Chapter 26

242 25 29
                                    

Luis tersenyum memandang meja kerja barunya. Ia telah menyelesaikan studi S2-nya di Jepang, dan bekerja sebagai Manajer Kemahasiswaan mulai hari ini. Kebahagiaannya akan semakin lengkap jika Angelica ada di sisinya. Angelica masih di Jepang, dan dia akan mengikuti wisuda pada semester depan. 6 bulan lagi, Luis akan melamar Angelica saat kembali ke Indonesia. Luis sudah tidak sabar menantikan moment itu. 

Luis mengambil sesuatu dari tasnya, lalu meletakan benda itu di meja kerjanya. Fotonya bersama Angelica saat wisuda S2-nya di Kyoto Jepang. Foto itu terpampang dalam pigura klasik berwarna silver. Luis mengelus lembut foto itu. Walaupun Luis mendapatkan Angelica dengan cara yang salah, namun apakah cinta yang tumbuh di antara mereka juga salah? Entahlah.. Luis tidak mau memikirkannya. Bukankah kita hidup untuk masa kini dan masa depan? buang-buang waktu saja memikirkan kesalahan di masa lalu. Lebih baik fokus untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.

Luis memeriksa beberapa data yang harus ia pelajari di laptopnya, setelah selesai ia jadi teringat akan sesuatu. Ia lalu mencari info-info mengenai rumah yang terjangkau dengan cicilan KPR. Selama kuliah S2 di Jepang, dia selalu menyisihkan sebagian uang beasiswanya, selain itu dia juga mendapat uang tambahan dari proyek-proyek penelitian bersama dosennya. Tabungannya dirasa cukup untuk DP rumah. Dia ingin memberi kejutan pada Angelica nantinya. Luis sudah mantap untuk mengambil cicilan rumah. Selain sebagai Manajer Kemahasiswaan, Luis berniat untuk mengikuti berbagai proyek penelitian demi menambah pundi-pundinya. Entah semangat dari mana, Luis begitu gigih memperjuangkan Angelica. Sesuatu yang dulu tidak ia lakukan untuk Carmina..

***

Kyoto, Jepang

Angelica menyeruput Matcha Latte-nya, ia menunggu seseorang yang belum juga datang. Orang yang ia tunggu sangat penting baginya, jadi ia rela menunggu berjam-jam di Coffee Shop asalkan bisa bertemu dengannya. 30 menit kemudian, seseorang yang Angelica tunggu akhirnya datang juga.

"Isabel...... aku senang sekali bisa bertemu denganmu di sini.. Bagaimana kabarmu dan Om Gary?" tanya Angelica lalu memeluk Isabel dengan hangat.

"Kamu sudah lama menunggu ya?" ucap Isabel lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Angelica.

"Tidak juga... mau telat 2 jam pun kamu pasti aku tunggu kok.. Ayo silahkan diminum, aku sudah memesannya. Vanila Latte favoritmu" ucap Angelica.

"Kamu ini masih ingat saja" ucap Isabel lalu menyeruput minumannya.

"Bagaimana kabar Nikko?" tanya Angelica.

Isabel tersenyum "Baik, kata Papa kinerjanya semakin bagus bersama timnya. Oiya.. dia sudah pacaran dengan Asisten pribadinya, mantannya Luis bukan?"

Entah kenapa seperti ada sesuatu yang tajam menusuk hatinya. Angelica merasakan hatinya sakit saat mengetahui Nikko sudah dimiliki perempuan lain yang tidak lain adalah mantannya Luis. Ekspresi wajahnya yang tadinya riang berubah menjadi sendu.

"Kamu masih memikirkan Nikko?" tanya Isabel.

"Aku akui, aku pernah melakukan kesalahan fatal di masa lalu, dan aku ingin memperbaikinya. Bisakah kamu membantuku Isabel?" ucap Angelica.

"Membantu soal apa? katakanlah!" tanya Isabel.

"Aku ingin kembali kepada Nikko" ucap Angelica dengan mantap.

"Apa?????? Kamu sudah punya Luis, dan Nikko juga sudah bersama Carmina.. bagaimana mungkin kamu mau kembali pada sepupuku?" ucap Isabel.

"Aku tahu Nikko, dia sangat mencintaiku. Dia tidak mungkin secepat itu melupakanku. Apakah kamu tidak pernah berfikir jika Nikko hanya menjadikan Carmina untuk pelampiasannya saja, karena dia belum bisa mendapatku aku kembali" ucap Angelica berusaha meyakinkan Isabel.

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now