharusnya lebih cantik lagi jika dikelilingi oleh batu berlian, tapi Nikko belum mampu untuk membelinya. Dia tengah menyiapkan tabungannya untuk membeli rumah secara tunai, tanpa cicilan. 

Nikko akhirnya membeli cincin itu, Nikko meminta tempat cincin beludru yang berwarna biru. Semua serba biru, warna kesukaannya. Setelah itu Nikko kembali ke sofa tempat ia duduk menunggu Isabel.. Nikko merasa lega karena Isabel terlihat sudah di depan kasir. 3.5 jam menemani Isabel berberlanja ternyata lebih melelahkan dibanding meeting di luar dari pagi sampai malam.

Nikko memasukkan semua belanjaan ke dalam mobil mewah Isabel, menyisakan 1 paperbag kecil miliknya. Isabel tertarik melihat paperbag yang dijinjing Nikko.

"Kamu beli apa Nik?" tanya Isabel.

"Aku beli aksesoris, penjepit dasi" ucap Nikko berbohong. 

"Oh... kirain kamu beli perhiasan untuk Angelica.. kamu memang sudah menyiapkan hadiah kelulusan untuknya?" tanya Isabel.

"Itu urusan gampang" jawab Nikko santai.

"Yasudah aku pulang dulu ya.. kamu memang saudara kembarku yang paling kusayang. Terima kasih sudah mau menemaniku berbelanja dan bawain belanjaanku yang banyak itu hehehehhe" ucap Isabel.

"Lain kali aku minum obat penambah stamina dulu kalau mau menemanimu belanja... kamu memang juaranya kalau belanja... Kalau kamu cari pacar, jangan lupa tes ketahanannya dalam menemanimu belanja ya.. kalau dia gak kuat lebih baik jangan dipacarin" ucap Nikko.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang